Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

30 September 2018

HPS Ke-38, Momen Eksistensi Indonesia Dalam Optimasi Lahan Rawa

HPS Ke-38, Momen Eksistensi Indonesia Dalam Optimasi Lahan Rawa
30 September 2018

HPS Ke-38, Momen Eksistensi Indonesia Dalam Optimasi Lahan Rawa

Pilarpertanian - Pilar – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengecek langsung kesiapan penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia ke-38 di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Jumat (28/09/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ratusan hektare lahan yang beberapa bulan sebelumnya merupakan lahan rawa yang tidak termaanfaatkan, kini telah disulap menjadi areal persawahan yang lebih produktif dari sisi keekonomian masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Syukur terlihat turun langsung menyusuri petakan-petakan areal persawahan yang telah tertanami padi. Hampir 100% areal lahan rawa yang telah dimanipulasi ini sudah tertanami padi dan siap panen, bahkan ada yang terlihat telah dipanen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengelolaan air merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya pertanian di lahan rawa pasang surut. Penyiapan lahan padi pada sawah pasang surut sangat berbeda dengan lahan sawah irigasi. Irigasi tersier atau handil yang dibangun di area HPS Kecamatan Jejangkit menjadi kunci pengelolaan air di areal persawahan lahan rawa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain tanaman padi, Syukur menginginkan beberapa area yang masih kosong bisa dimanfaatkan lagi dengan tanaman seperti jagung dan tanaman hortikultura, serta ditambah dengan berbagai ikan endemik yang disebar di irigasi tersier dan bantuan itik alabio agar dapat membentuk ekosistem baru yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya di tempat terpisah, di area Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Pending Dadih memimpin Rapat Pleno persiapan HPS ke-38. Pending Dadih memastikan bahwa para petani tidak perlu khawatir dengan keberlanjutan areal sawah baru yang digunakan untuk penyelenggaraan HPS kali ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemerintah melalui Kementan memastikan akan ada pendampingan selama tiga tahun kepada para petani pasca HPS sampai korporasi petani terjadi di wilayah tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Korporasi akan terjadi di situ, dikawal dari aspek teknis, dikawal dari aspek menejerial dan aspek bisnisnya, dikawal terkait penguatan kelembagaannya. Karena ini titik kunci keberlanjutan penganganan lahan (rawa) ini,” ujar Pending Dadih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengelolaan nanti mengedepankan aspek mekanisasi. Yang lebih komprehensif lagi, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal telah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Rice Miling Unit (RMU) di kawasan tersebut. Dalam pengawasan nanti, Kementan juga bekerja sama dengan Perhimpunan Teknik Pertanian (Perteta).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Ketahanan Pangan sekaligus Ketua Panitia Pusat Hari Pangan Sedunia tahun sebelumnya, Agung Hendriadi pun turut hadir dalam rapat tersebut menyapaikan tujuan HPS kali ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu mengelola lahan rawa, lahan lebak, lahan gambut dengan baik, jelas Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari laporan yang telah dihimpun, kesiapan HPS terbilang hampir 100% dan tinggal menambahkan beberapa aspek yang kurang. Penyiapan area Gelar Teknologi Pertanian juga sudah mencapai 80% yang di targetkan. Persiapan pelaksanaan HPS diharapkan dapat berjalan sesuai rencana, sehingga pemanfaatan lahan rawa di Indonesia yang telah dilakukan dengan baik dapat tersosialisasi dengan baik juga kepenjuru belahan dunia. (CN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *