Antisipasi Serangan Tikus, Kementan Ajak Petani Dirikan Rubuha
Antisipasi Serangan Tikus, Kementan Ajak Petani Dirikan Rubuha
Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Mengantisipasi serangan hama tikus pada musim tanam kedua ini Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sosialisasi salah satunya dengan mendirikan Rumah Burung Hantu atau disebut Rubuha. Rubuha ini bertujuan sebagai tempat tinggal dari burung hantu yang diketahui sebagai predator alami dari hama tikus sawah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu kelompok tani yang akan menggunakan teknologi ini adalah Kelompok Tani Bungurjaya 1, Desa Pusakajaya, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Karyono Ketua Kelompok Tani Bungurjaya I menjelaskan serangan tikus di musim tanam sebelumnya membuat dia dan kelompoknya mencari cara untuk mengatasi pengendalian tikus yang efektif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Serangan tikus pada musim tanam sebelumnya mencapai luasan 80 hektare, hal ini cukup buat kami pusing,” demikian dikatakan Karyono, Kamis (16/4).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dibantu oleh petugas POPT setempat Karyono dan anggotanya membangun Rubuha, Karyono berharap langkah ini dapat mengurangi hama tikus yang selalu menyerang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Yadi Kusmayadi Fungsional POPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya pengendalian tikus yaitu, pertama, tidak monitoring populasi hama tikus sehingga sering terjadi keterlambatan dalam mengantisipasi pengendalian, kedua, musuh alami atau predator tikus seperti burung hantu dan ular sudah berkurang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pembuatan Rubuha ini memudahkan burung hantu berburu tikus di sawah,” tutur Yadi. Agar Rubuha kuat dan tidak mudah roboh, tiang harus terbuat dari beton dengan pondasi cakar ayam sehingga tidak mudah roboh di tanah persawahan yang lembek. Tingginya sekitar empat meter dari permukaan tanah untuk memudahkan burung hantu mengintai buruannya dan efektif membawa hasil buruannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan fakta sepasang burung hantu dewasa bisa memakan 6 – 10 ekor tikus dalam semalam. Teknologi pemanfaatan burung hantu ini sangat cocok bagi petani selain mudah penerapannya, biaya yang dibutuhkanpun tidak mahal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Senada dengan Yadi, saat berkunjung ke Karawang, Kepala BBPOPT, Enie Tauruslina Amrullah menjelaskan pemanfaatan burung hantu dapat meningkatkan efisiensi waktu petani. Enie mengatakan hal ini berdasarkan arahan Mentan SYL untuk memanfaatkan bahan sekitar sebagai pengendali OPT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kedepan kita harus memanfaatkan musuh alami hama yang ramah lingkungan dan mengurangi bahan-bahan kimia aktif yang dapat menimbulkan residu yang berbahaya lingkungan dan juga manusia,” papar Enie.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini menurut Enie sesuai dengan arahan Dirketur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bahwa dalam hal pengendalian OPT untuk menggunakan bahan alami sebelum alternative terakhir dengan kimia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Upayakan dahulu dengan bahan yang ramah lingkungan, konsep budidaya tanaman yang sehat untuk konservasi lingkungan,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu Enie juga memaparkan kelebihan burung hantu sebagai musuh alami (predator) tikus antara lain burung ini dapat beradaptasi khusus (unik).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Membuatnya berbeda dengan makhluk yang lain dan terkendalinya serangan tikus didaerah endemis,” tutupnya. (OIR)