Bermitra dengan Agri Socio, BBP2TP Benahi Gapoktan MUJAGI Menuju Usaha Pertanian Korporasi
Bermitra dengan Agri Socio, BBP2TP Benahi Gapoktan MUJAGI Menuju Usaha Pertanian Korporasi
Pilarpertanian - Pilar – Model usaha pertanian korporasi dalam pembangunan pertanian ke depan diyakini menjadi pendekatan efektif yang akan memberikan lompatan perbaikan pada manajemen usaha pertanian yang lebih berorientasi bisnis untuk peningkatan pendapatan petani secara signifikan. Pertanian korporasi yang dikelola di suatu kawasan tertentu dalam satu manajemen usaha menjadi salah satu solusi untuk mengatasi karakteristik usaha pertanian skala kecil sehingga berpotensi meningkatkan efisiensi produksi dan memperbaiki posisi tawar petani. Usaha pertanian korporasi yang selanjutnya disebut “UP Korporasi” pada dasarnya merefleksikan kelembagaan petani yang profesional. Dengan pertanian korporasi, petani akan memperoleh kemudahan dalam akses informasi, modal, perluasan pasar dan peningkatan nilai tambah menuju pertanian yang mandiri, berdaya saing, dan berkesinambungan. Pada tahun 2018, BBP2TP menginisiasi pengembangan usaha pertanian korporasi berbasis tanaman hortikultura di Kabupaten Cianjur sebagai alternatif model UP korporasi selain tanaman pangan. Komoditas cabai menjadi pilihan dalam pengembangan UP Korporasi mengingat cabai adalah komoditas strategis penentu inflasi di Indonesia. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dan Subdit Aneka Cabai Direktorat Hortikultura, Gapoktan Multi Tani Jaya Giri Lestari (Mujagi) di Desa Cipendawa Kecamatan Pacet ditetapkan menjadi pengelola UP Korporasi dengan Ketua Gapoktan Suhendar. Dia telah 3 tahun menjadi “champion cabe Indonesia” . Sebagai penghela UP Korporasi, Gapoktan Mujagi telah aktif memasarkan hasil panen cabai dari 28 kelompok tani di Kabupaten Cianjur. Dalam perjalanannya, pembentukan UP korporasi membutuhan keterlibatan banyak pihak (mitra) karena pada hakikatnya UP korporasi menuntut upaya rekayasa teknologi, rekayasa sosial, dan rekayasa ekonomi. Rekayasa teknologi dilakukan dengan introduksi teknologi produksi unggulan yang mampu mengefisienkan penggunaan input, meningkatkan produksi dan menciptakan nilai tambah yang tinggi. Rekayasa sosial dimaksudkan sebagai upaya mengetahui secara empiris kondisi pertanian pedesaan sehingga dapat mengenali permasalahan dan merumuskan solusi pembangunan pertanian. Rekayasa ekonomi dimaksudkan untuk pengembangan akses permodalan dan akses pasar. Dengan keterbatasan manajemen pengelolaan Gapoktan Mujagi menuntut upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas pengurus dan anggota kelompok tani untuk siap menerapkan manajemen pertanian dengan prinsip korporasi. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan kemampuan manajerial Gapoktan Mujagi, BBP2TP menggandeng mitra AgriSocio yang telah memiliki pengalaman dalam pengembangan SDM pertanian, permodalan, dan pemasaran produk pertanian. Sampai saat ini, AgriSocio telah memasarkan 42 jenis sayuran, buah dan rempah ke pasar domestik dan luar negeri. Bimbingan teknis pengembangan kemampuan manajerial menjadi penting dilakukan karena permasalahan utama Gapoktan Mujagi saat ini adalah keterbatasan modal, ketidakrapian pengelolaan keuangan, dan kurangnya akses pasar. Bimbingan teknis berjalan selama tiga hari pada tanggal 27-29 Juli 2018 dengan materi seputar pengelolaan keuangan, pengelolaan investasi, modal dan hubungan eksternal, serta manajemen pemasaran termasuk pricing strategy dapat meningkatkan daya saing penjualan produk pertanian khususnya cabai. Bimtek diikuti sekitar 40 orang petani, yang terdiri dari petani mitra dan pengurus Gapoktan Mujagi. Kemitraan dengan AgriSocio ini juga telah mampu memberikan kepercayaan baru bagi Gapoktan Mujagi untuk mendapatkan investor yang sangat dibutuhkan dalam peningkatan produksi dan perluasan pasar cabai dan produk olahannya. (LM)