Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

27 January 2023

Jaga Kesinambungan Pertanian, Kementan Gencarkan Genta Organik daan Regenerasi Petani

Jaga Kesinambungan Pertanian, Kementan Gencarkan Genta Organik daan Regenerasi Petani
Caption foto : Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi saat memberi arahan dalam Rakor Penyuluh Pertanian Nasional. Foto: Anto/Pilar
27 January 2023

Jaga Kesinambungan Pertanian, Kementan Gencarkan Genta Organik daan Regenerasi Petani

Pilarpertanian - Kondisi dan gejolak global yang terjadi saat ini, mulai dari perubahan iklim (Climate Change), pandemi Covid 19, perang Rusia dengan Ukraina dan sebagainya, membuat tantangan di sektor pertanian akan semakin berat. Oleh karena itu, perlu solusi agar pertanian di Indonesia bisa tetap tumbuh.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi saat membuka Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional 2023 di Mercure Convention Centre, Ancol Jakarta, Kamis (26/1). Rakor bertema “Penyuluhan Pertanian Siap Mendukung Program Pembangunan Pertanian Melalui Genta Organik” diikuti 180 peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan perwakilan Badan Penyuluh Pertanian dari seluruh Indonesia.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, perang Ukraina Rusia berdampak pada langkanya bahan baku pupuk NPK di pasar internasional. Dan kondisi ini turut  membuat terhambatnya pasokan bahan baku pupuk ke Indonesia, apalagi kedua negara tersebut selama ini adalah pemasok utama industri pupuk di Indonesia. Dan perang Rusia Ukraina ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, sehingga harga pupuk bisa semakin mahal.

“Meski harga pupuk mahal, tapi selama masih ada hidup dan kehidupan di muka bumi ini, maka selama itu pula pertanian tidak boleh berhenti. Artinya, harus ada solusi. Dan ini menjadi peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik” tegas Dedi.

Untuk itu, tambahnya, BPPSDMP mempunyai program GENTA ORGANIK atau Gerakan Tani Organik sebagai solusi disaat pupuk kimia dan pestisida kimia mahal. Program ini mengajak petani untuk menggenjot pemanfaatan pupuk organik dan pupuk hayati, termasuk penggunaan pestisida nabati dalam upaya mendongkrak produktivitas pertanian, sebagai solusi terhadap pupuk mahal.

Membangun SDM Pertanian

Selain itu, kata Dedi, BPPSDMP juga terus berupaya untuk membangun SDM pertanian agar mampu menggenjot produktivitas pertanian, meningkatkan kualitas produk pertanian serta mampu menjamin kontinuitas produk pertanian Indonesia. “Sehingga hasil pertanian kita tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga mampu bersaing serta berdaya saing tinggi sehingga bisa diekspor. Itu cita-cita kita,” ucapnya.

Dedi juga menjelaskan, ada dua hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesinambungan pembangunan pertanian di Indonesia. Pertama, adalah regenerasi petani. Dari petani tradisional yang saat ini jumlahnya mencapai 70 persen, menjadi petani milenial atau yang umurnya kurang dari 40 tahun, yang saat ini jumlahnya hanya sekitar 30 persen.

Dalam kurun waktu 10 – 20 tahun lagi, para petani tradisional itu akan memasuki masa tidak produktif alias pensiun. Sehingga BPPSDMP akan terus meningkatkan kemampuan petani milenial agar professional, mandiri, memiliki daya saing dan berjiwa wira usaha. “Bayangkan kalau petani kita ini sudah pensiun semua siapa, yang akan meneruskan pembangunan pertanian Indonesia kalau bukan petani milenial saat ini. Jadi petani milenial ini harus kita bekali. Harus kita beri amunisi untuk membangun pertanian Indonesia,” kata dia.

Langkah yang kedua adalah mengubah persepsi atau mindset bahwa pertanian bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau keluarga saja. Apalagi  pertanian punya prospek yang luar biasa, karena di Indonesia air dan sinar matahari yang menjadi syarat utama berkembangnya pertanian, sangat melimpah. Dan ini berarti sektor agribisnis juga harus dikembangkan.

BPPSDMP juga sedang membangun Low Cost Presision Farming, atau pertanian yang presisi atau akurat. Yaitu pertanian yang memanfaatkan dan mengefisienkan seluruh sumber daya dan seluruh input, tapi mampu menggenjot output dengan maksimal. Selain itu juga ada program Tani Akur, atau Petani Milenial Akses KUR (Kredit Usaha Rakyat). Karena menurutnya, KUR itu merupakan bahan bakarnya agribisnis.

“Tanpa KUR, agribisnis nggak bisa jalan. Dengan KUR pasti agribisnis akan berlipat-lipat. Dan KUR merupakan dedikasi pemerintan untuk petani. Dan semua itu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian. Karena petani milenial harus berjiwa wirausaha, professional dan melek teknologi,” terang Dedi

Untuk mengakselerasi semua program itu, Dedi berharap pemerintah daerah, mulai dari provinsi sampai kelurahan bisa ikut bersama-sama memberdayakan SDM pertanian didaerahnya masing-masing.

“Saya mengajak para kepala dinas pertanian di daerah untuk sama-sama melaksanakan pelatihan sejuta petani menyuluh, yang saat ini sudah berjalan. Dan Alhamdulilah dukungan dari daerah luar biasa. Karena tanpa support dari daerah, mulai dari provinsi sampai kecamatan, pelatihan itu tidak akan berjalan,” tandasnya. (Anto)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *