Kunjungi Balit Palma, Mentan Tertarik Kelapa Eksotik
Kunjungi Balit Palma, Mentan Tertarik Kelapa Eksotik
Pilarpertanian - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo bersama Kepala Badan Litbang Pertanian dan pejabat Eselon I Kementerian Pertanian lainnya melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Utara, Minggu (30/8). Kunjungan Mentan kali ini dalam rangka panen jagung dan kedelai, juga penanaman kedelai dan kelapa Genjah Kuning Nias (GKN) di lokasi kebun Tontalete, Minahasa Utara.
Usai panen, rombongan melanjutkan kunjungan ke Kawasan Taman Sains Pertanian (TSP) Bio Industri Palma di Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) di Mapanget, Minahasa Utara. Saat berada di Balit Palma, oleh Kepala Balit Palma Ismail Maskromo, Menteri Pertanian diperlihatkan varietas tanaman-tanaman kelapa unggul dan eksotik yang mulai berbuah pada umur dua tahun, yaitu kelapa Bido dan Genjah Raja asal Maluku Utara, kelapa Genjah kopyor asal Pati dan kelapa Genjah Entog asal Kebumen, Jawa Tengah.
Selain itu ditunjukkan juga varietas kelapa Genjah Kuning Nias (GKN), merupakan tetua Kelapa Hibrida Indonesia (KHINA). “Varietas ini juga telah ditanam di lokasi kunjungan sebelumnya di Tontalete, Minahasa Utara.” Jelas Ismail. Berbagai contoh buah varietas kelapa dalam unggul dan produk olahan kelapa yang bernilai ekonomi tinggi juga ditampilkan pada display inovasi teknologi di Kawasan TSP Bio-Industri Palma.
Menteri Pertanian sangat tertarik dan antusias terhadap kelapa unggul dan eksotik yang cepat berbuah dan produksi tinggi untuk dikembangkan oleh petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
“Saya meminta Balitbangtan segera menyiapkan bahan tanaman berupa bibit siap tanam kelapa unggul dan eksotik untuk pengembangan di lahan petani Dalam rangka peremajaan tanaman yang telah berumur tua atau untuk pengembangan pada lahan baru.” Ungkap Mentan.
Mentan juga melihat demo pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan cara kering di Unit Pengolahan Kelapa Balit Palma. Pengolahan ini mempunyai keunggulan cepat, mudah dan efisien, sehingga metode ini dapat diadopsi oleh petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa. “Unit pengolahan seperti ini harus dimantapkan penelitiannya di Balit Palma agar dapat segera dikembangkan di tingkat petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.” Tegasnya.
Sementara, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menyampaikan bahwa Balit Palma telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi mulai dari hulu sampai hilir. “Berbagai inovasi tersebut telah diadopsi oleh petani dan stake holder lainnya terutama varietas unggul kelapa Dalam dan Genjah yang telah ditanam di berbagai sentra kelapa di Indonesia.” Ungkapnya.
Menurut Fadjry, masih diperlukan adanya dukungan untuk memperoleh teknologi perbanyakan massal benih kelapa yang sekarang sedang dikembangkan. Fadjry menambahkan bahwa di Sulawesi Utara ada BPTP (Balai Pengkajian Taknologi Pertanian) yang juga berada di bawah Balitbangtan untuk ikut mendukung diseminasi inovasi teknologi termasuk komoditi kelapa dan palma lainnya.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Mentan juga menyerahkan sertifikat kesehatan karantina dan melepas secara simbolis ekspor komoditas asal Sulawesi Utara ke tujuh negara tujuan (Tiongkok, Jerman, India, Singapore, India, Vietnam Jepang dan Turki) di antaranya minyak kelapa, Desiccated Coconut/tepung kelapa, santan kelapa, pala biji, dan cengkeh. (IM-EM-AYP/ND)