Biaya Urunan, BPP KostraTani Arso Gelar Diklat Swadaya di Papua
Biaya Urunan, BPP KostraTani Arso Gelar Diklat Swadaya di Papua
Pilarpertanian - Keterbatasan anggaran bukan halangan untuk belajar. Dana operasional dan uang pribadi peserta terkumpul untuk Diklat Teknis Budidaya Jagung. Terapkan metode Sekolah Lapang (SL) 16 kali pertemuan, Agustus hingga November 2020 di BPP Arso, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Widyaiswara Balai Latihan Pertanian (BLP) Kabupaten Keerom, Elizabeth Israntili mengatakan Diklat digelar secara swadaya dari biaya operasional para widyaiswara BLP Provinsi Papua. Didukung dana swadaya BPP Model KostraTani Arso dan uang pribadi peserta.
“Tujuan Diklat untuk membekali para peserta yang akan mendampingi pengembangan 1.000 hektar tanaman jagung di Kabupaten Keerom, untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Elizabeth Israntili melalui keterangan tertulis dari Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) pada Senin (7/9).
Menurutnya, Diklat swadaya diikuti oleh para PNS lingkup Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkab Keerom, yang tidak memiliki latar belakang bidang pertanian. Kendati begitu, mereka menyadari perannya selaku pendamping pengembangan pertanaman jagung hibrida 432 hektar. Kegiatan pembinaan oleh BPP Arso pada dua distrik, Arso dan Arso Barat, yang potensial untuk ditanami jagung.
Diklat swadaya di BPP Arso diapresiasi Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom, Sunar atas dukungan Koordinator BPP Arso, Agustinus Doyapo menggandeng BLP Provinsi Papua, untuk mendukung program pengembangan 1.000 hektar jagung di Keerom.
Sunar mengatakan bahwa 1.000 hektar jagung merupakan kebijakan Bupati Keerom, Muhamad Markum untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pemkab Keerom mengarahkan pengembangan jagung 1.000 hektar dengan mencari investor dari luar Papua untuk pemasaran hasil produksi. Tujuannya, agar petani tidak merugi sekaligus meningkatkan pendapatan petani,” kata Sunar.
Menurutnya, Kabupaten Keerom terdiri atas 11 distrik, tujuh distrik potensial untuk pengembangan jagung yakni Skanto, Arso Barat, Arso Timur, Arso, Mannem, Waris dan Senggi.
Penyuluh Pertanian Pusat, Siti Nurjanah di Kementerian Pertanian RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan Provinsi Papua mengatakan bahwa BPP Arso merupakan salah satu model Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) model Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) didampingi Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura.
“Kementan berupaya, BPP Arso dapat melaksanakan peran KostraTani ditandai koneksi ke pusat data pertanian, Agriculture War Room atau AWR di Jakarta, kantor pusat Kementan. Dapat melaporkan perkembangan pertanian melalui aplikasi laporan utama Kementan,” katanya.
Sesuai harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penguatan Kostratani harus terus dilakukan untuk mengawal implementasi program-program utama pusat, maka pelatihan SDM untuk meningkatkan kapasitasnya merupakan kebutuhan yang sangat mendasar.
Kegiatan pelatihan disebut oleh Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) sangatlah penting. Pemberdayaan SDM khususnya petani, penyuluh, petani milenial dan pemangku kepentingan akan mendukung peningkatan produktivitas pertanian. (LA/ND)