Hadapi Krisis Pangan Global, Kementan – ICMI Bogor Gelar Pelatihan Pertanian Geo Ekonomi Hijau
Hadapi Krisis Pangan Global, Kementan – ICMI Bogor Gelar Pelatihan Pertanian Geo Ekonomi Hijau
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwilsus Bogor menggelar pelatihan pertanian Geo Ekonomi Hijau. Pelatihan yang menggandeng Jimmy Hantu Foundation ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani dan pegiat pertanian agar mampu memanfaatkan potensi geo ekonomi di pedesaan untuk membangun pertanian yang berkelanjutan dan mampu memenangkan tantangan krisis pangan global ke depan.
Ketua Tim Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi (Propaktani) Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Ugi Sugiharto mengatakan terdapat tiga faktor penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Ketiga faktor itu, yakni penerapan inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, peraturan perundang-undangan, serta peningkatan kapasitas SDM pertanian.
“Dari tiga faktor itu, ternyata peran SDM sangat besar, yakni sekitar 50 persen, khususnya para praktisi dan petani milenial,” ujar Ugi di Jakarta, Sabtu (2/7/2022).
Ugi menegaskan, Kementan khususnya Tim Propaktani Ditjen Tanaman Pangan siap men-support kegiatan meningkatkan SDM pertanian khususnya berkolaborasi dengan ICMI dan pegiat pertanian. Tak hanya tingkatkan mutu SDM pertanian, tapi juga guna menghadirkan inovasi dan menggairahkan pertanian ramah lingkungan.
“Hal ini sangat penting guna mengejawantahkan program prioritas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk membangun pertanian organik dan tentunya tangguh menghadapi tantangan agar pangan selalu tersedia bahkan kita bisa hasilkan pangan untuk ekspor,” sambung Ugi.
Pelatihan yang bertempat di Kampung Nyalindung Desa Sukamantri Kabupaten Bogor ini berlangsung secara hybrid secara online dan offline selama 2 hari dari tanggal 29 sampai tanggal 30 Juni 2022. Pelatihan ini diikuti oleh 50 orang secara offline dan 235 orang secara online yang berasal dari seluruh Indonesia. Salah satu materi dalam petaihan ini adalah membuat pupuk organik menggunakan bahan yang ada di sekitar rumah.
Terpisah, Ketua ICMI Orwilsus Bogor, Aceng Hidayat mengatakan pihaknya mendukung program Kementan dalam meningkatkan produksi dan kapasitas SDM pertanian yang unggul dan inovatif dengan cara bertani modern dan berbasis ramah lingkungan atau organik guna menjadikan sektor pertanian yang maju dan tangguh menghadapi tantangan krisis pangan global. Oleh karena itu, pada pelatihan ini mengirimkan 15 orang dari organisasi daerah (Orda) dan organisasi satuan (Orsat) di wilayah ICMI Orwilsus Bogor.
“Pelatihan ini bertujuan membantu pemerintah menyediakan pupuk bagi sektor pertanian. Peran pupuk dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian sangat penting,” jelasnya.
“Mengingat urgensi pupuk tersebut. Dengan kemampuan memproduksi pupuk sendiri diharapkan petani mampu menekan harga produksi,” tambah Aceng, akademisi IPB yang juga menjabat sebagai Sekretaris IPB University.
Sementara itu, Gus Jim sebagai coach dalam pelatihan ini mengatakan ketergantungan petani pada pupuk anorganik sangat tinggi. Ketergantungan pada pupuk membuat para petani menanggung beban biaya produksi tinggi, padahal banyak bahan di sekitar lahan dan rumah tangga petani dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
“Saya berkomitmen membantu pemerintah menjaga ketahanan pangan negara. Pelatihan ini adalah salah satu bukti konkretnya,” tuturnya.
Gus Jim menjelaskan pada pelatihan ini, peserta tak hanya dilatih membuat pupuk organik. Tapi juga dilakukan pelatihan praktik pembuatan sampo, sabun mandi dan sabun cuci memanfaatkan tanaman porang.
“Selain itu diajarkan pula tips dan trik mendapatkan penghasilan sejuta sehari dari menjual komoditas pertanian. Dengan begitu, petani pasti kaya,” ucapnya.(BB)