Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

27 January 2023

Kementan Akan Pacu Kapasitas Dan Kompetensi Penyuluh Pertanian

Kementan Akan Pacu Kapasitas Dan Kompetensi Penyuluh Pertanian
Kepala Pusat Penyuluh Pertanian saat menjelaskan fokus kegiatan penyuluhan 2023. Foto : Anto/Pilar
27 January 2023

Kementan Akan Pacu Kapasitas Dan Kompetensi Penyuluh Pertanian

Pilarpertanian - Untuk menjamin kesinambungan pembangunan pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian dan petani. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan dan pendampingan kepada petani.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya menyebut, program utama penyuluhan tahun 2023 yaitu penguatan kelembagaan Poktan dan Gapoktan menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), sehingga menjadi kelembagaan agribisnis. Selain itu, peningkatan kapasitas teknologi pertanian melalui Sekolah Lapang (SL) seperti pengembangan Genta Organik. Kemudian DAK fisik dan non fisik, program IPDMIP dan SIMURP.

Karena untuk mengembangkan agribisnis, tidak hanya perlu memacu profesionalitas SDM. ”Kita akan memperkuat kelembagaan petani, baik poktan, gapoktan dan KEP. Dengan adanya KEP, petani akan didorong untuk mengembangkan usaha dari hulu ke hilir. Kemudian penyuluh juga bisa bekerja di bidang pertanian, sehingga bisa menjadi konsultan agribisnis,” kata Bustanul dalam Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2023, di Mercure Convention Centre, Ancol (26/1).

Pengembangan KEP menjadi salah satu program SIMURP, yang akan menggerakkan pemuda tani untuk bergabung dalam kelembagaan ekonomi petani. Mereka akan berperan sebagai mobilizer untuk mengkonsolidasikan petani dan usaha pertanian, terutama di wilayah SIMURP.

Sementara untuk Sekolah Lapang (SL), akan difokuskan ke Program Genta Organik, yang merupakan suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Tujuannya antara lain untuk menyuburkan tanah-tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian, menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah secara mandiri. Disisi lain, dengan memaksimalkan genta organik, diharapkan BPP (Balai Penyuluh Pertanian) juga dapat melakukan penguatan kelembagaan penyuluhan”, harap Bustanul.

Dia juga menyebut, upaya memperkuat kelembagaan penyuluh pertanian itu akan didukung Dana Alokasi Khusus (DAK), yang anggarannya dinilai cukup besar bagi BPP untuk meningkatkan kapasitas petani. Nantinya BPP juga akan berperan dalam mengawasi tumbuhkembangnya KEP maupun Kelompok Wanita Tani (KWT).

‘Kegiatan serapan dana Dekonsentrasi dan DAK harus cepat, guna berjalannya kegiatan penyuluhan dalam mendukung program Kementan. Dan nanti indikator kinerja penyuluhan pertanian bisa dilihat dengan adanya persentase petani yang menerapkan teknologi yaitu 85% dan persentase kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya 21%.” pungkasnya. (Anto)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *