BPP di Klaten Lakukan GPOT Padi Agar Lahan Tetap Produktif
BPP di Klaten Lakukan GPOT Padi Agar Lahan Tetap Produktif
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus mendorong petani tetap turun ke sawah untuk mengolah tanahnya, sebagai langkah persiapan menanam padi.
Gerakan Percepatan Olah Tanam dan Tanam (GPOT) padi pada musim kemarau di Kabupaten Klaten, dilakukan di lahan seluas 500 ha. Di tanam di wilayah Kostratani Kecamatan Karangdowo sebanyak 400 ha dan di wilayah BPP Kecamatan Juwiring 100 ha.
Dukungan Kostratani Kecamatan Karangdowo, untuk mendukung GPOT mengejar target produksi dan mendorong para petani agar tetap mengolah lahan, dalam kondisi keterbatasan air, sekalipun kondisi saat ini tengah pandemi. Hal ini dilakukan agar lahan tetap produktif secara optimal.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh harus tetap bersinergi menyediakan kebutuhan pangan agar tidak terjadi krisis pangan.
“Walau masih pandemi, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur,” kata Mentan Syahrul.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten, hadir dalam kegiatan GPOT di Desa Bakungan Kecamatan Karangdowo bersama jajarannya.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala Balai Pengujian Mutu Benih Pangan dan Hortikultura, pihak kepolisian dan TNI serta penyuluh dan POPT setempat.
Erni Kusuma Wati Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten mengatakan, ”Gerakan ini sebagai upaya percepatan dan pencapaian target Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten Klaten. Kegiatan ini harus dilakukan untuk antisipasi kekeringan sehingga olah tanah terus dilakukan di ini.”
Pada prinsipnya, GPOT ini adalah mempercepat olah tanah pada lahan yang berpotensi untuk segera ditanami, misalnya pada lahan yang baru selesai panen dan kondisi kelembaban dalam tanah cukup untuk pertumbuhan benih, lahan yang berada dekat dengan sumber air (sawah/lahan kering/lahan lainnya) yang dapat memperoleh pengairan, dengan mengoptimalkan alsintan serta lahan yang telah menerima penyaluran bantuan saprodi namun belum dilakukan penanaman.
Widiyanti, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klaten menjelaskan, pihak dinas melalui pendayagunaan BPP akan terus ikut serta dalam mendorong dan mendampingi petani melakukan percepatan olah tanah sehingga LTT akan mencapai target yang diinginkan. Mendorong agar petani tetap semangat tidak menyerah dengan adanya OPT karena Kabupaten Klaten sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan Jawa Tengah.
“Gerakan tanam serentak, diharapkan dapat menggugah minat petani untuk mengembangkan pertanian tanaman padi di lahan yang tersedia di tiap wilayah, dengan berkoordinasi dan di dampingi oleh penyuluh pertanian lapangan dimasing-masing BPP,” tegas Widiyanti.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.
“Petani harus turun ke lapangan, dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tutup Dedi.(ND)