Derasnya Ekspor Komoditas Pertanian
Derasnya Ekspor Komoditas Pertanian
Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya peningkatan produksi dan mendorong ekspor. Salah satu strateginya adalah mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Selain itu, Kementan juga mendorong generasi muda agar mau terjun langsung baik sektor peternakan maupun pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selama empat tahun terakhir, Kementerian yang dipimpin Andi Amran Sulaiman ini berhasil melampau capaian-capaian yang ditetapkan. Salah satunya adalah meningkatnya produksi lokal, sehingga Indonesia mampu mengekspornya ke luar negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Kabupaten Merauke misalnya, minggu ini pemerintah setempat mampu meningkatkan ekspor non Migas terutama berbagai komoditas pertanian yang potensial, seperti 12 ton beras yang dilepas menuju Papua New Guinea (PNG).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wakil Bupati Merauke Sularso, yang juga turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Kabupaten Merauke sendiri memiliki banyak potensi di bidang non migas terutama komoditas pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sudah saatnya Merauke yang subur makmur benar-benar dioptimalkan untuk kesejahteraan bersama,” kata Wabup di Halaman Kantor Karantina Pertanian Kelas Satu Merauke, Sabtu (30/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (Barantan), Aryanto yang mewakili Kepala Barantan Kementan menegaskan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung padi terbesar di tanah Cenderawasih. Menurut dia, peningkatan produksi ini terjadi dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2017 hingga 2019.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data yang tercatat di Barantan, Merauke juga memiliki produk unggulan ekspor lain seperti gambir, kopra dan gaharu. Potensi tersebut pada 2018 tercatat sebesar 2.646,15 ton atau senilai Rp 66 miliar untuk komoditas gambir.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Adapun untuk kopra, dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp 3,1 miliar. Sedangkan ekspor gaharu pada triwulan pertama juga tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 miliar,” kata Aryanto.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di Kalimantan, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) yang diwakili Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Agus Sunanto, kembali melepas produk ekspor komoditas pertanian olahan kayu asal Samarinda.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalimantan adalah salah satu pulau penghasil kayu terbanyak di Indonesia. Hasil olahan kayu kami menjadi primadona ekspor, khususnya yang di Kalimantan Timur,” ujar Agus Sunanto, Sabtu (30/3).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agus menjelaskan, beberapa produk hasil olahan kayu ini terdiri dari Veneer Kruing sebanyak 1.132,71 m3 milik PT Kayu Alam Perkasa Raya dengan nilai ekspor sebesar Rp 8,18 miliar. Kemudian Kayu Moulding sebanyak 716,836 m3 milik PT Oceanias Timber Products senilai Rp 4,20 miliar serta Plywood sebanyak 226,986 m3 milik PT Rimba Raya Lestari senilai Rp 1,74 miliar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Adapun Ekspor ini dilepas dengan tujuan negara India, Cina dan Myanmar. Selain itu ada juga hasil olahan kayu produk unggulan karet sebanyak 302,4 ton milik PT Multi Kusuma Cemerlang senilai Rp 5,16 miliar dengan tujuan ekspor ke Taiwan dan Palm Kernel Expeller (PKE) sebanyak 400 Ton atau 20 Kontainer milik CV. Rizata Wijaya senilai Rp 509 juta dengan tujuan ekspor ke negara Cina.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami berkomitmen untuk menjadikan tahun 2019 sebagai tahun akselerasi ekspor dengan dukungan Karantina Pertanian dalam bentuk pelayanan cepat Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari mencakup pelayanan 24 jam 7 hari kerja. Diharapkan ini dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200 persen dari tahun sebelumnya,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari Sumatera Utara, Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal Frima bersama Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Kapus KH) Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Agus Sunarto melepas ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara ke sejumlah negara. Pelepasan ini dilakukan di Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mari kita ajak petani Sumut untuk menggarap potensi ekspor komoditas pertanian dengan serius. Apalagi Sumut adalah daerah yang memiliki komoditas berpotensi menembus pasar ekspor dunia,” kata Wakil Bupati Oky Iqbal Frima.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Karantina Tanjungbalai Asahan Bukhuri menjelaskan, sejauh ini ada lima produk ekspor unggulan yang tengah digarap serius di wilayahnya. Kelima produk itu masing-masing terdapat di Kabupaten Batubara Asahan, Tanjungbalai dan Labuhanbatu Utara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari semua wilayah itu, komoditas minyak kelapa sawit penyumbang ekspor di Provinsi Sumatera Utara. Komoditas tersebut telah diekspor ke beberapa negara seperti Ukrania, Jordania, Brazil, Asia, Eropa dan Afrika,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Adapun data ekspor minyak sawit selama empat tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 misalnya, data yang ada menunjukkan sebanyak 607 juta kilogram dengan nilai Rp 5,5 triliun berhasil di ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kemudian pada tahun 2017 totalnya mencapai 709 juta kilogram dengan translasi senilai Rp 6,5 triliun, tahun 2018 sebanyak 460 juta kilogram senilai Rp 4,5 triliun dan berjalan tahun 2019 sudah mencapai 110 juta kilogram senilai Rp 1 triliun lebih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami juga menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan (phytosanitary certificate) untuk kelapa parut sebanyak 50.400 kilogram, sapu lidi 146.776 kilogram, pisang 82.500 kilogram dan domba ke Malaysia sebanyak 200 ekor,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara dari Pangandaran, Jawa Barat, Kementan melepas ekspor kelapa bulat asal Pangandaran ke Australia sebayak 15 ton. Selain itu ada juga kayu olahan (barecore) yang dilepas ke Tiongkok sebanyak 591,317 m3 dengan total nilai ekspor sebesar Rp 1,85 miliar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita bangga dengan petani dan pelaku usaha agribisnis di Pangandaran. Pintar melihat peluang dan potensi yang ada,” kata Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan, Momon Rusmono yang hadir mewakili Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman pada pertemuan apresiasi dan sinkronisasi di Lapangan Ketapang Doyong, Pangandaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan catatan yang ada, luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Pangandaran mencapai 33.400 hektare. Masing-masing ada di Kecamatan Kalipucang, Sidamulih, Parigi, Cijulang, Cimerak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam acara ini, turut hadir diantaranya Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, dan lebih dari 12 petani, santri tani, pendamping desa dan penyuluh pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Momon mengapresiasi semua pelaku bisnis yang mengekspor komoditas kelapa asal Pangandaran ke mancanegara. Kementan pun mendorong pada para petani muda agar tidak hanya memproduksi, namun juga bisa menjual produk yang telah diolah bahkan hingga ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Lewat Barantan kami luncurkan program Agro Gemilang, manfaatkan. Ini program bersama kami untuk mencetak eksportir baru dibidang pertanian,” tandasnya. (OIR)