Penguasaan Teknologi Kultur Antera Bermanfaat untuk Akselerasi Perakitan Varietas
Penguasaan Teknologi Kultur Antera Bermanfaat untuk Akselerasi Perakitan Varietas
Pilarpertanian - Pilar – Swasembada pangan, baik padi jagung maupun kedele (pajale) merupakan program strategis strategis yang menjadi sasaran pembangunan pertanian hingga saat ini. Program tersebut memerlukan dukungan teknologi agar produktivitas dan luas areal tanaman dapat ditingkatkan. Tantangan itu harus dapat diatasi karena kebutuhan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi penduduk dari non beras ke beras.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Peningkatan produktivitas tanaman baik pada lahan subur maupun lahan sub-optimal memerlukan varietas tanaman yang dapat beradaptasi dan berpotensi produksi tinggi serta ketahanan terhadap cekaman biotik maupun abiotik. Untuk dapat mempercepat perakitan varietas padi, Balitbangtan perlu menguasai dan menerapkan teknologi yang makin baik. Penerapan metode pemuliaan konvensional terbukti mampu menghasilkan banyak varietas unggul. Namun dengan adanya tuntutan untuk makin cepat menghasilkan varietas unggul baru, diperlukan teknik-teknik baru agar mampu mengakselerasi perakitan varietas unggul tersebu. Salah satu teknik yang dapat digunakan antara lain kultur antera. Teknik ini merupakan teknik yang berbasis bioteknologi in vitro
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemuliaan konvensional memiliki banyak tahapan mulai proses persilangan, penggaluran, dan pengujian-pengujian sampai galur dapat dilepas sebagai varietas dan diperbanyak produksi benihnya. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu 7-10 tahun. Dari rangkaian proses tersebut waktu terlama, sekitar 4-5 tahun, adalah saat melakukan penggaluran dengan cara seleksi setiap generasi sampai mencapai minimal generasi F8.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Upaya untuk memperoleh galur murni dengan homozygositas tinggi melalui kegiatan seleksi merupakan salah satu kegiatan terpenting pada pemuliaan tanaman padi. Untuk mengatasi hal ini, kultur antera merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan. Tanaman galur murni yang diperoleh dari kultur anthera sering disebut tanaman dihaploid (DH) yang dihasilkan langsung pada generasi awal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penerapan teknik kultur anter untuk mendukung program pemuliaan konvensional dapat meningkatkan efisiensi proses seleksi. Karena dapat mempercepat homozigositas populasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kultur antera padi, antera yang ditanam secara in vitro pada media kultur dapat menghasilkan tanaman secara spontan dari butir sari muda (uninucleate pollen) yang terdapat di dalamnya. Oleh karena pollen bersifat haploid yang hanya mempunyai ½ jumlah kromosom somatiknya, maka penggandaan kromosom tersebut secara spontan dalam kultur in vitro secara teoritis akan menghasilkan tanaman doubled-haploid atau dihaploid (DH). Tanaman DH mempunyai dua set kromosom yang identik dengan bentuk haploidnya serta dapat membentuk sel kelamin jantan dan sel telur seperti tanaman diploid biasa yang bersifat fertil. Oleh karena itu menurut Iswari S. Dewi, peneliti di BB Biogen, tanaman DH terseleksi dapat digunakan sebagai galur murni dengan homozigositas tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan mengaplikasikan teknik kultur antera ini Balibangtan pada tahun 2013 telah melepas padi sawah Inpari HDB yang dirakit melalui teknik kultur antera. Varietas ini dalam perakitannya juga dibantu dengan teknik marka molekuler. Varietas ini dapat secara spesifik digunakan di daerah endemik penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) yang merupakan salah satu penyakit utama padi. Selain tahan penyakit HDB, rataan produksi gabah kering giling (GKG) varietas ini 6,14 t/ha dengan potensi hasil sebesar 9,3 t/ha GKG. Saat ini, melalui penerapan teknik ini, telah diperoleh galur-galur harapan padi sawah dan padi gogo dalam waktu lebih singkat 3 tahun, dan siap untuk uji multilokasi. Begitu bermanfaatnya teknik ini, saat ini teknik kultur antera padi telah diadopsi di institusi yang melakukan pemuliaan padi seperti di BB Padi dan IPB. (IM).