Balitbangtan Workshop Telnologi Pasca Panen Cabai
Balitbangtan Workshop Telnologi Pasca Panen Cabai
Pilarpertanian - Pilar – Sebagai rangkaian akhir kegiatan Pilot ASEAN Cooperation Project: Reduction of Postharvest Losses for Agricultural Produces and Products (ASEAN PHL-R) di Indonesia, Balitbangtan bersama PT. Agro Indo Mandiri dan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan workshop “Teknologi Penekanan Kehilangan Pascapanen Cabai” di Ruang Pertemuan Kantor Balai Desa Sugihmas. Workshop ini bertujuan untuk mensosialisasikan capaian kegiatan implementasi inovasi pascapanen pada Gapoktan Maju Mandiri sebagai bagian dari ASEAN PHL-R. Selain itu, diharapkan dengan workshop ini pelaku usaha tani dan pemasaran cabai, Pemerintah Pusat dan Daerah serta stakeholders lainnya terdorong untuk menerapkan rekomendasi teknologi yang dihasilkan dari Project ASEAN PHL-R.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan Pilot ASEAN PHL-R itu sendiri sudah dimulai dari tanggal 6 Februari 2018 dan akan berakhir pada 23 Mei 2018. Beberapa tahapan kegiatan yang telah dilakukan antara lain survey dan penelitian lapang, eksplorasi teknologi, dan implementasi teknologi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Workshop dibuka oleh Kepala Desa Sugihmas, Bpk. Sriyanto dan Prof. Dr. Argono Rio Setioko selaku Team Leader Pilot ASEAN PHL-R dan Direktur PT. AIM. Pemaparan mengenai hasil implementasi teknologi disampaikan Dr. S Joni Munarso, peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen dan Assistant Team Leader dari ASEAN PHL-R di Indonesia. Menurutnya, hasil yang didapatkan sangat menggembirakan karena telah menurunkan kehilangan pascapanen secara signifikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Intervensi awal yang perlu dilakukan untuk menekan kehilangan pascapanen cabai adalah dengan memotong rantai pasoknya, dimana kehilangan hasil dapat turun dari 20-30% menjadi < 10%. Lebih jauh lagi, teknologi penanganan cabai yang tepat dapat meningkatkan penurunan kehilangan hasil tersebut.
Teknologi yang diterapkan antara lain penggunaan Bagan Warna Cabai sebagai panduan panen oleh petani, penggunaan krat sebagai wadah cabai dalam pengangkutan ke pengumpul/pengepak, perlakuan ozon sebagai antimikroba, pengemasan menggunakan kardus berperforasi dan penggunaan transportasi berpendingin untuk distribusi jarak jauh.
Hasil penurunan kehilangan pascapanen yang signifikan ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Ir. Wijayanti. Pemda akan mengembangkan Packing House (PHO) di beberapa wilayah sentra cabai di Magelang dengan mengacu pada teknologi Balitbangtan tersebut.
Sebanyak sekitar 40 orang anggota Gapoktan cabai di Kabupaten Magelang berharap agar implementasi teknologi tidak berhenti dengan berakhirnya Pilot ASEAN PHL-R, namun dapat terus berlangsung bahkan direplikasi di kelompok tani lainnya. Oleh sebab itu, jika dipandang perlu, maka perlu adanya sertifikasi untuk memberikan jaminan mutu pada produk cabai hasil implementasi. Diharapkan dengan jaminan mutu tersebut, petani menerima harga yang lebih layak.(LT).