Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 May 2019

Andai Harga Gabah Indonesia Seperti di Jepang, Petani Sejahtera

Andai Harga Gabah Indonesia Seperti di Jepang, Petani Sejahtera
12 May 2019

Andai Harga Gabah Indonesia Seperti di Jepang, Petani Sejahtera

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Upaya meningkatkan kesejahteraan petani terus dilakukan pemerintah Indonesia. Hal ini juga dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman di sela Pertemuan Menteri Pertanian Negara-negara G20 10 sampai 12 Mei 2019, di Niigata, Jepang, Sabtu (11/5).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam sesi Kunjungan Lapang, Amran Sulaiman bertandang ke lahan persawahan di 1475, Hirabara-Shi, Niigata-Ken untuk mendapatkan fact finding budidaya padi di Jepang. Petani padi di Jepang memang dikenal memiliki tingkat kesejahteraan yang memadai. Untuk menimba best practices yang diterapkan petani negeri Sakura, Pemerintah Indonesia setiap tahun mengirim para petani muda untuk program magang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mengunjungi dan mengamati lokasi persawahan padi Niigata, Menteri Pertanian menyaksikan derasnya aliran air irigasi pada saluran tersier yang terlihat asri. Menteri Pertanian berdialog dengan petani padi Masato Shuto didampingi petani muda yang magang pada Shuto, Ahmad Sri Maulana, pemuda tani asal desa Kalibuntu, Pabedilan, Cirebon, perwakilan dari P4S Ikamaja Garut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari dialog dengan petani terungkap, bahwa petani Jepang mendapatkan fasilitas yang sangat memadai dalam melakukan usahataninya. Fasilitas pemerintah yang paling menonjol adalah tersedianya sarana input produksi yang memadai dan diserapnya hasil produksi oleh Japan Agriculture, Koperasi Pertanian Jepang (JA).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami sudah full mekanisasi, Daijin (Menteri). Mulai tanam sampai panen. Kami kesulitan tenaga kerja. Maka dari itu kami menggunakan petani muda asal Indonesia. Maulana tinggal bersama kami. Sudah saya anggap keluarga. Dia bersemangat kerja dan kemampuan bahasa Jepangnya lebih bagus daripada Senpainya,” jelas Shuto.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Japan Agriculture memberi bantuan pembiayaan tanpa bunga untuk pembelian pupuk dan pestisida setara Rp13 juta per ha (Rp8 juta untuk pupuk dan Rp5 juta untuk pestisida). Untuk benih padi Japonica, petani menyediakan secara mandiri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Satu hektar berapa biayanya dan juga berapa kilo hasilnya? Dijual ke mana dan berapa harganya?” tanya Amran penasaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Produktivitas padi di sini rata-rata 4,3 ton gabah kering giling (GKG)/ ha dengan harga setara Rp30 ribu/kg yang semuanya ditampung oleh Japan Agriculture. Kami hanya simpan sedikit untuk kebutuhan konsumsi,” jawab Shuto.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan begitu rata-rata petani padi Jepang mendapatkan penghasilan setara Rp 130 juta per musim tanam. Pertanaman padi di Jepang hanya 1 kali selebihnya digunakan untuk usahatani hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bercermin pada petani Jepang, petani padi Indonesia semestinya bisa sesejahtera petani Jepang mengingat produktivitas petani padi Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan petani Jepang, 5.2 ton GKG/ha dibanding 4.3 ton GKG/ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Faktor utama penentu tingginya pendapatan petani padi Jepang adalah harga gabahnya Rp30 ribu GKG / kg dibandingkan Rp4.600 ribu GKG / kg.Semoga finding facts petani Jepang ini akan memperbaiki kesejahteraan petani Indonesia di hari-hari mendatang. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *