Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

10 December 2021

Didampingi Mentan, Wapres Buka Peringatan Hari Perkebunan dan Rempah Nasional di Danau Toba

Didampingi Mentan, Wapres Buka Peringatan Hari Perkebunan dan Rempah Nasional di Danau Toba
Foto : Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin Membuka Peringatan Hari Perkebunan Nasional Ke-64 di Kawasan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
10 December 2021

Didampingi Mentan, Wapres Buka Peringatan Hari Perkebunan dan Rempah Nasional di Danau Toba

Pilarpertanian - Wakil Presiden RI (Wapres), KH. Ma’ruf Amin didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) membuka peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dan sekaligus melaunching Hari Rempah Nasional yang dihelat di kawasan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (10/12/2021). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas dan partisipasi seluruh stakeholder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk mengambil peran dalam meningkatkan ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi.

“Kegiatan ini dilaksanakan di Danau Toba karena kawasan ini merupakan pusat penghasil berbagai tanaman rempah dam komoditas primadona ekspor Sumatera Utara. Dari kawasan Danau Toba ini, saya ingin menggaungkan kembali kejayaan rempah nusantara. Ini selaras dengan arahan Bapak Presiden Jokowi untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan keunggulan agribisnis Indonesia,” demikian dikatakan Wapres Ma’ruf Amin pada pembukaan Hari Perkebunan Nasional dan Rempah Nasional tersebut.

Peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dan sekaligus melaunching Hari Rempah Nasional ini mengangkat tema “Membangkitkan Kejayaan Rempah untuk peningkatan ekspor komoditas perkebunan menuju Indonesia Maju, Mandiri dan Modern”. Berangkat dari tema ini, Wapres menekankan peringatan Hari Perkebunan pada tanggal 10 Desember, tentu sebagai tonggak sejarah perjuangan agar perkebunan dapat bangkit kembali memberikan sumbangsih bagi perekonomian, khususnya menggairahkan devisa negara dari ekspor hasil perkebunan.

“Oleh karena itu, sekarang sudah saatnya kita kembangkan komoditas perkebunan dan rempah. Kita dorong industri pengolahan dan daya saing untuk tingkatkan volume ekspornya. Kita ingin secepatnya keluar jebakan yakni negara pengekspor bahan mentah,” terangnya.

“Dan agar kita lepas dari ketergantungan impor, kita harus mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Saya meyakini strategi ini bisa meningkatkan nilai tambah perekonomian,” pinta Wapres.

Lebih lanjut Wapres menegaskan untuk mewujudkan peningkatan nilai tambah perekonomian dari ekspor komoditas perkebunan dan rempah ini, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan agar secepatnya mewujudkan berbagai upaya diantaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka. Kemudian, membangun berbagai prasarana dan sarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekspor.

“Yang intinya juga adalah harus bisa membentuk tata kelola niaga yang menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun. Begitu juga, peran para pelaku usaha baik pelaku usaha kecil, menengah, dan koperasi terus didorong melalui penguatan kelembagaan petani dalam wadah korporasi sehingga dapat berperan aktif untuk menjadi soko guru ekonomi nasional,” tegasnya.

“Saya mengajak kita semua untuk bangkit mengelola kekayaan sumber daya alam Indonesia secara bijak. Sebab, produk perkebunan dan rempah merupakan salah satu keunggulan komparatif kita yang diakui dunia,” tambah Wapres.

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dan sekaligus melaunching Hari Rempah Nasional ini untuk membangkitkan semangat dalam meningkatkan produksi dan volume ekspor komoditas perkebunan dan rempah. Indonesia saat ini menempati posisi ke 10 sebagai negara penghasil rempah dan dengan adanya kegiatan ini ditargetkan masuk diperingkat ke 3 atau 2 dunia.

“Kami optimis, karena kehadiran Bapak Wakil Presiden menggetarkan semangat. Dan saya janji, dengan kehadiran Bapak Wakil Presiden, produksi rempah kita nanti masuk diurutan 3 atau 2 terbesar di dunia. Sebab, perkebunan dan pertanian kita secara umum punya keunggulan. Hal ini terbukti, selama masa pandemi covid-19, hanya sektor pertanian yang tangguh, tumbuh positif,” paparnya.

Lebih lanjut SYL mengungkapkan kinerja pembangunan sektor pertanian dalam dua tahun terakhir ini yakni tidak adanya impor beras karena produksi dalam negeri melimpah. Capaian ini diraihkan karena pertanian mengenergi seluruh pergerakan industri dan perekonomian yang tanpa henti sehingga hari ini dan esoknya, Indonesia memiliki kekuatan pertanian dari Sabang sampai Merauke.

“Pertanian kita di saat covid-19 tahun 2020 menyumbang ekspor sebesar 15,4 persen dan di tahun 2021 sudah melampui 51 persen, juga terdapat stok beras 9 juta ton,” sebutnya.

SYL menambahkan upaya memajukan pertanian ke depannya perlu dukungan tambahan alokasi anggaran dan stok pupuk subsidi dalam jumlah besar. Terbukti, keberhasilan kinerja ekspor dan stok beras melimpah karena adanya dukungan tambahan alokasi pupuk dari Presiden dan Wakil Presiden sebesar Rp 4 triliun sehingga alokasi pupuk bertambah menjadi 9 sampai 10 juta ton, walaupun stok ini belum cukup karena yang dibutuhkan 24 juta ton.

“Tapi kita harus membiasakan, lahan pertanian kita subur dan air tersedia. Dan pertanian kita didukung dana KUR sektor pertanian. Tahun lalu kita dikasih target Rp50 triliun, realisasinya 112 persen atau Rp 55 triliun. Kredit yang macet hanya 0,03 persen dan sekarang sudah lunas,” tuturnya.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *