Hasil Panen Padi Rendemen Bagus, Harga Bagus di Tingkat Petani
Hasil Panen Padi Rendemen Bagus, Harga Bagus di Tingkat Petani
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan pemantauan ketersediaan gabah/beras di beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta wilayah pantura Jawa Barat. Hal ini sebagai salah satu upaya menyikapi berkembangnya informasi kelangkaan beras dan kenaikan harga beras di lapangan.
Merespon hal ini, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, M. Takdir Mulyadi yang turun ke lapangan memaparkan bahwa stok gabah/beras masih aman sesuai hasil pemantauan di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. “Suplai gabah ke penggilingan masih tercukupi, jadi tidak terjadi kelangkaan gabah maupun beras saat ini,” ungkap Takdir.
Sementara itu, menurut pemilik penggilingan beras Sri Dewi di Kec. Mojolaban Kab Sukoharjo, Jawa Tengah, H. Ngatno, harga beras saat ini mahal bukan karena gabah langka tapi karena rendemennya bagus. “Rendemen bagus, harga gabah bagus, sehingga kami serap menjadi beras premium karena tingkat brokennya rendah. Saat ini kami memiliki stok 300 ton GKG,” ujar Ngatno. Penggilingan Sri Dewi ini menerima pasokan gabah 60 – 120 ton per hari. Di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, saat ini rata-rata stok gabah di penggilingan besar berkisar 75 – 200 ton GKG dan stok beras lebih dari 40 ton.
Di tempat terpisah, Wahab, pemilik penggilingan beras Bumi Permai di Kec. Ciasem Kab. Subang, Jawa Barat mengungkapkan saat ini pasokan gabah dari petani selalu ada karena panen masih terus berlangsung hingga bulan Desember nanti. “Akan tetapi, kami tidak berani menyerap gabah sebanyak-banyaknya karena dengan adanya isu impor beras, kuatirnya akan menurunkan harga beras, kami yang akan merugi. Kami berharap jangan sampai ada impor beras lagi,” tutur Wahab.
Saat ini, di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan wilayah pantura Jawa Barat harga gabah di tingkat petani berkisar antara Rp. 5.200 – Rp. 5.500, sedangkan di tingkat penggilingan berkisar antara Rp. 5.600 – Rp. 5.800. Untuk harga beras medium berkisar Rp. 8.850 – 9.700, sedangkan beras premium berkisar Rp. 10.800 – Rp. 11.100.
Ketua kelompok tani Madyoasri Desa Jururejo Kec. Ngawi, Kab. Ngawi, Jawa Timur, Maryono bersyukur dengan naiknya harga gabah saat ini. “Apalagi hasil panen kali ini meningkat menjadi 8 – 9 ton/ha GKP dibanding sebelumnya yang hanya 6 – 7 ton/ha GKP. Untuk Bulog, saya minta gabah petani dibeli dengan harga sesuai, jangan sampai impor supaya petani bisa makmur,” jelas Maryono.
Hal yang sama juga disampaikan Suroto, ketua kelompok tani Dewi Sri IX Desa Sidodadi Kec. Masaran Kab. Sragen, Jawa Tengah bahwa hasil panen Musim Tanam (MT) III ini lebih bagus dibandingkan MT I dan II kemarin. “Meskipun ada gangguan penggerek batang dan tanaman kerdil karena tanah asam, tapi kerusakannya tidak seberapa, petani masih dapat panen dengan hasil mencapai 7,5 ton/ha GKP,” ujar Suroto.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi pun telah menginstruksikan kepada jajarannya agar segera kroscek ke lapangan. “Sampai dengan saat ini, masih ada kegiatan panen yang berlangsung hingga Desember nanti dan pengamanan target tanam Okt-Mar 2022/2023 harus terus dilakukan secara intensif,” jelas Suwandi.(PW)