Atasi Masalah Permodalan Bagi Petani, Kementan Kenalkan KUR YARNEN
Atasi Masalah Permodalan Bagi Petani, Kementan Kenalkan KUR YARNEN
Pilarpertanian - Sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan positif selama masa pandemi Covid-19. Pertanian tercatat menyumbang sekitar 12.93% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tahun 2020.
Agar pertanian bisa terus berkembang, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan kegiatan Pelatihan KUR bagi Petani dan Penyuluh. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kementerian Koordinar Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Kemenko Ekuin) dan Perbankan.
Presiden Joko Widodo juga berharap perkembangan positif pertanian dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan selama tahun 2021.
“Hampir semua sektor negatif di 2020, justru sektor pertanian tumbuh positif sebesar 1,75% dan pada triwulan I 2021 tumbuh positif sebesar 2,95%. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan,” jelas Presiden Jokowi pada pembukaan pelatihan petani dan penyuluh serta pengukuhan DPM/DPA beberapa waktu lalu.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga menyampaikan, upaya pemerintah membuka peluang akses KUR kepada petani merupakan langkah tepat. Karena sejauh ini pertanian telah membuktikan dapat terus berkembang meski digempur pandemi COVID.
“Perlu saya sampaikan kepada bapak ibu Direktur perbankan sekalian, yakinlah bahwa kerjasama ini pasti menguntungkan, belum pernah ada Bank yang rugi bekerjasama dengan saya,” ujar Mentan SYL.
Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
“KUR merupakan energi untuk menggerakan roda perekonomian nasional, utamanya di sektor pertanian,” jelasnya.
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) sebagai salah satu unit kerja di bawah BPPSDMP turut menyukseskan kegiatan pelatihan KUR dengan menjadi fasilitator Pelatihan Petani dan Penyuluh Gelombang 11, Kamis (12/8/2021), secara virtual.
Pelatihan yang diikuti oleh 184.528 Petani dan Penyuluh di wilayah Jawa Tengah dan DIY, menghadirkan Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP, Gede Edy Prasetya selaku Asisten Deputi PMLK Kemenko Ekuin, dan Tim Divisi Mikro Kredit Bank Mandiri serta Dosen dari Polbangtan YoMa sebagai pemateri.
Gede Edy menuturkan bahwa sektor pertanian yang masih terpantau tumbuh positif pada triwulan II 2021 ini mendorong pemerintah untuk memfasilitasi KUR bagi pelaku usaha tani guna memperkuat usahanya.
“Proporsi kredit UMKM akan ditingkatkan menjadi 30%, artinya akan semakin banyak uang yang beredar untuk dimanfaatkan oleh debitur membiayai usahanya dan berkembang menjadi lebih baik lagi,” kata Gede.
Lebih lanjut Gede mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo bahwa kebijakan prioritas KUR 2021 salah satunya pelaksanaan KUR khusus mendukung korporitasi Petani dan Nelayan dengan Skema KUR Berbasis klaster agar mempermudah penyaluran.
“Kami menyiapkan KUR khusus super mikro salah satunya yaitu KUR Yarnen atau bayar ketika panen, petani akan mendapat grace periode untuk tenor pinjamannya. Hal ini sebagai wujud kepekaan kami terhadap praktek usaha tani yang ada di Indonesia,” tambahnya.
Narasumber lain yang hadir menyampaikan materi yaitu Siang Pristiwati atau Puput dari Bank Mandiri. Puput menyampaikan bahwa Pengajuan KUR Yarnen sangat mudah yaitu petani yang sudah bekerjasama dengan off taker cukup datang membawa persyaratan lengkap, kemudian akan dilakukan kunjungan ke lokasi, dan diakhiri proses pencairan dana.
“Skema KUR Tani Yarnen yaitu Bank akan bekerjasama dengan pihak off taker yang bermitra dengan Kelompok Tani, hasil panen dijual kepada off taker kemudian hasil penjualannya langsung dipotong untuk pembayaranan kredit. Peran off taker penting disini sebagai penjamin hasil panen petani dapat terserap oleh pasar sehingga mengurangi resiko kredit macet,” jelasnya.
Di akhir sesi kegiatan Sukadi yang merupakan Dosen Polbangtan YoMa sekaligus pemateri menyampaikan bahwa kesempatan ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh petani.
“Disampaikan oleh Direktur Pembiayaan Dirjen PSP, target KUR sektor pertanian tahun 2021 ini sebesar 70 Triliun dengan rincian 26.8 T untuk tanaman pangan, 15.3 T untuk hortikultura, 7.8 T untuk peternakan, dan 20.1 T untuk Perkebunan. Dan yang terserap baru sekitar 45 T, masih ada waktu hingga Desember nanti, silahkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bunganya hanya 3%, sangat ringan,” ujar Sukadi.HG