Kementan Dorong Peningkatan Produksi Jagung Melalui Ekstensifikasi
Kementan Dorong Peningkatan Produksi Jagung Melalui Ekstensifikasi
Pilarpertanian - Kementan terus mencari solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, sekaligus juga untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, dalam rangka penguatan ekosistem pangan dan penguatan pangan nasional. Kementan telah menyiapkan kebijakan terkait percepatan pengembangan jagung dengan menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024. Guna mendukung hal tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggelar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani pada 18/10/2022 dengan tema Peningkatan Produksi Jagung Melalui Ekstensifikasi.
Mengawali Bimtek, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyampaikan kecenderungan harga jagung dunia yang membaik pada Januari – Juni 2022, yang naik sebesar 21,53% dibanding periode sama 2021, tentunya hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan swasembada jagung.
“Kita akan mengejar upaya-upaya mencapai swasembada jagung. Intensifikasi kami kejar secara intensif dengan menggunakan pola-pola tumpangsari atau tumpang sisip jagung. Selanjutnya bagaimana ekstensifikasinya? Ekstensifikasinya jagung bisa ditanam di lahan-lahan rawa, hutan dan sebagainya dengan perluasan tanam,” ujar Suwandi.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, hari esok harus lebih baik dari kemarin, lakukan inovasi-inovasi, manfaatkan setiap peluang yang ada, bekerja jangan seperti biasa-biasa karena tantangan ke depan makin sulit. Tentunya perlu keterlibatan pihak-pihak terkait guna mendukung ini, diharapkan komunikasi baik pemerintah pusat maupun daerah berjalan lancar,” tambahnya.
Kemudian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil mengatakan bahwa demi mendukung ekstensifikasi diharapkan seluruh Eselon I di Kementan untuk bekerja sama guna mencapai perluasan penanaman jagung yang diinginkan. Terlebih untuk lahan-lahan yang baru ditanam.
“Kita harus berupaya dan memberi solusi, tentunya saprodinya harus ada dan semua aspek pendukungnya. Contohnya lahan yang kita koordinasikan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan,” ucap Ali Jamil.
Ali Jamil menambahkan bahwa program Alsintan untuk membantu ekstensifikasi jagung masih ada, namun tidak banyak. Karenanya, ia menyarankan bahwa program yang ada untuk Alsintan adalah taxi alsintan. Tidak lupa Ali menyarankan petani untuk menggunakan KUR dalam membantu pembiayaan.
Sementara itu, Arnen Sri Gemala, perwakilan Direktorat Serealia Tanaman Pangan menerangkan bahwa latar belakang adanya ekstensifikasi jagung dilatari kebutuhan jagung yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk. Hal ini dimungkinkan karena jagung merupakan salah satu sumber pangan pokok selain padi. Selain itu, jagung merupakan bahan baku utama industri pakan ternak, industri makanan dan minuman serta industri bioethanol.
“Ini merupakan tantangan bagi kita, jika kita berpikir bahwa jagung hanya digunakan untuk industri ternak dan makanan, minuman, ternyata jagung juga dapat digunakan dalam industri bioethanol,” imbuhnya.
“Ketersediaan lahan untuk ekstensifikasi jagung dengan total luas lahan rawa sejumlah 34,1 juta ha. Dengan jumlah lahan potensial untuk pertanian sejumlah 19,1 juta ha, 7,5 juta ha tersedia untuk pertanian dan 1,0 juta ha untuk sawah. Tak lupa, Agus pun mengingatkan pentingnya populasi tanaman terhadap hasil, kuncinya yakni dengan varietas unggul, benih bermutu dan populasi optimum,’’ hal ini disampaikan Agus Hasbianto, Kepala Balitra.
Diakhir, Kolonel Cpl. Simon Petrus, Kepala Staf Korem 161/Wirasakti Kupang, mengucapkan bahwa butuh usaha yang luar biasa dan perlu melakukan suatu langkah yang luar biasa demi mencapai ekstensifikasi jagung. Simon Petrus telah menggarap lahan baru dan sampai saat ini membuka lahan baru untuk jagung sejumlah 470 ha.
“Adanya intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi, khususnya melalui perluasan lahan baru, maka kita bisa meningkatkan produksi. Dan produksi ini tentu dipersiapkan sesuai dengan demand di dalam negeri dan juga bisa memenuhi demand di negara lain,” ucap Kolonel Cpl. Simon Petrus.(PW)