Dukung Kementerian Pertanian, BBPOPT Lakukan Gerakan Tanam MT 2023
Dukung Kementerian Pertanian, BBPOPT Lakukan Gerakan Tanam MT 2023
Pilarpertanian - Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sebagai bangsa. Tanpa pangan yang cukup dan berkualitas, tidak ada kemajuan yang dapat kita capai. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa produksi pangan mencukupi kebutuhan semua orang di negeri ini.
Untuk itu sebagai wujud nyata dalam membangun ketahanan pangan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) pada hari ini (6/6) melakukan gerakan tanam padi di lahan rice garden seluas 4 Ha, acara diawali dengan doa bersama, dipimpin langsung oleh Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto (GYS), pada sambutannya GYS mengharapkan agar semua komponen di BBPOPT bisa berkontribusi dan terjun langsung untuk memastikan bahwa tanaman padi ini nantinya bisa panen secara maksimal.
“Padi ini adalah makhluk hidup sama seperti kita, untuk bisa tumbuh dengan baik maka mereka perlu dirawat dengan baik pula, harus kita jaga dari gangguan hama dan penyakit, kita berikan nutrisi yang memadai, Insya Alloh mereka akan membalasnya dengan hasil terbaik yang bisa mereka keluarkan, berbanding lurus dengan usaha kita merawat mereka,” ujar GYS mengumpamakan.
“Semua harus ikut merawat ya, nyemplung ke sawah, melakukan pengamatan rutin, dan melakukan pengendalian secara preemtif, yang orang lab agens hayati keluarkan senjata hayatinya, paeni bacillus, Trichoderma aplikasikan di lahan,” bebernya. “Yang orang lab Trichogramma, sebarkan pasukan Trichogrammanya, orang fungsional dan semua staf harus ikut terlibat untuk memastikan panen bisa berhasil sesuai dengan yang diharapkan”, imbau GYS.
Adapun varietas padi yang ditanam di lahan rice garden ada beberapa varietas, yaitu: Respati, Inpari gemah, Inpari 32, Inpago 9, Inpago 12, Inpari 46, P-08, Arumba, dan Srinuk, penanaman beberapa jenis padi ini adalah untuk mengetahui mana yang nantinya paling cocok, paling tahan serangan hama penyakit dan menghasilkan paling produktif, karena pengaruh tanah dan iklim juga menjadi salah satu faktor penentu dalam perkembangan tanaman.
Apa yang dilakukan oleh BBPOPT ini sejalan dengan arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, yang dalam beberapa kesempatan selalu menghimbau agar dilakukan percepatan tanam, yang mana langkah ini dilakukan untuk memanfaatkan stok air yang masih tersedia sebelum memasuki bulan kemarau, Suwandi meminta produksi padi harus ditingkatkan dari waktu ke waktu, agar swasembada beras dapat terealisasi.
Suwandi juga menghimbau agar mempercepat capaian, maka lakukan optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP) dengan menerapkan IP- 400 pada daerah non endemis serangan OPT, terapkan sistem mekanisasi sejak pengolahan tanah hingga panen, penggunaan benih unggul yang genjah tahan kekeringan, serta penggunaan pupuk berimbang dengan mengutamakan pemanfaatan pupuk organik.
Tentunya hal ini selaras dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang belum lama ini mendampingi Presiden Jokowi pada kegiatan gerakan tanam padi di Tuban, Jawa Timur. SYL mengatakan percepatan tanam padi usai panen ini merupakan strategi Presiden Jokowi yang diperintahkan kepada Kementerian Pertanian dalam menghadapi dampak El Nino atau kemarau panjang agar produksi dan ketersediaan beras tetap terjaga.(ND)