Toko Tani Menjaga Asa Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan
Toko Tani Menjaga Asa Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan
Pilarpertanian - Pilar – Keberadaan Toko Tani Indonesia (TTI) selain merupakan bagian dari upaya mengendalikan harga pangan, ternyata turut membawa manfaat bagi masyarakat, utamanya berpenghasilan menengah ke bawah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kehadiran outlet TTI Center yang berlokasi di depan SMA Negeri 28 Pasar Minggu Jakarta Selatan, saat ini telah diikuti di beberapa daerah seperti di Medan, Palembang, Lampung, Banten, hingga Makasar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
TTI mengusung konsep harga pangan yang diperdagangkan harus sesuai dengan harga pembelian pemerintah, harga acuan dan harga eceran tertinggi (HET). Dan sejak 2016 hingga kini sudah tersebar sebanyak 2.839 TTI di 32 provinsi (minus Kaltara dan Kepri). Ini belum termasuk 1.113 TTI di Jabodetabek, yang bisa membantu masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga terjangkau.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Harga komoditas pangan yang dijual sangat murah dan berkualitas seperti beras Rp 7.900/kg; cabai merah keriting Rp 27.000/kg; Bawang Merah Rp 18.000/kg; Bawang Putih Rp.16.000/kg; Gula Pasir Rp 12.000/kg; Minyak Goreng Rp 11.000/liter; Daging Sapi Rp 75.000/kg; Daging Kerbau Rp 70.000/Kg; Daging Ayam Rp 30.000/kg; dan Telur Ayam Rp 19.500/kg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan harga jual dibawah harga pasar, TTI pun selalu diserbu masyarakat. Tercatat omset yang diperoleh diselurih TTI hingga minggu kedua Oktober 2017 telah mencapai Rp 103,739 Milyar, dengan rincian transaksi di TTI sebesar Rp 64,473 milyar dan di TTI center mencapai Rp 34,266 Milyar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain melayani penjualan langsung, TTI juga menyediakan layanan penjualan secara online
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Meski baru melayani di wilayah Jabodetabek, tercatat sejak Bulan Mei transaksi online yang sudah dilakukan hingga akhir September telah mencapai Rp 25.089.000,-.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kontribusi TTI dalam mengendalikan harga pangan tersebut sedikit banyak terlihat dari hasil pantauan kondisi harga pangan BPS pada minggu II Oktober 2017.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dibandingkan dengan bulan September, pergerakan harga pangan sampai dengan minggu II Oktober 2017 relatif stabil dengan kenaikan hanya berkisar di angka 0.05-1,15%. Bahkan terdapat penurunan harga di level -1,78 hingga -18,14% pada beberapa komoditas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Memang ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga, namun tidka terlalu signifikan seperti beras umum Rp 13.297/kg (0,63%), Minyak Goreng Curah Rp 12.473/liter (0,44%); daging sapi Rp 114.795/kg (0,05); dan cabai merah Rp 29.551/Kg (1,15%).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan beberapa harga pangan yang mengalami penurunan diantaranya gula pasir Rp 14.217/kg (1,84%); Daging Ayam Rp 30.311/kg (-3,84%); Telur Ayam Rp 20.796/kg (-1,78%); Cabai Rawit Rp 24.893/kg (-18,14%); dan bawang merah Rp 24.875/kg (-7,55%).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kondisi tersebut diperkuat dengan angka inflasi yang terkoreksi di level 0,13%, dimana kontribusi pangan dalam inflasi tersebut sangat minim.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkendalinya harga pangan pada tahun ini tidak lepas dari sejumlah langkah antisipasi yang dilakulan pemerintah. Diantaranya, Pertama, rapat koordinasi stabilisasi pangan yang dikoordinasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kedua Memantau harga dan pasokan pangan strategis secara nasional dan di Jabodetabek sebagai barometer fluktuasi harga pangan, Ketiga Menyediakan pasokan bahan pangan strategis seperti menyelenggarakan Gelar Pangan Murah berkualitas dan memperbanyak outlet Toko Tani Indonesia (TTI) dan terakhir, Kunjungan lapangan memantau ketersediaan dan harga pangan strrategis di tingkat produsen maupun konsumen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari sisi pengawasan peredaran bahan pangan, Kementerian Pertanian secara intensif berkoordinasi dengan satgas Pangan terhadap kemungkinan adanya potensi ekspektasi dan perilaku spekulatif pedagang yang cenderung meningkatkan harga walaupun pasokan normal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sinergitas para pelaku usaha/asosiasi pangan untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat, dengan menyediakan pasokan yang cukup.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedepan, Toko Tani Indonesia Center (TTIC) secara konseptual akan dirancang sebagai distribution center yang menghubungkan kebutuhan TTI dengan Gapoktan/Kelompok tani binaan dalam volume besar. Nantinya TTIC hanya sebagai HUB dan secara prototype akan dikembangkan di beberapa kota besar di Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Secara bertahap pada 2018, TTIC yang sudah terbangun seperti di Medan, Palembang, Lampung, Banten, hingga Makassar, akan mengikuti poladistribution center.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kelak, wilayah penyangga sebagai daerah produsen dapat memasok wilayah konsumen melalui TTIC, sehingga akan menimbulkan keseimbangan dalam penyediaan pangan.(AW).