Kita Harus Bangga dengan Kopi Negeri Sendiri
Kita Harus Bangga dengan Kopi Negeri Sendiri
Pilarpertanian - Pilar – Sebagai produsen kopi ke-4 terbesar di dunia, Indonesia menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Secara nasional, luas areal perkebunan yang ditanami kopi adalah 1,25 juta hektar, 1,2 juta hektar merupakan perkebunan rakyat. Dari produksi kopi nasional, Kopi Robusta masih mendominasi 76,2% dari produksi nasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tantangan terbesar bagi petani kopi adalah sustainability. El Nino 2015 contohnya. Dampaknya dirasakan hampir diseluruh petani kopi dunia. Maka, tak heran jika produksi kopi dunia tahun 2016 mengalami penurunan 3,4% dibandingkan tahun 2015, yaitu sekitar 8,6 juta ton”, ungkap Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Baran Wirawan, Jumat 13 Oktober 2017 ketika mengunjungi sentra produksi kopi Robusta terbesar di Jawa Tengah, di Dusun Sirap Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang dengan brand kopi-nya, Kopi Gunung Kelir.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Walapun produksi mengalami penurunan, tingkat konsumsi kopi dunia justru meningkat sekitar 1,2% dari tahun sebelumnya, yaitu sekitar 9,1 juta ton. Hal ini terjadi juga di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan tersebut adalah adanya cara pandang baru anak muda terhadap kopi. Kopi sudah menjadi menu wajib generasi milenial dalam setiap acara seiring bermuncuannya kedai kopi atau kafe.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Gejala ini harus disambut positif bagi petani kopi. Bagaimana meningkatkan produksi namun tidak meninggalkan kualitasnya, ini peluang besar”, imbuh Baran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Walaupun demikian, Rosyid, salah satu Petugas Penyuluh Lapangan menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi di lapangan oleh petani kopi dalam mengembangkan kopi terutama pada perkebunan rakyat adalah diseminasi teknologi termasuk pengolahan pasca panen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk tugas pendampingan, kami tetap support para petani melalui kelembagaan Gapoktan. Kami selalu menghimbau kepada para petani untuk bergabung agar mereka mendapatkan manfaat terlebih ketika musim panen raya. Setidaknya, mereka mendapatkan perlindungan harga”, imbuh Rosyid.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kopi Gunung Kelir diproduksi oleh Gapoktan Rahayu yang diketuai oleh Ngadiyanto. Hasil kerja keras bersama anggotanya, Kopi Gunung Kelir sudah merambah manca Negara seperti Singapura, Jepang, Korea hingga Prancis. Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan sudah memberikan sertifikat halal pada tahun 2013.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Budi Hartoyo, peneliti dari BPTP Jawa Tengah menambahkan bahwa untuk penelitian lebih lanjut, Balitbangtan siap mendukung apalagi Kementan berkomitmen untuk mengembangkan komoditas kopi melalui program peremajaan dan revitalisasi.(RS).