Kostratani Cilacap Amankan Panen Dengan Pemupukan Berimbang
Kostratani Cilacap Amankan Panen Dengan Pemupukan Berimbang
Pilarpertanian - Kabutuhan pangan diprediksi akan terus meningkat lantaran kondisi pandemi Covid-19 ditambah musim kemarau. Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di Cilacap, Jawa Tengah mengantisipasi kondisi ini dengan mengamankan panen melalui pemupukan berimbang.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencukupi pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air. Untuk itu, saya mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk tetap sehat di situasi pandemi covid-19. Bisa mendampingi petani untuk genjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” tutur SYL, Minggu (30/08).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengapresiasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang telah melaksanakan dan mendukung program Kostratani.
“Kostratani sebagai pusat data dan informasi, juga pusat gerakan pembangunan pertanian. Kostratani juga menjadi pusat pembelajaran, konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring kemitraan,” kata Dedi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Supriyanto mengatakan bahwa Cilacap mendukung penuh upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan dengan memaksimalkan peran Kostratani di masing-masing Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat kecamatan.
“Dukungan dilakukan dengan cara mengamankan panen padi melalui terobosan pelaksanaan Program Peningkatan Produktivitas Pangan (P4) bekerjasama dengan PT. Petrokimia Gresik. Kegiatan ini telah dilaksanakan selama musim kemarau tahun 2020 ini dengan melibatkan 357 kelompok tani yang tersebar di 12 kecamatan dengan total luas kegiatan 10.530 hektar,” ujar Supriyanto.
Sementara penyuluh pertanian di Kecamatan Sidareja, Eti Solikhatun, menuturkan program kerja sama dengan PT. Petrokimia Gresik ini menitikberatkan pengawalan penerapan pemupukan berimbang sebagai upaya memastikan budidaya padi sawah telah dilakukan sesuai rekomendasi.
“Kegiatan pengawalan penyuluh pertanian dalam budi daya padi sawah yang dilakukan di kelompok tani ialah mulai padi umur 0 – 7 hari setelah tanam (HST), 35 – 40 HST, 60-90 HST, hingga panen.
Hal yang dipantau yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah malai dalam satu rumpun, serangan hama dan hasil panen. Pada pengawalan pemupukan berimbang, petani melaksanakan anjuran pemerintah berupa pemupukan model 5:3:2. Untuk satu hektar sawah cukup diberikan 500 kg pupuk organik (Petroganik), 300 kg pupuk NPK, dan 200 kg pupuk urea,” tutur Eti.
Demplot pemupukan berimbang dilaksanakan 1 titik di tiap kecamatan. Seperti di Kecamatan Sidareja, demplot dilaksanakan di kelompok tani (Poktan) Waluyo Sejati, Desa Sidareja seluas 0,5 hektar.
“Melalui pemupukan berimbang tidak akan terjadi kekurangan maupun kelebihan dosis pupuk yang berdampak tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Dengan perhitungan dosis yang seimbang pemborosan biaya pupuk bisa ditekan dan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit,” pungkas Eti.
Salah seorang petani yang melaksanakan demplot, Nasimin, telah menerapkan pemupukan berimbang padi sawah seluas 0,5 ha dengan 100 kg pupuk NPK, 50 kg pupuk NPK (Phonska plus) dan 280 kg pupuk organik (petroganik).
“Dari hasi pengamatan terdapat penambahan positif, rata-rata jumlah anakan 35 per rumpun dan jumlah malai 30. Hasil rata-rata ubinan saat panen diperoleh angka 4.45 kg sehingga diperoleh angka provitas 7.1 ton/ha GKP. Hasil ini meningkat dibandingkan musim sebelumnya,” cerita Nasimin.(ND)