Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 March 2020

Buah Naga Buleleng Siap Tembus Pasar Internasional

Buah Naga Buleleng Siap Tembus Pasar Internasional
Foto : Buah Naga Khas Buleleng
12 March 2020

Buah Naga Buleleng Siap Tembus Pasar Internasional

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Buah naga merupakan komoditas buah yang berpotensi ekspor dan mulai berkembang di beberapa sentra produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terdapat berbagai varietas buah naga yaitu buah naga putih (Hylocereus undatus), buah naga ungu (Hylocereus polyrhizus), buah naga merah (Hylocereus costaricensis) dan buah naga kuning (Selenicereus megalanthus).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak hanya buahnya yang menarik,  buah naga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Manfaat buah naga antara lain membantu proses pencernaan, mencegah asteriosklereosis, menjaga kesehatan tubuh, kesehatan mata dan lain-lain.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten sentra buah naga di Provinsi Bali. I Wayan Kantra, pionir buah naga organik di Bali mampu melihat peluang dan potensi besar pengembangan buah naga di Bali.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wayan mengubah lahan tandus yang tidak produktif menjadi hamparan kebun buah naga organik bersama petani lain. Yakni melalui Kelompok Tani Gunung Sari yang beranggotakan 20 orang.  
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kini lahan tersebut berkembang menjadi lokasi agro wisata dan telah memiliki sertifikat organik Institute for Marketecology (IMO) Control pada tahun 2016 dari perusahaan Swiss. Kantra mengembangkan buah naga merah varietas jenis mawar, yang berasal dari Banyuwangi secara bertahap mulai tahun 2011.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Produksi buah naga organik Poktan Gunung Sari dengan produksi 600-700 ton/tahun, luasan 11 ha dengan umur tanaman sekitar 9 tahun” ujar Kantra. Lahan produksi terletak di Desa Bulian, Kec. Kubu Tambahan, Kab. Buleleng. Harga buah naga organik dijual Rp. 8.000/kg,” tambah Kantra.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kantra memanfaatkan kotoran sapi hasil fermentasi menjadi pupuk organik. Selain mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik, ia juga mampu menghasilkan biogas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Adapun pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di kebunnya, kata dia, menggunakan berbagai ekstrak bahan nabati seperti brotowali, daun sirsak, lengkuas dan sebagainya. Selain itu, sanitasi lahan rutin dilakukan untuk memutus siklus hidup hama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pengelolaan secara organik dan ramah lingkungan membentuk keseimbangan alami antara hama dan musuh alaminya, sehingga dihasilkan buah naga organik,” beber dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam rangka persiapan ekspor perdana buah naga ke Bali, saat ini telah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait maupun pemerintah setempat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Persiapan yang telah dilakukan meliputi pengelolaan kebun dan sanitasi, pencatatan, monitoring, pengendalian OPT di kebun registrasi, bimtek identifikasi OPT; pengujian keamanan pangan buah naga dan penyiapan data intersepsi  OPT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mendukung rencana ekspor buah naga Buleleng ke Bali, telah dilakukan persiapan dan pembinaan ke rumah kemas ke PT. Bali Organik Subak (BOS), PT. Narendra Mandara Sukses dan PT. Duo Putri Abadi.  Ketiga perusahaan ini merupakan eksportir buah untuk manggis ke beberapa negara tujuan ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mendukung rencana ekspor buah naga, Kantra memaparkan kalau pihaknya dibantu Dinas Pertanian Provinsi Bali, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Bali serta Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mereka saat ini terus melakukan peningkatan produk dan mutu baik di lahan maupun di collecting house. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan mitigasi penanganan OPT yang menjadi perhatian negara pengimpor, meregistrasi kebun sesuai GAP dan Integrated Pest Management (IPM).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Termasuk memperbaiki fasilitas collecting house sesuai standar,” jelas dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Secara terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik, menjelaskan bahwa peningkatan kinerja ekspor buah buah naga dapat dilakukan penerapan sistem jaminan mutu di seluruh rantai produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penerapan jaminan mutu dapat diperoleh melalui standardisasi produk hasil pertanian dari hulu ke hilir melalui penerapan budidaya yang baik di tingkat produksi (Good Agricultural Practices), penanganan pasca panen yang baik (Good Handling Practices), pengolahan (Good Manufacturing Practices) dan di tingkat distribusi hingga produk sampai ke tangan konsumen,” tambah Yasid.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yasid memaparkan bahwa Penerapan GAP-SOP dan GHP perlu dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka memperkuat daya saing ekspor buah naga Indonesia. Sehingga komoditas hortikultura memiliki pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tentunya pengembangan buah naga perlu difasilitasi melalui bantuan sarana dan prasarana baik dari pemerintah pusat maupun daerah,” pungkasnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *