Bupati Blitar Apresiasi MHI Mampu Genjot Produktivitas Padi Hingga 11,52 Ton/Ha
Bupati Blitar Apresiasi MHI Mampu Genjot Produktivitas Padi Hingga 11,52 Ton/Ha
Pilarpertanian - Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung tidak menyurutkan semangat petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur untuk mengamankan stok pangan. Panen padi terus berlangsung di berbagai daerah di Blitar, salah satunya di wilayah binaan Kostratani Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar yang tengah panen padi 80 hektare dari total luas lahan 2.352 hektare di Kecamatan Talun pada Sabtu, 19 September 2020.
Petani di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, yang tergabung dalam Poktan Among Kismo I dengan ketua Setyo Budiawan, (Sabtu 19/9) melakukan panen padi menggunakan MHI. Panen padi ini dihadiri langsung oleh Bupati Blitar, H. Rijanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar, Wawan Widianto, Asisten II Kabupaten Blitar, Ketua BAPPEDA Kabupaten Blitar beserta jajaran muspika lainnya.
“Hasil panen padi patut diacungi jempol bisa tembus 11,52 ton untuk varietas Inpari 42, varietas Rojo Lele 9,28 ton/hektare dilahan perdana dengan perbandingan hasil panen sebelumnya diangka 5 s/d 6 ton per hektare. Inovasi ini patut dikembangkan tidak hanya di tujuh kecamatan di Kabupaten Blitar, tapi harus keseluruhan di 22 kecamatan se-kabupten Blitar”, ujar Rijanto.
Untuk meningkatkan produksi padi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur, bersama petani yang tergabung didalam Gapoktan dan Poktan yang tersebar di 22 kecamatan dan 248 desa/kelurahan mengunakan Metode Hayati Indonesia (MHI). MHI merupakan konsultan pertanian yang menerapkan sistem pertanian berkelanjutan, presisi dan terintegrasi.
Ninik Dwi Handayani, salah satu Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang menerapkan metode MHI menyampaikan “Untuk percepatan peningkatan produktivitas padi, Metode Hayati Indonesia (MHI) menerapkan kombinasi teknologi Plant Growth Promoting Rhizobacteria ( PGPR ), Asam Hulmat, Asam Fulfat dan Asam Amino dimana bahan bakunya tersedia melimpah di wilayah pedesaan sehingga petani dapat memproduksinya sendiri agar biaya produksi usaha tani bisa tetap rendah. “Petani juga tidak banyak bergantung dengan pupuk kimia bersubsidi,” ujar Ninik.
Wawan Widianto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar menyampaikan “Peningkatan produktivitas padi dari 6 ton/ hektare menuju 12 ton/ hektare diperlukan komitmen yang disiplin dari petani dan pendampingan yang terus menerus dari penyuluh pertanian kepada kelompok tani, agar inovasi teknologi MHI dapat teradopsi dengan baik kepada seluruh petani di kabupaten Blitar.”
Upaya untuk menjaga ketersediaan pangan adalah dengan melakukan percepatan tanam dengan target peningkatan produksi 12 ton/ hektare. Tahun 2020 ini diawali di tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Wlingi di Kelurahan Klemunan bersama Poktan Mekarsari I, Kecamatan Talun di Desa Sragi Poktan Among Kismo I, Kecamatan Selopuro Desa Tegalrejo Potan Lestari II, Kecamatan Doko di Desa Jambe Pawon Poktan Sri Dadi, Kecamatan Sutojayan di Desa Bacem Poktan Manunggal Karso, Kecamatan Kesamben di Desa Jugo Poktan Tani Makmur dan Kecamatan Gandusari di Desa Krisik Poktan Nuju Makmur V. Ketujuh kecamatan tersebut merupakan wilayah sentra padi sepanjang musim. Total luas lahan sawah di Kabupaten Blitar sebanyak 31.976 hektare yang terdiri dari sawah irigasi 28.519 Ha dan sawah tadah hujan 3.457 Ha.
Percepatan demi percepatan yang dilakukan oleh petani diharapkan bisa menjamin stok pangan ditengah ketakutan akan krisis pangan. Tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencakup pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan, tantangan yang dihadapi pertanian saat ini adalah mencukupi pangan bagi seluruh rakyat indonesia.
“Kita harus memastikan ketersediaan pangan di seluruh tanah air, baik ketersediaan barang pangan maupun ketersediaan akses untuk mendapatkannya.
“Saya mengajak seluruh penyuluh dan petani untuk tetap sehat di situasi pandemi Covid-19. Tetap sehat agar dapat mendampingi petani untuk genjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” ujar SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.
“Walau masih pandemi Covid-19, pertanian jangan berhenti, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan,” tutup Dedi.(ND)