Lolos Dari Wereng Petani Carita Panen Bersama Kostratani
Lolos Dari Wereng Petani Carita Panen Bersama Kostratani
Pilarpertanian - Lolos dari ancaman hama Wereng Batang Coklat (WBC), petani di Kelompok Tani (Poktan) Cipandan Mulya, Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang panen padi.
Anggota Poktan Cipandan Mulya, Safe’i menjelaskan meski ada sedikit penurunan produksi tetapi jumlahnya tidak signifikan. Ia bersama anggota Poktan lainnya bersyukur ditengah ancaman dan rasa was – was gagal panen, ternyata hasilnya cukup menggembirakan.
“Ada penurunan produktivitas, dari 10 ha menghasilkan produksi 5,8 ton per ha dari biasanya enam ton, Hal ini dikarenakan faktor cuaca dan ada serangan hama wereng, terkhusus kelompok cipandan mulya. Tapi alhamdulillah, wereng dapat dikendalikan hanya saja mengalami penurunan hasil,“ ujar Safe’i., Rabu (2/9).
Keberhasilan panen ini tak lepas dari upaya keras petani menjaga tanaman padi. Dituturkan Safe’i dirinya bersama anggota kelompok tak kenal lelah menjaga tanaman padi dengan pengamatan hama pagi dan siang.
“Kita tak bosan memeriksa setiap pagi. Kalau memang hamanya terlihat dan kelihatan tanaman itu pertumbuhannya kurang normal, kita gunakan insektisida seperti yang disarankan Penyuluh (PPL), “ ujarnya.
Tak menunggu lama selesai panen ini, Ia akan langsung kembali mengolah lahan dan menanam. Dirinya berharap, dimusim tanam tiga (MT 3) nanti hasilnya lebih baik.
Eli Safitri, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan Carita mengatakan Indeks Pertanaman (IP) Kecamatan Carita 250%. “Untuk MT 3 berarti 50% yang tanam. Khusus Poktan Cipandan Mulya, tetap melakukan tanam padi,“ katanya.
IP adalah rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama. Potensi peningkatan IP di setiap wilayah tersebut dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, iklim, tanah, dan unsur hara secara terpadu serta melalui perbaikan pola tanam, baik padi maupun tanaman pangan lainnya.
Eli menambahkan Penyuluhan secara berkelanjutan serta koordinasi dengan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) mengenai hama wereng merupakan upaya yang dilakukan penyuluh guna menjaga pertanaman petani dari serangan hama. Hal tersebut harus dilakukan mengingat cuaca di MT 3 masih berpotensi memicu hama penyakit.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan komitmen Kementan dalam meningkatkan produksi beras dan percepatan tanam yakni melalui Gerakan Olah Tanah dan Tanam (GPOT), pemberian bantuan benih, alat mesin pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), asuransi pertanian dan pendampingan yang masif.
Pada tahun 2020, secara nasional, pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta ha, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras, sementara sasaran luas tanam padi pada musim kemarau hingga September 2020 ini sebesar 5,6 juta hektar.
“Indonesia diberikan banyak kelebihan untuk negeri ini. Kita memiliki matahari yang cerah, lahan yang luas, perairan yang banyak. Maka kita masyarakatnya harus tinggal menggerakkan kaki dan tangan saja untuk bisa menjalankan pertanian ini,” ujarnya penuh semangat. “Berikan pupuk yang baik, bibit yang bagus dan lakukan management dengan baik makan kita tidak mungkin susah,” ucap SYL.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menekankan kerja keras adalah kunci untuk menaikkan produktivitas pertanian. Apalagi, Kementan sudah menentukan target musim gadu 5,6 juta hektar.
“Musim gadu kali ini harus naik. Semua target harus tercapai. Untuk mewujudkannya, berarti butuh upaya besar. Semua stake holder pertanian harus bersinergi,“ tegas Dedi.(ND)