Percepat Kinerja Pembangunan Pertanian, Kementan Dorong Realisasi Pengembangan Hortikultura
Percepat Kinerja Pembangunan Pertanian, Kementan Dorong Realisasi Pengembangan Hortikultura
Pilarpertanian - Kuartal III menjadi penentu kondisi ekonomi di Indonesia. Setelah menunjukkan pertumbuhan negatif pada kuartal II, Pemerintah bergerak cepat realisasikan belanja APBN untuk dongkrak pergerakan ekonomi nasional pada kuartal III ini.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa kita harus terus bekerja bersama petani.
“Meskipun pandemi belum berakhir, kita harus hadir di tengah-tengah petani. Pendampingan, bimbingan teknis dan penyaluran bantuan harus terus berjalan agar aktivitas pertanian tetap berjalan guna memacu pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujarnya dalam beberapa kesempatan.
Menjalankan arahan Mentan, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mendorong satker pusat dan daerah untuk segera merealisasikan kegiatan APBN 2020.
Alokasi anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura sebagian besar adalah untuk pengembangan komoditas strategis yakni cabai dan bawang. Sehingga jika kegiatan tersebut terealisasi akan lebih terasa dampaknya pada pergerakan ekonomi nasional.
“Selain itu, pertanaman juga harus segera dilakukan untuk persiapan menyambut Hari Besar Keagamaan (HBKN) Natal dan Tahun Baru,” sambung Anton.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur, Joaz Bily Oemboe Wanda melalui sambungan telepon menyampaikan bahwa pihaknya sudah realisasi 99,73% untuk kegiatan pengembangan kawasan cabai.
“Kurang lebih anggaran yang dikucurkan untuk pertanian sebanyak Rp 2 miliar. Kami bersyukur hampir seluruhnya sudah terealisasikan untuk hortikultura,” ujar Joaz.
Dirinya menyebutkan, distribusi bantuan benih dan likat kuning untuk pertanaman cabai diperuntukkan bagi 19 kabupaten seluas 626 hektar. Menurutnya, bantuan ini sangat terasa manfaatnya di NTT.
“Selain luas areal pertanaman cabai meningkat, ternyata peningkatan produksinya juga mampu mengurangi impor cabai dari luar NTT. Hal tersebut tentu berdampak pada peningkatan pendapatan petani cabai,” pungkas Joaz.(PW)