Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

28 July 2020

Gairahkan Komoditas Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen Porang di Sidrap

Gairahkan Komoditas Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen Porang di Sidrap
Foto : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Jajarannya, Bersama Dengan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman Saat Melakukan Penanaman Perdana Porang di Kebun Milik Dandim 1420 Kabupaten Sidrap.
28 July 2020

Gairahkan Komoditas Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen Porang di Sidrap

Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus meningkatkan budidaya porang guna mendongkrak komoditas pertanian berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, nilai ekspor dan peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri. Pasalnya, porang merupakan salah satu komoditas pertanian yang sedang tren diminati pasar ekspor.

Perihal ini, mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini melakukan penanaman perdana porang di kebun milik Dandim 1420 Kabupaten Sidrap dan mengunjungi kebun porang Kelompok Tani Semangat Milenial di Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidendreng, Sidrap, Selasa (28/7/2020). Sulawesi Selatan termasuk salah satu daerah yang gencar dalam mengembangkan tanaman porang yang hasil produksinya di ekspor.

Hadir Wakil Gubenur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Wakapolda Sulawesi Selatan, Brigjen Pol Halim Pagarra, Wakil Bupati Sidrap, Muhamad Yusuf, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan).

SYL mengatakan, Kementan tengah fokus mengembangkan tanaman porang karena memiliki pasar ekspor yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar ekspor porang seperti ke Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa negara Eropa.

“Oleh karena itu, kita coba kembangkan di seluruh Indonesia dan pionernya di Sidrap ini. Potensi pengembangan porang jelas besar karena kita memiliki lahan marginal yang luas. Budidaya porang ini khusus kita ekspor,” demikian papar SYL dalam acara tanam dan panen porang tersebut.

SYL menegaskan, dalam pengembangan budidaya porang ini, pihaknya tidak hanya fokus pada proses produksi, namun juga turut membangun industri pengolahan. Kementan mencanangkan model pengembangan pertanian yang maju yakni dalam setiap 1.000 hektar lahan, harus dibangun pabrik.

“Dengan demikian, pertanian ke depan kita pastikan maju dan mampu menghidupi pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia. Harga porang sangat bagus dan pangsa pasar ekspor terbuka lebar, jadi ayo kita tanam porang,” tuturnya.

Perlu diketahui, tercatat ekspor porang periode Januari hingga 28 Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp 801,24 miliar. Sebelumnya, ekspor selama 2019 sebanyak 11.720 ton senilai Rp 644 miliar.

Dalam rangka pengembangan tanaman porang, pemerintah mengalokasikan pada tahun 2020 seluas 17.886 ha, yaitu di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTT dan Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan dialokasikan kegiatan pilot project porang seluas 10 ha dan pengembangan seluas 564 ha.

Syaharuddin Alrif, petani muda porang sekaligus pembina Kelompok Tani Semangat Milenial mengapresiasi Menteri Pertanian yang telah menginisiasi budidaya porang dan Kementan sangat optimal memberikan bantuan dan pendampingan teknologi. Menurutnya, budidaya porang adalah budidaya memanen dolar sebab memberikan keuntungan yang sangat besar.

“Luas lahan porang yang kami budidayakan ini sekitar 50 hektar. Hasil panennya bisa 150 ton per hektar dalam 8 bulan, dengan harga Rp 8.000 per kilogram, maka bisa dapat Rp 1,2 miliar. Total biaya hanya Rp 70 juta per hektar, jadi keuntungannya sangat besar,” ucapnya.

Karena itu, petani muda yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan ini mengajak masyarakat untuk mulai menanam tanaman porang. Pasalnya, porang harus dijadikan komoditas primadona ekspor Sulawesi Selatan.

“Petani harus siapkan lahan, semangat kerja dan semangat supaya bisa kaya. Kementerian Pertanian akan membina petani lebih luas bahkan dibangun pabrik sehingga Sulawesi Selatan akan meningkatkan komoditas ekspor pangan yang lebih banyak,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi membeberkan, budidaya tanaman porang dengan memanfaatkan lahan marginal atau lahan tidur merupakan sebuah terobosan yang cukup bagus, apalagi porang merupakan komoditas baru yang bernilai ekonomis tinggi. Ia berharap, Kabupaten Sidrap bisa memiliki andil yang cukup besar untuk menjadi salah satu daerah yang sukses membudidayakan porang.

“Dukungan Kementan tentunya diberikan untuk Kabupaten Sidrap melalui bantuan sarana produksi, seperti benih dan maupun alat mesin pertanian. Kementan juga menyediakan fasilitas dana KUR (Kredit Usaha Rakyat) sehingga petani memiliki modal bertani,” jelasnya.

Lebih lanjut Suwandi menekankan agar petani bisa menyerap KUR sehingga budidaya porang ke depan tidak mengalami hambatan dan memberikan keuntungan bagi petani. Porang memiliki potensi sebagai tanaman ekspor yang sampai saat ini bahan bakunya masih sangat kurang, sehingga berharap tanaman ini menjadi sumber ekonomi baru bagi petani, khususnya di Sulawesi Selatan.

“Dengan KUR, ini sebuah terobosan mengingat porang merupakan komoditas yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga dengan pembudidayaan yang dilakukan dapat menjadi contoh bagi kita semua,” tegas Suwandi.

Dalam kegiatan ini, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bantuan pertanian dengan total nilai Rp 26 miliar untuk Kabupaten Sidrap. Bantuan meliputi benih padi, benih jagung, alat mesin pertanian, pengembangan komoditas hortikultura dan pengembangan tanaman porang.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *