Kementan Dan Komisi IV Ajak Petani Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Budidaya Tanaman Sehat
Kementan Dan Komisi IV Ajak Petani Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Budidaya Tanaman Sehat
Pilarpertanian - Dalam upaya mendukung pertanian yang ramah lingkungan dan ketahanan pangan berkelanjutan, Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan bekerja sama dengan Komisi IV DPR menggelar Bimbingan Teknis Petani dengan tema “Pertanian Ramah Lingkungan Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan” di Kuningan. Acara ini dihadiri oleh petani, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta para peserta dari pesantren di sekitar wilayah tersebut.
Mengawali acara, Ali Zainal Muttaqin mewakili Kepala Dinas Pertanian Kuningan, mengucapkan terima kasih kepada Komisi IV dan Kementerian Pertanian atas bantuan dan fasilitas yang telah diberikan kepada Kuningan. Di antara bantuan yang disebutkan adalah 6 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sebanyak 11 unit, serta bantuan alsintan seperti traktor, cultivator dan handsprayer untuk 30 poktan, dan bantuan bawang merah diberikan kepada 5 poktan, yang nominalnya sangat besar jika dinilai secara finansial.
Dalam sambutannya, Ali Zainal Muttaqin menekankan pentingnya pertanian ramah lingkungan yang tidak merusak lingkungan. Ia menyadari bahwa kondisi tanah dapat rusak akibat penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida kimia. Oleh karena itu, ia mengajak para petani untuk beralih ke praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, termasuk penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama yang terintegrasi.
Terpisah, Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto, menyambut baik setiap usaha yang mengarah kepada perbaikan kesejahteraan petani, dan menurutnya bimtek ini adalah salah satu upayanya, “kami sangat senang bisa bekerja sama dengan DPR di komisi IV, mereka telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjadi penyelenggara bimtek, tentunya ini adalah kepercayaan yang tidak akan kami sia-siakan, DPR adalah wakil rakyat, jadi kepercayaan mereka adalah kepercayaan rakyat, sudah selayaknya kami juga mengabdi untuk rakyat”, ujar Yuris.
“Kami telah menyiapkan tim untuk menyukseskan acara tersebut, diharapkan nantinya para petani dapat mengadopsi praktik-praktik pertanian ramah lingkungan guna mendukung ketahanan pangan berkelanjutan di Kuningan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Insya Allah target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045 akan tercapai lebih cepat. Aamiin”, tutupnya.
Memed Jamhari selaku Koordinator Bidang Program dan Evaluasi BBPOPT mengucapkan terima kasih dan angkat jempol atas kehadiran dan antusiasme para peserta yang sejam sebelum acara dimulai sudah berkumpul di tempat acara, melihat keseriusan para peserta Ia sangat optimis bahwa acara bimtek akan berjalan sesuai harapan, Memed menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan teknis selain memberikan penerangan dan berbagi ilmu pertanian kepada para petani. Juga menjadi kesempatan untuk mendengar keluhan petani serta mendiseminasi program-program Kementerian Pertanian. Ia berharap kegiatan ini dapat menggugah minat generasi muda, termasuk petani milenial dari pesantren, untuk terlibat dalam dunia pertanian.
Memed melanjutkan bahwa Kementerian Pertanian selama 5 tahun terakhir tetap eksis, walau dihantam dengan isu 3C yaitu Covids, Climate change (Perubahan Iklim, dan Crisis geopolitic (Perang Rusia-Ukraina), disaat sektor lain mengalami penurunan, sektor pertanian malah menunjukkan tren positif, ini semua berkat kontribusi para petani yang tetap gigih berjuang dalam kondisi yang sulit. Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, Memed juga mengingatkan para peserta untuk mengembangkan pangan lokal seperti singkong, ubi jalar, porang, talas, ganyong dan lainnya.
Selanjutnya acara dibuka secara resmi oleh Komisi IV DPR, yang dalam hal ini diwakili oleh Arif Maosul Efendy sebagai Tenaga Ahli komisi IV, Arif menyampaikan permohonan maaf seyogyanya bapak Asep Maosul Efendy selaku anggota komisi IV akan hadir secara langsung, namun mendadak ada tugas ke DPR an di Jakarta yang menyebabkan beliau tidak bisa datang.
Arif menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dan anggota DPR di Komisi IV. Ia berharap acara bimbingan teknis ini bisa memberikan dampak positif untuk para petani menambah pemahaman dan keterampilan baru kepada para petani dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan.
Ia melanjutkan ini adalah kegiatan yang menunjukkan bukti dimana keberadaan pemerintah hadir di tengah masyarakat, dengan salah satunya memberikan bimbingan teknis terhadap para petani di Indonesia khususnya di Kuningan, kemudian Ia melontarkan pertanyaan mengapa harus mengikuti bimtek? tanpa menunggu jawaban ia meneruskan saat ini pertanian telah cenderung tergeser dengan adanya revolusi industri, petani harus bisa menyesuaikan dengan keadaan dan perkembangan zaman, kondisi tanah dan iklim sekarang tentu berbeda jauh dengan kondisi pada masa lalu, sehingga diharapkan melalui bimbingan teknis ini petani bisa mengadopsi teknologi pertanian kekinian.
“Fungsi legislatif DPR adalah menyampaikan aspirasi, mendengarkan masukan dari akar rumput untuk disampaikan ke pusat, untuk itu sampaikan semua keluh kesah dan unek-unek disini, bertanyalah kalau ada sesuatu yang tidak mengerti, jangan sampai sepulang dari sini berkata wah ternyata setelah mengikuti bimbingan teknis ini sama aja hasilnya, jelas saja sama karena yang dianut dan diterapkannya juga masih cara yang lama, cobalah untuk move on dan menerapkan keterampilan sesuai dengan yang dianjurkan pada bimbingan teknis ini”, terang Arif.
“Mengapa dilaksanakan di lingkungan pesantren? hal ini bertujuan supaya ada kaderisasi santri tani milenial, yang saat ini belum banyak terdengar, selain santri kami juga mengundang para petani, tokoh masyarakat dan tokoh agama, yang nantinya informasi bimtek ini bisa lebih diekspose oleh para tokoh dan kiai dalam setiap ceramahnya dimana saja, sehingga target pemerintah dan Kementerian Pertanian bisa tersampaikan pada semua kalangan dengan efektif dan efisien”, tutup Arif.
Sementara itu dalam sesi penyampaian materi Gun Gun Gunawan yang bertindak sebagai narasumber dan akrab disapa Kang Gun Gun, menyoroti pentingnya pemakaian pupuk organik dalam meningkatkan daya dukung tanah, dilanjutkan dengan pengenalan umum tentang hama penyakit tanaman beserta cara pengendaliannya, ditambah ulasan mengenai peran musuh alami dalam menekan jumlah hama di pertanaman.
Dalam paparannya, Kang Gun Gun menegaskan bahwa pemakaian pupuk organik merupakan langkah yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan kesuburan tanah. Pupuk organik mengandung bahan-bahan alami, seperti pupuk kandang, kompos dan hijauan, yang tidak hanya memberikan nutrisi esensial bagi tanaman, tetapi juga meningkatkan sifat fisik dan biologi tanah. Dengan menggunakan pupuk organik secara berkelanjutan, petani dapat meminimalkan penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan mengurangi daya dukung tanah dalam jangka panjang.
Selain itu, Kang Gun Gun juga menjelaskan tentang pentingnya pengenalan hama penyakit tanaman dan pengendalian yang tepat. Menurutnya, pemahaman yang baik tentang jenis-jenis hama dan penyakit yang umum terjadi pada tanaman dapat membantu petani mengambil tindakan pencegahan yang efektif. Dalam konteks ini, ia mendorong petani untuk menggunakan metode Pengendalian Hama Terpadu, yang mempunyai prinsip petani sebagai ahli, pengamatan rutin, teknik budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami.
“Musuh alami itu sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian, predator serangga berupa paederus, laba-laba, kumbang kubah dan parasitoid, dapat membantu mengendalikan populasi hama dengan cara alami, tanpa perlu menggunakan pestisida kimia yang berpotensi merugikan lingkungan. Oleh karena itu mari kita lestarikan musuh alami, salah satunya adalah dengan menanam tanaman refugia (tanaman berbunga) sebagai mikro habitat bagi musuh alami serta memberikan lingkungan yang memadai bagi keberadaan mereka”, tutupnya.
Bimtek ini sangat sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang menekankan agar para petugas selalu memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada para petani dalam berbudidaya, supaya mereka bisa meraih hasil panen yang menguntungkan.
Hal ini didukung juga oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, bahwa untuk peningkatan produksi diperlukan upaya yang tidak biasa-biasa saja, semua harus bekerja keras untuk mewujudkannya, petugas harus bisa memperhatikan keperluan dan permasalahan petani di lapangan, serta sigap dalam menangani semua permasalahan yang ada.(ND)