Anggaran Terus Turun, Kementan Jaga Penggunaan Anggaran On The Track
Anggaran Terus Turun, Kementan Jaga Penggunaan Anggaran On The Track
Pilarpertanian - Peran sektor pertanian sangat penting dalam menopang pembangunan nasional, terutama dalam menjaga ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan. Dua tahun pandemi, Kementerian Pertanian selaku institusi yang bertanggung jawab, berhasil mengawal dua tugas tersebut.
Salah satu kunci keberhasilannya menurut Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa adalah etos kerja dan dedikasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, selama pandemi, Kementan bekerja justru lebih keras lagi dalam rangka memastikan kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia terpenuhi.
“Bahkan pada hari libur pun Mentan dan pegawai lainnya tetap bekerja di lapangan dengan segala resikonya di masa pandemi covid-19,” kata Ketut di Jakarta, Jumat (8/4/2022).
Sektor pertanian memegang peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Namun hal tersebut tidak turut diikuti dengan peningkatan anggaran. Faktanya, Ketut mengatakan anggaran Kementan memang terus turun dari tahun ke tahun. Pada 2015 adalah yang tertinggi yaitu Rp 32.72 triliun. Kemudian pada 2016 turun jadi Rp 27.72 triliun, Rp 24.23 triliun (tahun 2017), Rp 23.90 triliun (tahun 2018) dan Rp 21.71 triliun (tahun 2019), Rp 15,8 triliun (tahun 2020), kemudian Rp. 19,71 triliun (tahun 2021) dan yang terbaru untuk tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp. 14,45 triliun.
“Bisa dilihat bahwa anggaran Kementan terus menurun dari tahun ke tahun namun ini tidak menurunkan kinerja sektor pertanian utamanya dalam menjaga ketersediaan pangan diseluruh daerah,” kata Ketut.
Upaya menjaga ketersediaan pangan dan memastikan pangan cukup yang tidak pernah mengenal waktu itu menurut Ketut berimplikasi kepada aktivitas perjalanan dinas (Perjadin) yang cukup tinggi.
“Arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat jelas. Beliau selalu menekankan penggunaan anggaran yang efisien, harus on the track termasuk anggaran Perjadin. Dan tentunya berdampak pada petani dan pemulihan ekonomi negara,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketut menjelaskan bahwa anggaran perjalanan di Kementan sesuai penyampaian Bapak Sekjen Kasdi Subagyono pada saat RDP bersama komisi IV DPR RI, disebut sebesar maksimal 10 persen dari anggaran biaya tetap operasional atau 1,1 triliun, adalah sesuai dengan rambu-rambu selama ini dalam rangka efisiensi dan efektivitas pengawalan pelaksanaan program. Dan berdasarkan peraturan, anggaran Perjadin Kementan masih sesuai dengan angka yang ditetapkan.
“Sumber anggaran Perjadin dari uang rakyat, maka setiap rupiah yang dikeluarkan dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan negara. Dan itu sudah Kementan lakukan,” pungkasnya.
Dampak positif dari penggunaan anggaran yang baik dan efisien ini, terlihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang positif, ekspor komoditas pertanian melonjak signifikan tahun 2021 mencapai Rp 625,04 triliun atau meningkat 38,6% persen dari nilai ekspor tahun 2020. Dan yang terpenting indikator kesejahteraan petani dalam kurun 2 tahun terakhir terus naik, nilai tukar petani (NTP) Maret 2022 meningkat 0,42 persen menjadi 109,29.
“Semua capaian ini karena seluruh elemen di Kementan bergerak. Turun ke lapangan dan bekerja keras. Hingga hari ini, 11 pangan pokok kita juga jaga dengan baik. Kita pastikan makanan rakyat cukup ketersediaannya,” tutup Ketut.(BB)