Petani Lampung Dukung Kementan Gencarkan Budi Daya Tanaman Sehat Padi
Petani Lampung Dukung Kementan Gencarkan Budi Daya Tanaman Sehat Padi
Pilarpertanian - Salah satu tantangan terbesar dari upaya pengamanan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah tingginya penggunaan input agrokimia di tingkat petani. Penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi berdampak pada kesehatan lingkungan, terganggunya keseimbangan agroekosistem dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Dalam rangka mengurangi dampak input kimiawi pada pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan meluncurkan kegiatan Dem Area Budi Daya Tanaman Sehat (BTS) di sejumlah provinsi di Indonesia. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi menyampaikan bahwa kegiatan Dem Area BTS ini diharapkan dapat meningkatkan minat petani untuk berbudidaya tanaman sehat.
“Kegiatan Dem Area BTS ini dilakukan pada luasan 34.500 Ha tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, NTB dan Sulawesi Selatan. Komponen bantuan yang diberikan adalah benih padi inhibrida, pembenah tanah organik, pupuk hayati, dan pestisida biologi”, jelas Takdir.
“Kegiatan Dem Area BTS bertujuan untuk memberikan contoh dan memotivasi petani untuk menerapkan budi daya tanaman sehat, serta mengelola keberadaan OPT agar tidak menimbulkan kerugian secara ekonomi. Harapannya pengetahuan dan pemahaman petani dalam pengelolaan OPT meningkat. Kami juga mengajak petani untuk lebih bijaksana dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian, dengan menerapkan budi daya tanaman sehat”, tambah Takdir.
Salah satu provinsi yang terlibat dalam kegiatan Dem Area BTS adalah provinsi Lampung. Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bagiyo Warsito menyambut baik adanya kegiatan Dem Area BTS tersebut. “Budi daya tanaman sehat pada komoditas padi diharapkan menjadi percontohan yang baik bagi petani di provinsi Lampung bahwa hasil panennya akan memuaskan bahkan lebih baik dari budi daya konvensional yang mengandalkan input kimiawi yang tinggi. Ramah lingkungan bahkan biaya produksinya pun menjadi lebih rendah karena tidak boros akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi”, ujar Bagiyo.
“Untuk provinsi Lampung sendiri terdapat 31 kelompok tani yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan Dem Area BTS. Luas area kegiatan Dem di provinsi Lampung mencapai total 1.475 Ha”, lanjut Bagiyo.
Salah satu peserta kegiatan yang juga merupakan ketua Kelompok Tani Nakan Nakan Jaya, Badru Jaman bersyukur dapat mengikuti kegiatan Dem Area BTS karena dapat membantu meningkatkan kesadaran anggotanya untuk mulai meninggalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi secara berlebihan.
“Dengan adanya kegiatan ini kami berharap petani di wilayah kami sadar bahwa menggunakan bahan alami baik pada pupuk maupun pestisida jauh lebih menguntungkan tidak hanya dari soal biaya tapi juga ramah untuk lingkungan sekitar dan kesehatan kita bersama”, kata Badru.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan pentingnya usaha-usaha pengamanan produksi pertanian berbasis ramah lingkungan agar pertanian dapat berkelanjutan sesuai Amanah UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan. “Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budi daya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat karenanya.
Dengan demikian, hal ini turut mendukung percepatan terwujudnya pertanian maju, mandiri dan modern. Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita”, tegas Suwandi.(ND)