Peringati Hari Krida Pertanian, Mentan SYL Panen Padi IP 400 di Kabupaten Sukoharjo
Peringati Hari Krida Pertanian, Mentan SYL Panen Padi IP 400 di Kabupaten Sukoharjo
Pilarpertanian - Peringatan Hari Krida Pertanian Tahun 2022 yang bertemakan Pertanian Indonesia Siap Menghadapi Krisis Pangan Global, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan Panen-Tanam secara serentak di seluruh Indonesia untuk komoditas Jagung, Kedelai dan/atau Padi IP 400. Kegiatan Panen-Tanam ini dilaksanakan di seluruh Indonesia melalui daring dan dipusatkan di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah yang di hadiri Bupati Sukoharjo, Perwakilan FAO dan stakeholder.
Sebagai pusat kegiatan, Mentan SYL melakukan tanam padi IP 400 seluas 257 ha di Desa Tegal Sari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (22/6/2022). Gerakan IP 400 dilaksanakan pada tahun 2021 seluas 9.834 ha di 23 Provinsi dan 98 Kabupaten/Kota dan pengembangan di tahun 2022 seluas 150.000 ha dilaksanakan di 27 Provinsi dan 169 Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan Gerakan IP 400 di Kabupaten Sukoharjo sendiri di tahun 2021 seluas 2.088 ha dan tahun 2022 pengembangannya seluas 7.912 ha, sehingga total Gerakan IP 400 tahun 2022 seluas 10.000 ha yang dilaksanakan di 12 kecamatan, 124 Desa.
Mentan SYL mengatakan peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 pada tahun 2022 ini sebagai momentum untuk siap menghadapi semua masalah yang ada, menghadirkan peluang dan kesempatan pada sektor pertanian yang makin baik. Oleh karena itu, yang paling penting dari acara ini menghadirkan konsolidasi emosional semua pihak yang bertanggung jawab dengan pertanian.
“Peringatan Hari Krida Pertanian yang ke 50 ini kita meneguhkan tekad semangat dan kemauan kita, agar tahun ini kita hadapi pertanian yang harus lebih baik, lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern lagi. Karena dengan adanya semangat, tekad dan kemauan kita bersama, akan menghadirkan cara-cara baru, cara-cara yang lebih maju, lebih modern, lebih berkualitas,” demikian dikatakan SYL pada peringatan Hari Krida Pertanian di Sukoharjo tersebut.
SYL mengapresiasi program IP 400 sebab tidak mudah untuk dilakukan. Menurutnya, yang paling penting dari program IP 400 ini adalah memindahkan paradigma rakyat menjadi sebuah edukasi bahwa 4 kali bertanam dan panen dalam satu tahun itu hal yang sangat pasti.
“Program IP 400 ini adalah cara baru, inovasi baru dan bisa dijadikan sebuah motivasi bagi semua pihak. Kalau kita tanam cuma 2 kali biasa saja. Kalau tiga kali, kamu boleh diangkat sebagai sesuatu yang terus maju. Tapi kalau 4 kali itu luar biasa,” tegasnya.
Di acara ini, Perwakilan FAO untuk Indonesia, Rajendra Aryal mengapresiasi kepemimpinan Menteri Pertanian SYL yang selama ini mengelola sektor pertanian dengan sangat baik dalam kondisi-kondisi yang sulit. Ia menilai dalam 2 tahun ini selalu menekankan betapa sektor pertanian berkembang secara positif dan memberikan kontribusi yang sangat signifikan kepada perekonomian di Indonesia.
“Setelah pandemi covid-19 dan dalam masa krisis, kami yakin dengan kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan dapat melewatinya dengan baik. Sesuai dengan yang sering disampaikan hampir 60 negara yang sudah dalam kondisi akan mengalami krisis pangan, dengan kepemimpinan Bapak menteri, saya yakin mampu memberikan kontribusi besar untuk menghadapi krisis pangan global,” tegas Rajendra.
Bupati Sukoharjo, Etik Suryanti mengungkapkan petani Sukoharjo sangat merespon baik program IP 400 karena dengan adanya program IP 400 ini, produksi dan pendapatan petani meningkat. Sebelumnya, petani maksimal hanya tanam 3 kali dalam setahun bahkan sebagian lahan hanya ada yang 2 kali dalam setahun.
“Agar petani semakin mantap dalam melaksanakan kegiatan ini, kami sudah berupaya untuk membantu pemasaran hasilnya melalui badan usaha milik petani. Sehingga penjualan hasil padi sepertiga yang awalnya lebih rendah dibanding dengan varietas yang sudah biasa ditanam petani menjadi paling tidak sama dengan varietas yang lain,” ucap Etik.
Oleh karena itu, Etik berharap jika petani menjual berasnya dengan harga berapapun jangan ditawar lagi. Sebab petani melakukan tanam hingga panen dengan susah payah, berpanas-panasan dan tidak pernah mengeluh.
“Tadi kita mengadakan panen bersama Bapak Menteri, ternyata panen menggunakan combine juga susah sekali, makanya saya berharap pada Bapak/Ibu kalau pergi ke pasar jangan ditawar lagi. Kalau petani jual beras berapapun langsung dibeli,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan penerapan pola tanam padi IP 400 merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor. Gerakan IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang dengan tujuan meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.
“IP 400 tentunya sangat mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi pangan khususnya beras. Di samping stimulan bantuan pemerintah, para petani atau kelompok tani harus bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk budidaya dan hilirisasi atau pengolahan sehingga bisa memberikan nilai tambah,” tutur Suwandi.(ND)