Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

16 August 2021

Kementan Dorong Produksi Kacang Hijau Sebagai Sumber Gizi Potensial

Kementan Dorong Produksi Kacang Hijau Sebagai Sumber Gizi Potensial
Foto : Kementerian Pertanian Mendorong Produksi Kacang Hijau untuk Pangan Keluarga dan Masyarakat Indonesia
16 August 2021

Kementan Dorong Produksi Kacang Hijau Sebagai Sumber Gizi Potensial

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian meminta masyarakat mempunyai inovasi dalam pendayagunaan kacang hijau untuk pangan keluarga dan masyarakat. “Bagaimana tugas kita menumbuhkan semangat menanam kacang hijau supaya meningkat harga jualnya,” kata Amirudin Pohan sebagai Direktur Aneka Kacang dan Umbi pada acara webinar yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan (11/8).

Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor, mengunkapkan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sejak janin, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Sehingga penting untuk memperkenalkan beraneka ragam pangan sejak dini. Dalam memilih makanan harus beragam agar tidak ada bahan makanan yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan tubuh.

“Makanan yang kita konsumsi harus bergizi, makanlah dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan yang terakhir harus aman karena yang kita makan-makanan yang bebas dari kuman, bahan kimia dan benda berbahaya,” ujarnya.

Contohnya, kacang-kacangan banyak mengandung serat yang bermanfaat untuk kesehatan, meliputi melancarkan pencernaan dan mencegah kanker kolon, menurunkan kadar glukosa darah, berfungsi sebagai prebiotic, mengontrol kegemukan dan obesitas serta mengurangi kadar kolestrol dalam darah.

Seperti halnya kacang hijau memiliki kandungan protein 20-25%, daya cerna 77%, lemak 0,7-1 gr/kg, lemak tak jenuh 73%, lemak jenuh 27% dan karbohidrat 62-63%. Kandungan lemak kacang hijau adalah 1,3%, jauh lebih rendah dari pada kedelai (18%). Oleh sebab itu, kacang hijau sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Rendahnya lemak di dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan dan minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik.

Sementara itu menurut Rudi Iswanto, Peneliti Balitkabi Malang, dalam teknik budi daya kacang hijau diperlukan teknik agar dapat hasil produksi yang tinggi. Syarat yang harus dipenuhi antara lain : penyiapan lahan, varietas unggul dan benih bermutu, tanam, pemupukan, pengendalian gulma, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, serta teknologi Pasca Panen Benih. 

“Varietas unggul dan benih bermutu sangat dibutuhkan agar hasil yang diinginkan memuaskan,” sebutnya. Benih bermutu antara lain harus murni dan diketahui nama varietasnya, daya tumbuh tinggi (minimal 80%, tergantung kelas benih) dan vigornya baik, biji sehat, bernas dan tidak keriput, tidak terinfeksi organisme pengganggu tanaman (OPT), dan tidak tercampur biji tanaman lain atau biji rerumputan.

Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebut masih terbuka peluang produksi ditingkatkan dengan aplikasi teknologi budi daya kacang hijau yang baik, penggunaan varietas maka hasilnya akan lebih tinggi lagi.

Suwandi berpesan agar petani bermitra secara konsisten. Jangan spekulasi terhadap fluktuasi harga sehingga petani kehilangan pasar. “Bermitralah dengan mitra yang dapat menjamin kepastian pasar dan harga”, lanjut Suwandi.

“Saya yakin pasar akan terus bagus, karena permintaan sangat tinggi dan pasokan belum banyak. Potensi sangat besar bagi petani maupun pelaku usaha yang lain,” kata Suwandi.

Sebagai catatan informasi capaian luas panen Tahun 2020 seluas 184,47 ribu ha dengan produksi 278,17 ribu ton, dan produktivitas 12,04 ku/ha, rata-rata meningkat 1,69%. Produktivitas meningkat memperlihatkan adanya peningkatan penggunaan teknologi budi daya kacang hijau.

Produktivitas kacang hijau masih bisa dikembangkan dengan meningkatkan teknologi budi daya, seperti penggunaan benih unggul bersertifikat. Dalam 8 tahun terakhir, pemenuhan kebutuhan kacang hijau masih belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang pengembangan kacang hijau.

Saat ini pertanaman kacang hijau masih terkonsentrasi di pulau Jawa, sehingga pengembangan kacang hijau di luar Jawa masih terbuka untuk dilakukan.

Hingga saat ini, ada 22 varietas kacang hijau yang telah banyak ditanam petani. Varietas kacang hijau yang telah berkembang seperti Murai, Betet, Kutilang, Perkutut, Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4 dan Vima 5.

Selama ini ada dua cara budi daya kacang hijau yang dilakukan petani. Budi daya tanam teratur menggunakan tugal, membutuhkan benih 25-40 kg/ha serta penggunaan herbisida. Serta budi daya tanam secara sebar meskipun benih yang diperlukan lebih banyak 40-60 kg/ha.

Hasil biji 1,5-2 ton, dengan biaya produksi yang bervariasi Rp 2-7 juta per ha akan diperoleh pendapatan bersih sekitar 12-17 juta dalam kurun waktu 2 bulan. Hal ini tentu sangat menarik minat petani untuk berusahatani kacang hijau.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *