Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

16 November 2022

Pakar Pangan Unibraw Sebut Indonesia Kebal Krisis Karena Kebijakan Pertanian dan Pembangunan Food Estate

Pakar Pangan Unibraw Sebut Indonesia Kebal Krisis Karena Kebijakan Pertanian dan Pembangunan Food Estate
Pakar Pangan Universitas Brawijaya Malang, Sujarwo Mengatakan Bahwa Kebijakan Indonesia dalam Membangun Food Estate Menjadi Salah Satu yang Harus Diapresiasi.
16 November 2022

Pakar Pangan Unibraw Sebut Indonesia Kebal Krisis Karena Kebijakan Pertanian dan Pembangunan Food Estate

Pilarpertanian - Badan pangan dunia FAO menyebut Indonesia merupakan negara besar yang memiliki kekuatan dan kesiapan terhadap goncangan krisis dunia. FAO menilai Indonesia punya kemajuan yang sangat luar biasa terkait produksi dan peningkatan kapasitas beras sehingga dalam tiga tahun terakhir mampu mewujudkan swasembada.

Chief Economics Food and Agriculture Organization (FAO), Maximo Torero mengatakan kemajuan tersebut tak lepas dari kebijakan pertanian Indonesia yang mampu bertahan dari berbagai ancaman krisis global. Meski demikian, dia menyebut Indonesia akan tetap terkena dampak karena meningkatnya harga pupuk dan juga kenaikan biaya impor akibat perang Rusia dan Ukraina.

Sejalan Maximo, Pakar Pangan dari Universitas Brawijaya Malang, Sujarwo mengatakan bahwa kebijakan Indonesia dalam membangun food estate sebagai corong utama ketahanan pangan adalah salah satu yang patut diacungi jempol.

Pertama, kata Sujarwo, food estate diperankan sebagai bangunan kelembagaan pemerintah untuk modernisasi, efisiensi, penciptaan nilai tambah dan bersinergi dengan korporasi petani sehingga akselerasi yang dilakukan pemerintah sudah sangat strategis.

“Dengan begitu, food estate akan menjadi instrument kebijakan pemerintah dalam rangka penguatan ketahanan pangan berkelanjutan dan membawa multiplier efek pada modernisasi pertanian nasional,” kata Sujarwo, Rabu, 16 November 2022.

Kedua, membangun food estate seperti halnya membangun korporasi petani, sama pentingnya dengan membangun kelembagaan petani. Keduanya adalah langkah strategis untuk mendapatkan keuntungan atas skala dan efisiensi operasi yang berpeluang lebih besar dalam implementasi teknologi pertanian modern.

“Demikian pula dengan efek penciptaan nilai tambah yang akan semakin terbuka lebar jika sumber daya pertanian dikelola secara perusahaan dengan skala usaha dan memiliki continuity produksi,” katanya.

Berikutnya, Sujarwo menilai optimalisasi ketahanan pangan yang berkelanjutan sudah dimiliki dengan baik, sehingga ke depan Indonesia dapat membantu bangsa-bangsa lain yang kesulitan pangan. “Karena itu, food estate diharapkan mampu menguatkan citra pertanian modern, berdaya saing dan memiliki kualitas yang dapat menembus pasar dunia, sehingga mengangkat citra kualitas produk-produk pertanian domestik,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sukses menjadi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi di tengah krisis pandemi. Satu di antara yang berkontribusi terhadap pertumbuhan itu adalah sektor pertanian yang tumbuh 16,24. Dari sisi ekspor, pertanian juga tumbuh luar biasa yang mencapai 451 triliun pada Tahun 2020 atau meningkat 15,79 persen. Kemudian pada Tahun 2021 ekspornya meningkat menjadi 625 Triliun atau naik 38,68 persen.

Sementara data beras Indonesia mencapai surplus 7,39 juta ton pada 2020. Kemudian pada Tahun 2021 surplus 9,63 juta ton dan di 2022 ini lebih dari 10,2 juta ton. Dari perspektif kesejahteraan petani, nilai NTP Indonesia mencapai 109 di bulan Maret 2020. Angka tersebut tertinggi yang pernah dicapai karena target 100 ada di Tahun 2024 yaitu sebesar 104-105.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *