Akhir September, 380 Pasutri Petani Ikuti PLEK IPDMIP
Akhir September, 380 Pasutri Petani Ikuti PLEK IPDMIP
Pilarpertanian - Sedikitnya 380 pasangan suami istri (Pasutri) dari ketua kelompok tani (Poktan) dan penyuluh swadaya pada 19 kabupaten di 10 provinsi mengikuti Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) sejak pertengahan hingga akhir September 2020.
Pelatihan PLEK dilaksanakan Kementerian Pertanian RI bersama Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project [IPDMIP]. Tujuan, mengembangkan SDM pertanian di kawasan irigasi pada 27 kabupaten di 11 provinsi wilayah kerja IPDMIP 2020.
Kepala Pusluhtan BPPSDMP, Leli Nuryati mengatakan PLEK IPDMIP diadakan di 27 kabupaten dari 11 provinsi. Setiap kabupaten adakan pelatihan di 10 desa, total 270 desa.
“Target peserta pelatihan 16 orang di tiap desa atau delapan rumah tangga tani atau RTT, suami dan istri. Total target pelatihan 4.320 RTT dari 2.160 ketua Poktan,” kata Leli Nuryati menurut keterangan tertulis Pusluhtan BPPSDMP yang diterima Senin (21/9).
Pelatihan didukung pemerintah daerah dari wilayah target IPDMIP. Khusus di penghujung September 2020, 19 kabupaten di 10 provinsi menggelar PLEK yang waktunya variatif, 14 – 26 September. Pasutri ketua Poktan dan penyuluh swadaya di tiga kabupaten menyelesaikan PLEK pada 14 – 21 September yakni Kabupaten Musi Rawas (Sumsel), Pandeglang (Banten) dan Tuban (Jatim).
Sementara di 15 kabupaten, PLEK IPDMIP berlangsung pada 21 – 24 September di Kabupaten Aceh Timur dan Bireuen (Aceh), Pasaman (Sumbar), Sukabumi (Jabar), Purworejo dan Banyumas (Jateng), Ngawi dan Lumajang (Jatim), Bima (NTB) dan Wajo (Sulsel).
Sementara PLEK IPDMIP Kabupaten Kuningan (Jabar), Banjarnegara (Jateng), Tapin dan Tanah Bumbu (Kalsel) dan Sidrap (Sulsel) berlangsung pada 22 – 25 September. sementara Kayong Utara (Kalbar) baru dimulai Rabu (23/9) hingga 26 September mendatang.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo memberi perhatian khusus pada IPDMIP. Pasalnya, bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, yang berawal dari kemampuan literasi dan akses keuangan bagi petani.
Pelatihan literasi sangat vital lantaran kemajuan teknologi informasi mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah. Pasutri target PLEK diharapkan paham kapan informasi diperlukan, identifikasi sumber informasi, menemukan dan mengakses informasi secara efektif dan efisien, evaluasi informasi secara kritis, menggunakan informasi secara etis dan legal, serta mengomunikasikan secara efektif.
Sementara edukasi keuangan, Mentan Syahrul menilai PLEK penting bagi Pasutri ketua Poktan dan penyuluh swadaya untuk mengenal akses produk dan layanan keuangan pertanian seperti Kredit Usaha Rakyat [KUR] dan Asuransi Usaha Tanaman Padi [AUTP].
“Pemerintah mendorong dan membantu petani untuk meyakinkan lembaga perbankan bahwa menyalurkan kredit kepada petani tidak membuat mereka rugi,” kata Mentan Syahrul.
Diketahui bahwa Ketua Poktan dan penyuluh swadaya melaksanakan kepemimpinan transformasional, pemimpin yang karismatik dengan peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Mereka juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan anggota Poktan.
“PLEK berupaya mengulas pengelolaan keuangan, kemudian akan diteruskan oleh para ketua Poktan dan penyuluh swadaya kepada petani, dengan cara yang mudah dipahami,” kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi,
Khusus AUTP, Mentan mengingatkan tentang pentingnya asuransi menjaga kepentingan petani, terutama untuk melindungi lahan dari bencana dan gagal panen. “Saat itulah asuransi akan muncul dan mengurangi beban petani dengan klaim asuransi.”
Hal itu digarisbawahi Dedi Nursyamsi tentang peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan, khusus petani, karena berdampak langsung pada peningkatan produksi pangan.
“PLEK melakukan pendekatan keluarga sebagai tim yakni Pasutri. Tujuannya, meningkatkan kapasitas dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan usaha tani,” kata Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP).
Saat ini wilayah kerja IPDMIP 2020 meliputi 27 kabupaten di 11 provinsi. Aceh Timur dan Bireuen (Aceh); Asahan (Sumut); Pasaman, Pasaman Barat, Sijunjung (Sumbar); Empat Lawang, Musi Rawas (Sumsel); Mesuji, Pesawaran (Lampung); Pandeglang, Sukabumi, Garut, Kuningan (Jabar); Purworejo, Banjarnegara, Banyumas(Jateng); Ngawi, Tuban, Lumajang (Jatim); Kayong Utara, Tapin, Tanah Bumbu (Kalsel); Sidenreng Rappang, Wajo (Sulsel); Bima (NTB) dan Manggarai Barat (NTT). (LA/ND)