Alumni SLPHT, Jadi Petani Ahli PHT yang Handal Melalui P4
Alumni SLPHT, Jadi Petani Ahli PHT yang Handal Melalui P4
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan sumber daya manusia di bidang pertanian. Salah satu caranya adalah dengan menggelar pelatihan teknis maupun kegiatan-kegiatan praktis. Salah satunya petani sebagai ahli Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dalam usaha taninya merupakan salah satu perwujudan prinsip dasar Sistem PHT. Petani yang ahli PHT akan berperan sebagai manajer yang handal di lahannya. Saat ini banyak kita temui dari berbagai daerah kiprah para petani alumni kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang kreatif, inovatif dan berwawasan maju. Kisah dan aksi para alumni kegiatan berbasis PHT seperti SLPHT, Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) skala luas, Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH), dan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4) tersebar di berbagai daerah.
Ketua Kelompok Tani Makmur II Mojoayu dari Desa Mojoayu, Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Agus Pujiyanto diketahui sebagai salah satu alumni kegiatan SLPHT yang pernah diselenggarakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. “Kelompok tani kami bisa seperti sekarang ini, aktif memproduksi dan menggunakan pupuk organik, agens hayati dan pestisida biologi, semua berkat pelatihan SLPHT sekitar Tahun 2014 yang pernah kami ikuti. Kemudian setelah selesai SLPHT, kami lanjut ke Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) dan diperdalam lagi dengan melaksanakan kegiatan P4 pada Tahun 2021 kemarin,” ungkap pria setengah baya yang akrab disapa Agus tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Agus, manfaat yang sudah dapat dirasakan petani diantaranya adalah adanya peningkatan produktivitas jagung dari 7 ton per hektar menjadi 8,4 ton per hektar setelah menggunakan produk-produk alami. “Waktu masih menggunakan pupuk dan pestisida kimia, produksi jagung kami hanya 1 ton per 100 ru atau 7 ton per hektar. Nah kemudian produktivitas meningkat setelah kami beralih ke aplikasi pupuk organik dan pestisida nabati serta agens hayati menjadi 1,2 ton per 100 ru atau sekitar 8,4 ton per hektar,” jelas Agus.
Selain itu, Agus juga menambahkan, “Sangat terasa sekali manfaatnya. Banyak sekali ilmu yang kami peroleh, mulai dari mengenal berbagai macam serangga hama dan serangga berguna, cara pengamatan, sampai perbanyakan agens hayati dan pestisida nabati atau biologi dan pengambilan keputusan pengendalian“ jelasnya.
Senada dengan penyataan Agus, Ketua Kelompok Tani Budi Luhur Santosa dari Desa Krecek Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Harjono, menegaskan bahwa pelatihan PPAH yang pernah diterimanya dan dilanjutkan dengan kegiatan P4 dari Kementerian Pertanian sangat bermanfaat dalam membentuk dan membina petani menjadi ahli PHT yang handal dalam berusaha tani. “Para petani dari kelompok kami ini telah menyadari bahwa berkat pelatihan PPAH dan program P4 dari Direktorat Perlindungan yang kami ikuti sebelumnya telah mendorong dan membantu sekali untuk terus menerapkan cara-cara usaha tani padi yang lebih sehat, yaitu dengan cara bertani organik atau bertani tanpa pupuk dan pestisida kimia. Hasil produksi padi kami dengan cara seperti itu ternyata harganya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil produk bertani secara konvensional, dan hal ini tentunya lebih meningkatkan kesejahteraan petani kami,” tegas Harjono.
Petugas POPT Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, Udiono, menerangkan bahwa respon petani di wilayah kerjanya sangat bagus untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Para petani yang merupakan alumni PPAH saat ini menjadi pelopor dan motor penggerak di wilayahnya untuk terus bergerak maju, inovatif dan kreatif dalam menerapkan prinsip-prinsip PHT guna memperoleh hasil produksi yang tinggi, berkualitas baik, lebih sehat dan alam lingkungan tetap terjaga.
Berkat bimbingan dan bantuan Udiono selaku POPT, kelompok tani Budi Luhur Santoso berhasil memperoleh sertifikat organik untuk produknya dari LeSOS sama seperti Kelompok Tani Makmur II Mojoayu. “Alhamdulillah, respon dan semangat para petani di wilayah ini sangat bagus untuk belajar dan menerapkan inovasi-inovasi dalam berusaha tani. Berkat kegiatan PPAH dan didorong oleh kegiatan P4, para petani disini dapat mandiri pupuk organik, pestisida alami dan lebih lanjut menerapkan bertani secara organik,” terang Udiono.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi disela-sela kunjungannya ke Kediri menyatakan bahwa Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan akan terus mendukung dan bergerak mengawal para petani kita yang mau belajar dan mengembangkan diri dalam menerapkan PHT. Pihaknya akan terus mengawal pembinaan petani menjadi ahli yang mampu menerapkan cara usaha tani yang lebih baik, sehat dan berwawasan lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk terus mengawal penerapan prinsip-prinsip PHT yang salah satunya adalah pembinaan petani menjadi ahli PHT, yang mampu menjadi manajer handal pada usaha taninya. Kiprah para petani alumni SL-PHT dan alumni pelatihan/pelaksana kegiatan lainnya yang berbasis PHT akan terus kita dukung. Harapannya ke depan para petani kita dapat menghasilkan produk-produk bahan pangan yang lebih baik, sehat dan berkualitas serta mampu menjaga kelestarian alam lingkungannya,” tegas Takdir.
Takdir juga menambahkan bahwa manajemen logistik APH menjadi salah satu hal yang penting untuk diterapkan sehingga dapat diketahui sejauh mana kemampuan produksi dan berapa banyak produk APH yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan oleh petani. “Tolong administrasi kelompok untuk produksi APH dan jumlah pemanfaatan atau produk yang dikeluarkan dari sini dapat dibuat dengan rapi. Mudah-mudahan seiring berjalannya waktu, petani lain yang masih konvensional dapat mulai beralih ke organik. Minimal jumlah pupuk dan pestisida kimia yang digunakan dapat berkurang, syukur-syukur bisa full organik,” lanjut Mulyadi kepada anggota kelompok tani.
Dihubungi terpisah di Jakarta, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong petani-petani tanaman pangan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan penerapan usaha tani sehat berbasiskan PHT, yang mampu menjawab tantangan zaman untuk memenuhi kebutuhan pangan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) bagi seluruh rakyat di negeri ini sekaligus mampu menjaga kelestarian agroekosistem.
“Kita akan terus mendorong para petani pangan kita, para alumni pelatihan sekolah lapang seperti SL-PHT dan petani pelaksana kegiatan Tanaman Pangan lainnya, yang kreatif dan inovatif untuk terus bergerak maju, terus berkiprah mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip PHT yang menjadi dasar cara berusaha tani yang lebih baik, lebih sehat dan menjaga kelestarian agroekosistem,” ucap Suwandi.
Dengan demikian apa yang dilaksanakan ini selaras dengan arahan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), “Kita berkewajiban menguatkan sumber daya manusia pertanian untuk meningkatkan peran mereka dalam mendukung produksi pangan yang berkelanjutan dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.” sebut Suwandi.(PW)