Optimalkan Peran BPP, Penyuluh Pertanian Aceh Fasilitasi Ekspor Kopi 1.000 ton Ke Eropa
Optimalkan Peran BPP, Penyuluh Pertanian Aceh Fasilitasi Ekspor Kopi 1.000 ton Ke Eropa
Pilarpertanian - Upaya untuk menggenjot ekspor produk-produk pertanian senantiasa dilakukan dimulai dari penguatan kelembagaan petani dengan mengoptimalkan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang berpusat di Kecamatan.
Seperti yang dilakukan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi NAD. Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Atu Lintang, Salman, SP, MP, bersama koperasi Kompak mempersiapkan ekspor kopi Arabika ke Eropa sebanyak 1.000 Ton.
“Awalnya bulan Juni, ketua Koperasi Kompak melakukan konsultasi ke BPP Atu Lintang tentang harga kopi ditengah produksi petani yang meningkat saat pandemi ini. Kami mencarikan solusi atas masalah tersebut dengan mencarikan buyer,” papar Salman.
Salman yang juga merupakan Master Trainer dari Scopi memanfaatkan link yang ada di Scopi dan berkoordinasi dengan Kementerian yang terkait seperti Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka mencarikan solusi bagi petani kopi saat harga turun di masa pandemi.
Gayungpun bersambut, akhirnya pada bulan Juli, petani kopi di Aceh Tengah ini mendapat titik terang dari usaha yang telah dilakukan untuk mengenalkan kopi Aceh ke dunia.
Produk mereka akan difasilitasi oleh LDC (Luis Dreyfus Company) yang merupakan perusahaan perdagangan global dan pemproses berbagai produk pertanian.
Tahap awal yang dilakukan oleh LDC melalui bidang Sustainability membina petani melalui sosialisasi di sektor agroforestry yang akan dilanjutkan ke bidang komersial dan sertifikasi petani dan kebun kopinya agar sesuai “export quality”
“Peserta Sosialisasi ini adalah petani Kecamatan Atu Lintang yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap kampung yang ada di Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah,” Jelas Salman.
Setelah sosialisasi kepada petani kemudian koperasi kompak sebagai koperasi dari Petani Atu Lintang akan mengikuti pelatihan di Bulan Oktober. Setelah itu ditindaklanjuti dengan adanya kerja sama antara koperasi Kompak dengan LDC untuk ekspor.
“Diharapkan akhir Oktober sudah ada MoU setelah semua ketentuan dipenuhi. Saat ini proses sudah berjalan 60% meskipun terkendala karena situasi Pandemi,” ujar Salman.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam berbagai kesempatan juga selalu berbicara penguatan organisasi pertanian hingga level kecamatan.
Komando Strategis Pembangunan Pertanian dibuat untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam menggerakkan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.
Hal ini menjadi point plus yang baik bagi citra kopi Indonesia di pasar internasional yang perlu kita jaga dan promosikan yang lebih intensif,” ujar SYL yang juga penikmat kopi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan Kostratani merupakan salah satu program unggulan dari Kementerian Pertanian.
“Kostratani sejalan dengan Visi Presiden yang ingin menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri dan modern dengan memanfaatkan inovasi teknologi dan harapan Bapak Menteri dengan program ini dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, peningkatan kesejahteraan petani, membuka lapangan kerja dan ekspor meningkat” tutup Dedi.(ND)