Data Kementan Selaras Dengan BPS
Data Kementan Selaras Dengan BPS
Pilarpertanian - Pilar – Menanggapi beberapa pihak yang mengeritik bahwa “Data Produksi Beras Asal-asalan”, Kementerian Pertanian memastikan bahwa data pangan yang digunakan selama ini sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS selama ini adalah badan yang berwenang menangani data statistik di Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hingga saat ini, satu-satunya lembaga statistik resmi yang memiliki otoritas dan kompeten adalah BPS. Jadi bila ada pihak lain yang merasa memiliki data-data pangan maupun metodologi silahkan dikomunikasikan dengan BPS, kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian DR. Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menyampaikan bahwa sesuai kebijakan Pemerintah tentang “satu data dan satu peta”, maka data pangan bersumber dan dikoordinasikan BPS, sedangkan untuk peta dikoordinasikan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). BPS telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan instansi terkait mengembangkan metode pendataan pangan dengan Kerangka Sampling Area (KSA), ujar Suwandi
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait data beras terakhir, bahwa stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 5 Februari 2018 terpantau sebanyak 24 ribu ton. Begitupula dengan harga beras di PIBC mengalami penurunan, Rp 400 hingga 750/kg dibandingkan tanggal 26/1/2018. Beras Jenis IR64-III sebelumnya Rp 8.900, turun Rp 400 menjadi Rp 8.500 perkg. Beras IR64-II semula Rp 12.075 turun Rp 750 menjadi Rp 11.325 perkg. Beras IR64-I semula 12.650, turun Rp 600 menjadi Rp 12.050 perkg. Beras IR-42 semula 12.600 turun 250 menjadi Rp 12.350 perkg. Beras Muncul-II semula Rp 12.400 turun 240 menjadi 12.160 perkg. Beras Ketan Putih Biasa semula Rp 23.575 turun Rp 7.150 menjadi Rp 16.425 perkg.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sejak Bulan Januari 2018 beberapa tempat di Indonesia juga sudah melakukan panen raya. Untuk Provinsi Jawa Barat panen raya padi pada Februari 2018 seluas 230 ribu hektar terdiri di Sukabumi 37 ribu hektar, Cianjur 31 ribu hektar, Garut 21 ribu hektar, Indramayu 16 ribu hektar dan Subang 15 ribu hektar dan beberapa kabupaten lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jawa Tengah sudah masuk panen raya pada Februari 2018 seluas 328 ribu hektar. Panen raya Demak 35 ribu hektar, Blora 35 ribu hektar, Grobogan 32 ribu hektar, Sragen 30 ribu hektar, Pati 25 ribu hektar dan Kebumen 22 ribu hektar. Jawa Timur panen padi Februari 2018 seluas 239 ribu hektar terutama di Ngawi, Bojonegoro, Lamongan dan lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selanjutnya untuk pernyataan bahwa data impor beras Indonesia selama tahun 2012-2016 rata-rata 665.626 ton per tahun dan kemudian menjadi 127 ribu ton hingga kuartal III 2017, kami informasikan bahwa data impor beras umum yang dilakukan tahun 2016 merupakan luncuran dari kontrak impor 1,5 juta ton beras Bulog tahun 2015. Jadi dari kontrak itu realisasi beras ada yang masuk Indonesia 2015 dan sebagian meluncur masuk pelabuhan Indonesia awal 2016 dan dicatat BPS dari data Bea-Cukai pada awal 2016. Hal ini terkonfirmasi dari data Bulog dan data ijin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kami tekankan lagi bahwa “sejak awal Januari 2016”, Kemendag tidak ada mengeluarkan izin impor beras umum. Jadi sudah clear bahwa itu beras impor Bulog sisa kontrak 2015.(RS).