Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

18 October 2022

Dorong Pengembangan Sorgum, Kementan Siapkan Petani Gunung Kidul Sebagai Produsen Benih Sorgum

Dorong Pengembangan Sorgum, Kementan Siapkan Petani Gunung Kidul Sebagai Produsen Benih Sorgum
Kementerian Pertanian Terus Mendorong Penyediaan Benih Komoditas Tanaman Pangan, yaitu Benih Sorgum Varietas Bioguma 2 Agritan di Lokasi IF Kelurahan Bendung, Kapanewon Semin, Gunung Kidul, D. I. Yogyakarta
18 October 2022

Dorong Pengembangan Sorgum, Kementan Siapkan Petani Gunung Kidul Sebagai Produsen Benih Sorgum

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong penyediaan benih Komoditas Tanaman Pangan yang dihasilkan oleh petani sendiri guna memenuhi kebutuhan benih, terkait itu beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul melakukan penanaman Benih Sorgum Varietas Bioguma 2 Agritan di Lokasi Integrated Farming (IF) Kelurahan Bendung, Kapanewon Semin, Kab. Gunung Kidul.

Selain sorgum, ditanami beberapa komoditas yakni, padi, jagung 3 varietas yaitu RK 457, Bisi-18, Piooner 6, tanaman hortikultura yakni bawang merah biji, terong, tomat, bawang daun dan kambing dengan total luas areal IF seluas 50 ha. Penangkaran benih sorgum seluas 1 ha di lokasi IF yang di ampu Lurah Didik Rubiyanto, merupakan salah satu upaya meningkatkan petani membuat benih sorgum secara mandiri mendukung tanaman pangan alternatif kepada masyarakat.

Wakil Bupati, Heri Susanto, yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Kementan yang selalu mendukung dan mendampingi petani Gunung Kidul terutama dalam pengembangan sorgum, menurutnya Gunung Kidul sangat potensi untuk dikembangkan perbenihan sorgum mendukung pengembangan budidaya sorgum secara lebih luas lagi.

“Dengan menyiapkan perbenihan sorgum, petani Gunung Kidul diharapkan bisa mendukung kebutuhan benih untuk pengembangan sorgum sebagai solusi menghadapi permasalahan kebutuhan pangan,” ungkap Heri Susanto.

Sementara itu Catur Setiawan, Koordinator Pengawasan Mutu Benih, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, menjelaskan bahwa pada tahun 2023, Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ditarget pengembangan sorgum seluas 115 ribu ha, dilanjutkan tahun 2024 seluas 150 ribu ha. Menurut Catur, untuk mendukung rencana pengembangan sorgum tersebut, perlu disiapkan benih sorgum sebelum tanam tiba.

“Saya sangat mengapresiasi petani Gunung Kidul, yang berinisiasi menangkarkan benih sorgum. Kementan akan terus mendorong sepenuhnya penyediaan benih sorgum melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) Tahun 2022 dan dilanjutkan kegiatan Mandiri Benih Pangan Tahun 2023,” ujar Catur.

“Diharapkan melalui kegiatan ini, akan diperoleh benih sorgum bersertifikat secara mandiri. Tentu ini butuh dukungan dan peran serta semua pihak mulai petani, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga ini dapat berjalan sesuai dengan yang ditargetkan,” tambahnya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menerangkan bahwa pengembangan sorgum sebagai substitusi gandum arahan langsung dari Presiden RI, sebagai upaya menyediakan pangan alternatif di tengah ancaman krisis pangan global. Suwandi juga mengatakan bahwa sorgum tidak hanya sebagai pangan alternatif diversifikasi pangan pengganti beras dan gandum, tapi juga bermanfaat sebagai pakan ternak dan bahan dasar energi biodiesel atau ethanol. Menurutnya, sorgum sangat berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki beragam keuntungan.

“Di tengah ancaman krisis pangan global, kita perlu bahan pangan alternatif untuk menjaga ketahanan pangan nasional, sorgum ini sangat cocok sebagai substitusi gandum, selain itu sorgum juga kaya akan nutrisi yang melimpah, bermanfaat bagi kesehatan, kaya serat dan bebas gluten, pengontrol kadar gula darah, mengatasi celiac, bagus untuk diet, anti kolesterol, anti kanker dan sorgum mudah dibudidayakan meskipun di lahan marginal, tidak memerlukan biaya produksi tinggi, bahkan dapat berfungsi sebagai pembenah tanah terhadap logam berat yang dikandung tanah,” jelas Suwandi.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, kita harus lebih baik dari hari kemarin, terus kembangkan inovasi-inovasi untuk kemajuan pertanian Indonesia dan sejalan dengan target Indonesia net zero emission di tahun 2060, Pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan dari bahan baku fosil nabati, seperti CPO (minyak sawit), sorgum, jagung dan singkong dengan produk turunan etanol,” tambahnya.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *