Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

21 July 2021

Stabilkan Pasokan Pangan, Kementan Subsidi Distribusi Cabe Rawit

Stabilkan Pasokan Pangan, Kementan Subsidi Distribusi Cabe Rawit
Foto : Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan, Risfaheri
21 July 2021

Stabilkan Pasokan Pangan, Kementan Subsidi Distribusi Cabe Rawit

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) terus menjaga stabilitas pasokan pangan agar masyarakat dapat mengakses pangan secara merata di seluruh wilayah melalui bantuan subsidi distribusi pangan dari daerah surplus atau yang sedang panen ke daerah defisit ataupun daerah yang mengalami kelangkaan pasokan pangan.

Setelah membantu biaya distribusi telur daging ayam, bawang merah dan telur ayam dari wilayah Jatim ke Maluku. Kaltara dan wilayah Sulsel ke Kaltim beberapa waktu lalu, BKP kembali memfasilitasi distribusi komoditas pangan yaitu cabai rawit.

“Akhir pekan lalu kita bantu biaya distribusi cabai rawit dari Enrekang ke Samarinda,” ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Risfaheri dalam keterangannya, Rabu (21/07/2021).

Lebih lanjut dijelaskannya, sebanyak 23,7 ton cabai rawit diangkut pada 17 Juli 2021 dan sebanyak 17,8 ton baru diangkut pada tanggal 18 Juli 2021 dari daerah sentra yang saat ini panen di wilayah Enrekang Sulsel ke Samarinda, Kalimantan Timur.

“Cabai rawit ini kita distribusikan pengusaha lokal di kota Samarinda dengan harga cabai rawit di pasar Rp. 52.000-55.000 kg,” ujar Siti Farisyah Yani, Kadis Pangan Provinsi Kaltim.

Tamin, salah seorang pedagang cabai di Samarinda, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu pedagang cabai,

“Dengan bantuan ongkos distribusi ini kami bisa menekan harga jual dan tentu masyarakat bisa berbelanja lebih banyak,” ujarnya.

Cabai rawit yang dibeli dari gapoktan dengan harga Rp. 47.000 per kg, dijual di Samarinda dengan harga antara Rp. 52.000-55.000 kg di bawah harga pasar sebesar 68.000/kg.

Risfaheri juga mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan stok pangan di berbagai daerah melalui Sistem Monitoring Stok Pangan (Simonstok) sebagai instrumen strategis yang ada di BKP Kementan.

Kepala BKP Agung Hendriadi dalam pernyataannya beberapa waktu lalu mengatakan Simonstok ini mampu memetakan kondisi stok pangan dan kebutuhan bahan pangan pokok di daerah. Berdasarkan pemetaan tersebut, kemudian dilakukan intervensi dari daerah surplus ke daerah defisit guna menjamin pasokan dan distribusi pangan yang merata dan terjangkau di seluruh daerah.

Bersamaan dengan penerapan PPKM Jawa Bali, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan komitmennya dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat melalui berbagai strategi. Mentan SYL juga menjamin neraca ketahanan pangan khususnya pada 12 komoditas dasar pertanian dalam kondisi yang aman,

“Kita petakan secara maksimal, maka dari apa yang kami miliki neraca cukup baik dan terkendali. Bahkan sampai Desember pun kami yakin. Dengan perkiraan kita dan validasi, 12 komoditas terjamin dengan aman,” ujarnya.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *