Sukseskan Swasembada Bawang Putih 2019
Sukseskan Swasembada Bawang Putih 2019
Pilarpertanian - Pilar – Bertempat di Kecamatan Sembalun Lawang, Kabupaten Lombok Timur – Nusa Tenggara Barat (NTB). Direktur Jenderal Pra Sarana dan Sarana Pertanian (PSP), Pending Dadih Permana mendampingi Direktur Jenderal Hortikultura, Spudnik Sujono pada Kamis (11/1/2018), mengunjungi salah satu fasilitas infrastruktur pertanian dalam bentuk embung dan akan menyediakan air bagi pengembangan bawang putih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sembalun terletak di daerah dataran tinggi di pulau Lombok, berada di sebelah timur laut Pulau Lombok di ketinggian sekitar 1.200 – 1600 meter dari permukaan laut (mdpl), serta menjadi bagian dari kawasan gunung berapi, yaitu Gunung Rinjani (3.726 mdpl). Kondisi topografinya dikelilingi bukit-bukit dengan puncak tertinggi Gunung Rinjani, dan terdapat plato/kawasan datar di ketinggian sepanjang lereng Gunung RinjaniSwasembada pangan saat ini terus menjadi fokus program Kementerian Pertanian. Selain padi, jagung, dan kedelai, komoditas bawang putih merupakan salah satu komoditas pertanian lainnya yang ditargetkan untuk menjadi komoditas swasembada. Bawang putih merupakan komoditas pertanian potensial untuk pasar ekspor. Dengan harga yang relatif stabil, bercocok tanam bawang putih merupakan salah satu prospek yang dapat dikembangkan.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sentra bawang putih nasional terbesar terdapat di NTB, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) . NTB memiliki share produksi sebesar 60% terhadap total produksi bawang putih nasional, dimana Lombok Timur memiliki kontribusi 99% terhadap produksi NTB khususnya di Kecamatan Sembalun. Musim tanam bawang putih di Sembalun terbagi menjadi 3, yaitu: Musim Tahun, yaitu antara Desember hingga Januari yang biasa disebut lahan tadah hujan, lalu ada Selak Musim, yaitu antara April hingga Mei yang biasa disebut lahan berpengairan teknis, dan ada pula Musim Balit, yaitu antara Juni hingga Juli yang biasa disebut musim kemarau.Dalam rangka mendukung program swasembada bawang putih pada tahun 2019 yang dicanangkan Menteri Pertanian, Direktorat Jenderal PSP juga mendukung penuh di bidang penyediaan pra sarana dan sarana pertanian, mulai dari penyediaan alat dan mesin pertanian hingga infrastruktur pengairan. Pada tahun 2017 juga telah dibangun embung pertanian sebanyak 4 unit jaringan perpipaan dari 5 mata air di lokasi pengembangan bawang putih desa Sembalun Lawang dan Sembalun Bumbung Kabupaten Lombok Timur melalui bantuan pemerintah yang dilaksanakan secara padat karya. Fasilitasi tersebut dapat menambah luas tanam bawang putih di lahan tadah hujan di dua desa tsb.Dadih menambahkan, pertanaman di musim kemarau itu memiliki kondisi agro ekosistem dan agro klimat yang baik sekali untuk pengembangan bawang putih sehingga ini nanti akan menjadi konsern kita. Dimana saja nanti ada daerah potensial yang butuh di fasilitasi, tentu kami dari Direktorat Jenderal PSP akan memback up. Di Sembalun sendiri telah dibangun embung pertanian yang menggunakan lapisan geomebrane sebanyak 4 unit dan 1 unit Dam parit. Lalu di desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, juga telah dibangun embung yang permukaan tanahnya dilapisi geomembrane sebanyak 2 unit, yang dilaksanakan oleh kelompok tani Horsela dan kelompok tani Langsuna Unggul. Adapun areal pertanian di sekitarnya seluas 100 ha. Dengan adanya suplai air dari sumber mata air atau run off secara berlanjut ke dalam embung, lahan bawang putih seluas 100 ha dapat ditingkatkan produksi dan luas tanahnya.Selain itu untuk lebih mendongkrak ketersediaan air di Sembalun, telah dibangun juga sistem irigasi perpipaan sebanyak 4 paket, dimana komponen kegiatannya meliputi pembangunan bak penampungan air serta pengadaan pipa. Sebagai langkah awal, kami sudah menurunkan alat mesin pertanian, seperti Kultivator sebanyak 15 buah, traktor roda dua juga sebanyak 15 buah, bahkan ada traktor roda empat ada 2 buah yang kita dedikasikan disini. Dadih mengatakan, kendala terbesar dan yang paling utama di daerah sini adalah keterbatasan air dan juga benih, berdasarkan hasil eksplorasi kita terdapat areal yang cukup potensial untuk pengembangan bawang putih, dimana intensitas pertanaman 2 hingga 3 kali dalam satu tahun.Tim teknis dari Direktorat Jenderal Pra Sarana dan Sarana Pertanian telah menemukan 9 titik yang bisa dikelola untuk memback up pengembangan bawang putih di daerah Sembalun sebagai salah satu sentra benih nasional bawang putih. Embung yang ada di Sembalun ini telah dikerjakan di tahun 2017 berdasarkan usulan dari Kelompok Tani (POKTAN) yang ada di kawasan Sembalun Lawang. Embung ini berada di ketinggian yang elevasinya hampir sekitar 100 m, sehingga dengan gravitasi mengalirkan air ke areal petani bawang putih yang berada di area bawah.Sesuai dengan grand strategi dari Kementerian Pertanian, khususnya Dirjen Hortikultura menjelaskan bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta kepada semua jajaran untuk bisa mengupayakan swasembada bawang putih di 2019. Pada awalnya Spudnik dan jajarannya merencanakan di tahun 2033, akan tetapi dituntut oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman agar dipercepat 15 tahun sehingga perlu ada upaya-upaya percepatan.Dengan adanya koordinasi antar Kementerian dan juga Dirjen PSP sendiri langsung merespon dengan cepat bahwa ini menjadi skala prioritas. “Alhamdulillah pada sore hari ini di Sembalun kita lihat bersama-sama dan juga merupakan bukti nyata koordinasi antar Kementerian di internal kami dan juga dari Dirjen PSP merespon sebagai supporting sangat paham bahwa ini menjadi skala prioritas sehingga kita bisa melihat disini ada embung. Kami berharap bahwa Sembalun menjadi sumber daerah sentra benih untuk tingkat nasional,” ujar Spudnik.Sampai saat ini varietas Sangga Sembalun yang merupakan varietas bawang putih asli Sembslun yg dilepas pada tahun 90 an sudah menjadi suatu tren dikalangan para petani Indonesia. “Dengan demikian insha Allah dengan adanya kami berdua, embung sudah disiapkan, berarti tinggal dari jajaran dinas provinsi maupun tingkat kabupaten untuk bersama-sama mendesain kembali agar IP (Indeks Pertanaman) tentu akan memberi nilai manfaat dalam rangka pencapaian mensukseskan swasembada bawang putih di tahun 2019”, tegas Spudnik.Lebih lanjut Spudnik menjelaskan bahwa embung ini selain di Sembalun juga ada di Temanggung, yang akan dijadikan dukungan atau supporting untuk embung ini sehingga tidak ada istilah kemarau dan bisa terus menghasilkan produksi hortikultura khususnya bawang putih.Luas tanam bawang putih di NTB dalam lima tahun terakhir dari tahun 2012 hingga tahun 2016 ialah berturut-turut 420 ha; 381 ha; 379 ha; 313 ha; 409 ha. Pengembangan kawasan bawang putih sembalun mutlak memerlukan dukungan sarana dan pra sarana, baik sarana irigasi seperti embung dan perpipaan maupun infrastruktur jalan. Sembalun memiliki lahan-lahan tegalan (tadah hujan) 2 kali lebih besar dibandingkan lahan sawah irigasi, demikian juga infrastruktur jalan usaha tani yang masih sangat terbatas.Kelompok tani di Sembalun Lawang pun sudah mengarah kepada korporasi petani, ini menjadi penting sehingga bargaining position petani itu sangat kuat apalagi dengan adanya air yang tersedia setiap tahun. Perlu dijelaskan bahwa embung air di Sembalun Lawang ini tidak dari air hujan, melainkan dari sumber mata air yang sepanjang tahun selalu ada. “Tentunya nanti di seluruh Indonesia daerah-daerah yang seperti ini menjadi tugas kami yang memfasilitasi apa arahan dari Dirjen Komoditas khususnya dari Dirjen Hortikultura akan kami tindak lanjuti dan merupakan bagian dari upaya kita untuk menuju kesejahteraan tani Indonesia”, tegas Dadih.Potensi wilayah untuk bawang putih ini ada di daerah Jawa Tengah, umumnya di daerah yang tinggi seperti Temanggung, Guci Tegal, Malang, hampir semua wilayah di Indonesia bisa dikembangkan bawang putih. “Tapi yang jelas kami sangat membutuhkan benih, sehingga konsern kita bisa bersama-sama fokuskan daerah Sembalun menjadi sumber ketersediaan benih nasional untuk bawang putih”, papar Spudnik.Untuk target di 2018, Spudnik menjelaskan bahwa kita membutuhkan target area 26.650 hektar, ini merupakan tantangan tersendiri bagi Dirjen Hortikultura, tetapi kembali lagi kendala utamanya selain air yaitu benih. Kita sudah mencoba di Sembalun menanam benih yang kita bawa dari Taiwan, China, Mesir dan juga India, apakah benih tersebut bisa berhasil tumbuh dan mana yang tidak.Para petani tentu diberikan bekal pelatihan oleh Kementerian Pertanian. Seperti disampaikan oleh Dadih, bahwa Sembalun merupakan potrait kawasan corporate yang sudah sangat solid. “Memang ini yang kita bangun, dan mungkin akan memudahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) untuk memberikan pelatihan-pelatihan tematik bisa masuk kesini. Bahkan disini sudah dilakukan pendampingan oleh BPPSDMP melalui Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang, juga beberapa perguruan tinggi untuk kerja sama pendampingan bawang putih. Dari Dirjen PSP sendiri tentunya akan terus mendampingi para kelompok tani untuk mengelola infrastruktur yang ada supaya dirawat sehingga mempunyai masa pakai yang panjang”, tuturnya.(RZ).