Pertajam Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Pelajari Perbenihan dari Ahlinya
Pertajam Kompetensi, Mahasiswa Polbangtan Kementan Pelajari Perbenihan dari Ahlinya
Pilarpertanian - YOGYAKARTA – Benih merupakan unsur pokok dalam dunia pertanian, mutu dan kualitas benih yang terjamin menjadi salah satu penentu keberhasilan usaha pertanian. Benih juga menawarkan peluang kerja dan peluang benih yang luas, mulai dari tenaga ahli peneliti hingga penjualan langsung kepada konsumen.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong peningkatan kualitas varietas benih unggul untuk meningkatkan produksi nasional. Mentan Syahrul mencontohkan pentingnya peran benih unggul dalam produksi beras nasional,
“Tanpa benih varietas unggul, kita tidak akan bisa surplus beras seperti yang kita bisa rasakan saat ini sehingga tidak perlu impor beras lagi. Jadi peningkatan produktivitas beras harus jadi tantangan kita bersama karena beras sangat penting bagi kehidupan Bangsa”, ungkap Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mendukung arahan Mentan Syahrul dengan mendorong penumbuhan SDM Pertanian yang unggul dan berkualitas, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bawah koordinasinya. “Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian”, katanya.
Melalui Kegiatan Field Trip yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknologi Benih (Prodi TB), Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang mengajak mahasiswanya untuk memperdalam kompetensinya. Mahasiswa diajak untuk mengunjungi sejumlah balai penelitian, perusahaan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang menangani langsung dengan benih.
Agus Wartapa, Ketua Prodi TB mengatakan bahwa maksud dan tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pembelajaran sekaligus pengalaman langsung kepada mahasiswa tentang rantai usaha benih. “Ada 5 destinasi kunjungan yaitu 2 balai penelitian, 2 perusahaan, dan 1 P4S di area Jawa Timur ini. Dari situ kami harap dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai rantai usaha benih sekaligus mengakomodir minat para mahasiswa”, ungkapnya.
Lokasi pertama yang disambangi adalah PT. Tunas Widji Inti Nayotama (TWIN), sebuah perusahaan yang bergerak paa bidang produksi dan perakitan benih. Disambut langsung oleh Direktur PT. TWIN, Rakimin, mahasiswa diajak berkeliling lokasi perusahaan dan laboratorium guna melihat langsung kegiatan perakitan dan produksi benih.
“Kami selama 12 tahun ini sudah menghasilkan beberapa varietas unggul dan selalu berinovasi melalui riset dan teknologi terbaharukan sebagai salah satu kontribusi dalam kemajuan pertanian Indonesia. Produk benih jagung unggulan yang telah kami hasilkan adalah RK45, RK58, RK457, NASA29, JH37, JH45. Dan benih padi hibrida diantaranya adalah Parisonna19 & Parisonna21″, papar Rakimin.
Selain kunjungan ke PT. TWIN, mahasiswa juga diajak menyambangi CV. Aura Seed. Pada lokasi kedua ini, mereka lebih banyak belajar mengenai produksi dan produksi benih hortikultura skala nasional. Kunjungan dilanjutkan ke Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro).
Diterima oleh Kepala Balai dan Staf Peneliti, Mahasiswa berdialog langsung mengenai teknik perakitan dan pengembangan benih-benih varietas unggul baru. Sumartini salah satu Peneliti Balitkabi menjelaskan tentang kelas benih.
“Ada 4 kelas benih, pertama yaitu Breeder Seed atau benih penjenis yang memiliki label kuni dan hanya bisa diproduksi dan dikendalikan oleh pemulia and dikelola oleh balit komoditas. Yang kedua dan ketiga yaitu benih dasar yang berlabel putih dan benih pokok berlabel ungu, ini diproduksi oleh produsen benih seperti balai penelitian, penangkar maupun perusahaan sebagai sumber produksi benih komersil. Nah yang terkahir yaitu benih sebar berlabel warna biru atau benih komersil yang ditujukan untuk konsumsi atau dipakai oleh petani”, paparnya.
Kunjungan terakhir dilakukan di P4S Tunas Bondo Gemilang Warujayeng. Pada lokasi ini mahasiswa belajar lebih banyak mengenai usaha pembibitan yang berkelanjutan. Berbasis bisnis komunal atau kelompok, P4S Tunas Bondo Gemilang dengan mandiri memproduksi bibit dan mnejualnya kepada anggota kelompok dan petani setempat. Di lokasi ini, mahasiswa juga disambut oleh Susanto yang merupakan Duta Petani Milenial Kementan Provinsi Jawa Timur.
“Untuk menjalankan usaha pembibitan tidak harus punya perusahaan besar terlebih dahulu, bukti nyatanya adalah P4S kami ini. Asal pandai melihat peluang, semua bisa menjadi bisnis dan keuntungan”, ujar Susanto.HG