Harga Sawit 2017 Akan Membaik. Ada Dampak Trump Effect
Harga Sawit 2017 Akan Membaik. Ada Dampak Trump Effect
Pilarpertanian - Pilar-Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) melalui situsnya gapki.id, 26 Januari 2017 merilis bahwa ada trenpenguatan ekonomi global, dampak kebijakan protektif Amerika Serikat (AS) dan kenaikan produksi memberikan optimisme cerahnya industri sawit Indonesia pada tahun 2017. Kondisi yang cukup menjanjikan itu sebagai dampak membaiknya perekonomian global. Harga minyak sawit mentah (CPO) pada Desember 2016 sebesar US$ 749,47 per metrik ton. Harga tersebut naik US$ 6,24 dari November 2016. Harga referensi CPO menguat, tapi tetap berada di bawah ambang batas pengenaan bea keluar (BK) yaitu US$ 750 per metrik ton. Untuk itu, pemerintah tetap mengenakan bea keluar 0 dollar AS per metrik ton untuk periode Desember 2016.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menetapkan harga referensi produk CPO untuk pene-tapan Bea Keluar (BK) periode bulan Februari 2017 sebesar US$ 815,52 per MT. BK ini naik US$ 27,26 atau 3,46 persen dari periode bulan Januari 2017 yaitu US$ 788,26 per metrik ton (MT). Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02/M-DAG/PER/1/2017 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini, harga referensi CPO kembali mengalami peningkatan dan berada pada level di atas US$ 800. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK untuk CPO sebesar US$ 18/MT untuk periode Februari 2017,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Dody Edward di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (28/1/2017). Tanggal 30 Januari 2017, harga CPO tercatat pada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan untuk forward (penyerahan 17 Februari 2017) di Rotterdam-Belanda sebesar US$ 817,50/MT (metrik ton). Namun, kembali turun pada forward 17 Maret menjadi US$ 732,50/MT dan pada 17 April naik menjadi US$ 760,00/MT. Tapi masih diatas ambang batas pengenai bea keluar (BK).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
TRUMP EFFECT
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari perspektif perdagangan internasional, Trump effect memberikan pengaruh terhadap industri sawit Indonesia. Trump menilai perdagangan bebas atau free trade merugikan Amerika sehingga kebijakan yang diambil cenderung protektif dan investasi yang mengalir dari Amerika akan kembali ke Amerika. Hal ini memberi pengaruh positif bagi Indonesia karena memberi peluang kepercayaan dan prospek baru untuk bisnis. Tanda-tanda Trump effect juga memberi tekanan terhadap mata uang Rupiah. Bila nilai tukar dollar AS menguat, nilai rupiah melemah, bagi sebagian kalangan hal ini merupakan penderitaan. Tapi, tidak bagi petani sawit yang justru menyenangkan. Artinya, Impor akan lebih sulit masuk ke Indonesia sedangkan ekspor mudah masuk ke AS, sehingga berujung pada harga sawit tinggi dan petani untung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari aspek produksi pun memberikan optimisme bahwa sawit akan lebih prospektif di tahun 2017 dibanding tahun 2016. Hal ini sebagai dampak pada tahun 2015 telah terjadi fenomena El Nino yang mengakibatkan kebakaran dan kekeringan dimana-mana sehingga produksi menurun. Namun, tahun 2016 terjadi La Nina yang dampaknya produksi sawit kembali meningkat dibandingkan tahun 2015 sehingga tren suplai produk dalam negeri akan meningkat pada 2017 (RS).