Kementan Bersama Petani Sumba Barat Daya Berhasil Tangkap Belalang Kembara Hingga 8 Ton
Kementan Bersama Petani Sumba Barat Daya Berhasil Tangkap Belalang Kembara Hingga 8 Ton
Pilarpertanian - Menjelang pertengahan tahun 2022, populasi hama belalang kembara kembali meningkat di Pulau Sumba. Saat ini, terpantau adanya migrasi belalang kembara yang bersumber dari Sumba Timur telah mencapai Sumba Barat Daya. Menyikapi hal tersebut, berbagai upaya pengendalian belalang kembara di Sumba Barat Daya terus digencarkan sejak awal Mei hingga saat ini.
Menegaskan upaya tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan bersama Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Nusa Tengggara Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya terus berkoordinasi untuk melakukan upaya-upaya pengendalian yang mungkin dilakukan.
Kepala BPTPH Provinsi Nusa Tenggara Timur, Gabriel Gara Beni merespon cepat arahan dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan terkait migrasi dan kondisi serangan belalang kembara yang ada di Sumba Barat Daya. “Kami siap mendekatkan bahan pengendali ke titik-titik pengendalian yang ada. Langkah ini kami ambil sebagai upaya cepat pengamanan pertanaman padi dan jagung yang ada di Sumba Barat Daya dari ancaman serangan hama belalang kembara” ujar Gebi, sapaan akrabnya.
Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mata menyatakan bahwa pihaknya rutin melakukan pengendalian di berbagai kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya. “Mengingat stadia belalang kembara sudah memasuki fase imago, pengendalian mekanik dan kimiawi gencar kami lakukan pada malam hari, dari jam 7 malam hingga 8 pagi esok harinya. Kami dari pemerintah daerah juga terus mendorong masyarakat untuk turut mengamankan lahan-lahan pertanaman mereka dari invasi belalang kembara” jelas Kornelius.
Kementan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya terus bersinergi melakukan gerakan pengendalian (gerdal) baik secara mekanik maupun kimiawi, yang dilakukan secara swadaya maupun melalui fasilitasi pemerintah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumba Barat Daya, Rofinus Kaleka menambahkan bahwa pengendalian memang lebih efektif dilakukan pada malam hari, saat belalang sedang turun dan mencari makan. “Terbukti dari gerdal belalang kembara yang sudah kami lakukan 2 hari terakhir, Jumat dan Sabtu (27/5 – 28/5), jumlah imago belalang kembara yang berhasil tertangkap oleh petani dan masyarakat sangat banyak, menembus angka 8 ton”, terang Rofinus. Kementan dan Pemerintah Daerah setempat pun memberikan hadiah sebagai apresiasi terhadap partisipasi masyarakat tersebut.
Petugas lapangan setempat, Merry, membenarkan bahwa jumlah belalang kembara yang berhasil ditangkap tepatnya mencapai 8,7 ton imago belalang yang didapat dari 4 titik pengendalian di Kecamatan Kodi Utara (Desa Kendu Wela, Mangga Nipi, Bukambero, dan Hameli Ate). “Keberhasilan gerakan pengendalian mekanik ini tentunya tidak terlepas dari semangat petani dan warga sekitar untuk menyelamatkan lahan pertanaman jagung mereka” imbuh Merry. Lebih lanjut Merry menyatakan, 8,7 ton itu per 1kg nya ada 1.000 belalang, jadi hasil tangkapan ada 8,7 juta belalang kembara.
Tinus, petani Desa Mangga Nipi menyampaikan bahwa petani sangat berterima kasih atas bantuan dan dukungan dari pemerintah terkait upaya pengamanan tanaman dari serangan belalang kembara. “Kami melakukan gerdal secara terus-menerus agar dapat menyelamatkan pertanaman yang ada. Berkat bantuan pemerintah yang datang, lahan pertanaman jagung di tempat kami masih ada yang bisa terselamatkan” ungkap Agustinus.
Dihubungi ditempat yang berbeda, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi menjelaskan bahwa pengendalian serangan belalang kembara baik secara mekanik, aplikasi agens hayati, maupun insektisida kimia sintetik akan terus dilakukan sampai dapat dikendalikan pada tingkat populasi yang aman. Gerdal akan dilakukan secara serentak dan konsisten di berbagai lokasi. “Kami tidak akan berfokus pada satu strategi pengendalian saja. Upaya pemulihan agroekosistem, pemanfaatan predator alami belalang kembara seperti burung branjangan juga akan kami maksimalkan. Berbagai upaya-upaya ini akan kami lakukan untuk mencegah belalang menyerang pertanaman dan meminimalisir serangan yang sudah terjadi” tegas Takdir.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menghimbau petugas POPT, penyuluh, pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk terus mendampingi petani dalam melakukan upaya pengamanan lahan pertanian dari serangan hama belalang kembara. “Sesuai dengan amanah yang diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk tetap melakukan pengawalan pertanaman dengan inovatif dan kreatif, berdasarkan sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Kita bisa mengatasi hama ini jika semua pihak berkomitmen dan bersinergi memaksimalkan berbagai upaya pengendalian yang ada”, ujar Suwandi.(ND)