Embung untuk Kesejateraan Petani
Embung untuk Kesejateraan Petani
Pilarpertanian - Pilar – Menghadapi musim kemarau 2018 sekaligus menindaklanjuti Inpres No. 1 tahun 2018 tentang percepatan pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya di desa, Badan Litbang Pertanian bekerja sama dengan Universitas Riau dan Pemda setempat kembali menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Pemanfaatan Embung dan Bangunan Air lainnya untuk Irigasi Pertanian” di Aula BPTP Balitbangtan Riau pada tanggal 14 Mei 2018. Kegiatan Bimtek yang diikuti oleh sekitar 40 orang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Riau, Kabid Sarpras, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Staf dan Penyuluh Dinas Pertanian kabupaten Kampar, para Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan Riau.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hingga tahun 2018 ini, sinergi dari tiga Kementerian Pertanian, Kementerian Desa PDTT dan Kementerian PUPR telah membangun lebih dari 5.500 buah embung/dam parit baik ukuran kecil maupun sedang di seluruh Indonesia sebagai model percontohan dalam membangun sekitar 30.000 buah di seluruh Indonesia dari Dana Desa atas instruksi presiden yang tertuang dalam Inpres No. 1 tahun 2018 tersebut, demikian penjelasan Dr. Harmanto, M Eng, Kepala Balitklimat dalam paparannya. Lebih lanjut Harmanto mengatakan bahwa ada tiga prasyarat dalam pembangunan embung, dam parit maupun long storage agar embung dan bangunan air lainnya tersebut bermanfaat dan berfungsi secara berkelanjutan, yaitu: (1) harus ada sumber air sebagai suplesi utama; (2) terdapat hamparan sawah/lahan yang akan diairi dan (3) ada kelompok tani/gapoktan sebagai pelaku pembangunan embung dan pengelola embung agar bermanfaat dan tetap terpelihara. Kementerian Pertanian (BBSDLP dan BPTP seluruh Indonesia) telah melakukan identifikasi lokasi-lokasi pembangunan embung dan bangunan air lainnya di lahan kering/ tadah hujan untuk melayani irigasi lahan seluas 4 juta Ha, dan lokasi tersebut telah dikompilasi dalam SIPPERDES untuk dibangun hingga tahun 2019 dengan dana desa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Narasumber lainnya, Dr. Budi Kartiwa, CESA., menyampaikan metode Survei Identifikasi Design (SID) tahapan pembangunan embung dan bangunan air lainnya mengenai pembuatan design (ukuran, bahan dan jenis bangunan), rincian anggaran biaya (RAB) dan lokasi yang tepat dikaitkan dengan areal sawah/lahan layanan irigasi dengan bantuan software/ aplikasi Avenza. Hasil praktek di lapangan dengan para peserta Bimtek, bahwa propinsi Riau sebagian besar merupakan daerah rawa dan pasang surut dimana seslau ada masalah kekeringan dan kebanjiran, maka embung tidak cocok dibangun tetapi berupa long storage dengan membangun pintu air, polder memanjang untuk menampung air dan digunakan pada musim kemarau dengan pompa air bantuan Pemerintah. Dr. Nono Sutrisno, narsum dari Balitklimat lainnya memaparkan pentingnya pemanfaatan embung dan bangunan air lainnya yang telah dibangun agar pada musim kemarau terisi air dan dapat digunakan petani sebagai air irigasi. Beliau juga menekankan pentingnya perawatan dan pemeliharaan embung dan bangunan air lainnya yang memerlukan biaya dan perlu pengelolaan air yang baik lewat kelompok tani atau himpunan kelompok pemakai air dalam suatu kelembagaan yang profesional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam Bimtek ini, juga telah dijelaskan peran Sistem Informasi yang telah dihasilkan oleh BBSDLP mendukung keberhasilan penerapan teknologi yang telah dihasilkan. Narsum Saeful Bahri, S Kom. M Si. (BBSDLP) menyampaikan pentingnya SiSULTAN dan Peta Loka sumber daya lahan pertanian di propinsi Riau yang didominasi oleh hamparan lahan yang rata baik di hulu maupun di hilir merupakan cekungan dan genangan air yang dapat dimanfaatkan sebagai air irigasi pada musim kemarau. Sistem Informasi dan Peta Loka tersebut juga memberikan gambaran penggunaan lahan dan rekomendasi sumber daya air untuk pertanian agar lingkungan tetap terjaga kelestariannya. Merespon meteri bimtek yang sangat menarik dan dirasakan manfaatnya tersebut, Dr. Wawan, Dekan Pasca Sarjana, Unri mengapresiasi kegiatan Bimtek ini dan mengharapkan ada kajian lebih mendalam terhadap isu-isu atau masalah sumber daya lahan dan air di propinsi Riau, sehingga bisa swasembada pangan ke depan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bimtek yang menjelaskan potensi dan peran embung serta tahapan pembangunan embung dan bangunan air lainnya di Riau ini sangat membantu kami dalam pendampingan pembangunan embung baik yang dibiayai dari APBN maupun Dana Desa” jelas Aan, Kabid PSP, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Riau. Staf dan penyuluh di Kampar juga merasakan manfaat memudahkan dalam melakukan pembangunan embung dan bangunan air di daerahnya. “Pengenalan aplikasi Avenza sangat membantu dalam perencanaan pembuatan embung dan bangunan air lainnya”, jelas salah satu staf Dinas Pertanian kabupaten Kampar, Riau.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kesempatan terpisah, Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Prof. Dr. Dedi Nusyamsi, M. Agr menyampaikan Badan Litbang Pertanian memilik benyak teknologi pemanfaatan air dan air, antara lain embung, dam parit, long storage dan sumur dangkal.“Embung di beberapa daerah terbukti dapat meningkatkan indeks pertnaman padi sawah dan meningkatkan produksi, karenanya perlu dilakukan pelatihan dan bimbingan teknis bagi petugas dan penyuluh yang ada di daerah agar dapat lebih diperkenalkan teknologi-teknologi pengelolaan air yang kita meilik,” papar Dedi memberikan.(LT).