80 ribu Karyawan Penggilingan Padi Kecil Jawa Timur kehilangan kerja
80 ribu Karyawan Penggilingan Padi Kecil Jawa Timur kehilangan kerja
Pilarpertanian - Pilar – Puluhan ribu pekerja Penggilingan Padi Kecil (PPK) di wilayah Jawa Timur harus berhenti bekerja karena tidak mampu bersaing dengan pengusaha besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jawa Timur, Hendra Tan mengatakan saat ini PPK di wilayahnya harus mati suri karena kalah bersaing dengan pengusaha Penggilingan Padi Besar (PPB).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penggilingan padi kecil mati suri karena tidak mampu bersaing dengan penggilingan padi besar,” katanya, Sabtu (23/12).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Hendra, PPK hanya mampu membeli padi petani di bulan tertentu, seperti Februari – Mei. Pasalnya di periode tersebut para petani di seluruh Tanah Air tengah melaksanakan panen raya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Biasanya harga gabah di periode Februari – Juli tidak terlalu mahal dan cenderung stabil. Jadi pemilik penggilingan padi kecil mampu beli gabah,” katanya. Pada saat tersebut penggilingan beras jarang beli gabah hingga hargah gabah jatuh dan petani melarat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada perioda Agustus – November dengan gabah yang umumnya terbatas, justru dijadikan pengusaha besar untuk mengambil untung besar. Caranya dengan membeli gabah petani dengan harga tinggi tapi menghindar saat harga gabah rendah bulan februari – Juli
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kata Hendra, petani umumnya cenderung menjual gabah miliknya ke PPB karena dibeli dengan tinggi. Namun akibatnya akan berpengaruh pada melonjaknya harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pengusaha besar swasta mampu beli gabah petani dengan harga tinggi dan nanti beras yang akan dijual tentu jadinya mahal. Dan para pemilik penggilingan padi kecil akhirnya mati suri karena modalnya kecil. Jadi di periode ini mereka mati suri,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kata Hendra, sejak PPB beroperasi lebih dari 40 persen anggota Perpadi Jawa Timur menurun. Padahal kebanyakan anggota mereka berasal dari grup penggilingan padi kecil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia berharap pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Hendra akui penetapan harga eceran tertinggi (HET) memang membantu menstabilkan harga besar. Namun nilai HET diharapkan lebih fleksibel menyesuaikan harga gabah di pasaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Setiap penggilingan padi kecil ada 10 karyawan. Jadi jumlahnya memang sangat besar,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hendra mengatakan saat ini ada 15.640 penggilingan padi kecil yang tersebar di Jawa Timur. Dan 40% nya mati suri. Jika tiap PPK ada 10 karyawan, sekitar 80 ribu kehilangan pekerjaan. Bisa dibayangkan berapa jumlah kehilangan pekerjaan untuk seluruh Indonesia karena ulah penggilingan besar, pasti mecapai ratusan ribu. Ia mengakui bila para pengusaha kecil tersebut mati suri karena tidak mampu bersaing dengan pengusaha besar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Penggilingan padi yang mati suri tersebut ada dibeberapa kota, yakni Lumajang, Jember, Lamongan, Madiun, Ngawi, Tuban,” pungkasnya.(RS).