Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

09 September 2021

Dukung Program Kementan, Kudus Segera Laksanakan IP 400

Dukung Program Kementan, Kudus Segera Laksanakan IP 400
Foto : Tim Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah dan Kudus Melakukan Ubinan Padi Inbrida Super Genjah Jenis Ampibi dan Banowati Bersama Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Kaliwungu dan Poktan Sumber Makmur di Kudus, Jawa Tengah.
09 September 2021

Dukung Program Kementan, Kudus Segera Laksanakan IP 400

Pilarpertanian - Inovasi untuk akselerasi pendapatan petani terus dilaksanakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus. Pada bulan Oktober 2021 mendatang poktan Sumber Makmur Desa Kedungdowo bakal mulai MT IV. Hal ini terungkap saat kedatangan tim Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kudus di hamparan poktan juara III petani padi tingkat nasional tersebut.

Tim Provinsi Jawa Tengah dipimpin Edi Darmanto, Kabid Tanaman Pangan Distanbun Jateng dan tim Dispertanpangan Kudus dipimpin Kepala Dinas Sunardi. Rombongan melakukan ubinan padi Inbrida Super genjah jenis Ampibi dan Banowati bersama penyuluh pertanian BPP Kecamatan Kaliwungu serta poktan Sumber Makmur pada hari Selasa (7/9).

Edi Darmanto menegaskan sangat mendukung program poktan Sumber Makmur yang mulai menanam Ampibi dan Banowati dengan bimbingan Dispertanpangan Kudus melalui PPL BPP kecamatan Kaliwungu.

“Sekarang sudah MT III, jadi bisa MT IV mulai Oktober. Bagus ini, poktan yang diketuai pak Nor Hadi. Juara provinsi dan juara III Nasional lho. Lebih hebatnya lagi, pak Noor Hadi ini langsung tanam Ampibi padahal belum tau hasil panennya seperti apa. Namun begitu tanaman kelihatan bagus, sekarang banyak petani belajar kesini. Saya salut, ini harus dipertahankan. Malah bisa berkembang sebagai penyedia benih petani lainnya,” kata Edi Darmanto.

Varietas Ampibi adalah jenis yang toleran tumbuh pada kondisi cuaca ekstrem kering dan basah. Jenisnya yang super genjah (75-80 HST), memiliki umur lebih cepat dibandingkan umur padi rata-rata (105-120 HST). Ini yang menjadikannya kunci bisa cukup untuk ditanam setahun 4 kali. Begitupun varietas Banowati dengan umur yang pendek dan tahan rebah, bahkan mampu mencapai provitas 8-9 ton per hektar.

Noor Hadi, petani dari Poktan Sumber Makmur menyampaikan bahwa alasan menggunakan benih super genjah awalnya hanya bertujuan untuk bisa menghasilkan produksi beras yang lebih besar dbanding jenis varietas padi pada umumnya, dan uji coba benih super genjah dalam kurun waktu 1 tahun terakhir cukup berhasil.

“Allhamdulillah bisa meningkatkan provitas dari yang semula hanya 6 sampai 7 ton per ha menjadi 8 sampai 10 ton per ha,” ujarnya.

Untuk ke depannya Noor Hadi bersama petani lainnya berharap mendapatkan fasilitasi dari provinsi yaitu pompa air untuk mengairi hamparan ketika musim kemarau.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Sunardi, menyebutkan sawah di wilayah tersebut merupakan sawah pompanisasi sepanjang tahun sehingga jaminan ketersediaan air ada. Selain itu penerapan teknologi budi daya ramah lingkungan sudah dijalankan seperti pengendalian OPT secara alami dengan pemanfaatan tanaman refugia dan penggunaan agensi hayati buatan swadaya kelompok.

Di hamparan seluas 20 Ha hampir seragam menanam padi sejenis yakni genjah dan super genjah, penyemaian bibit dilakukan langsung bersamaan olah tanah setelah panen, tinggal kita dorong selanjutnya yang sebelumnya sudah 3 kali tanam maka musim tanam bulan Oktober depan siap melaksanakan 4 kali Musim tanam,” kata Sunardi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Kementerian Pertanian mencanangkan program Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP), yakni pilihan yang menjanjikan untuk meningkatkan produksi padi. Pasalnya konsep yang dilakukan adalah optimalisasi pemanfaatan lahan sawah sehingga diharapkan dapat dilakukan tanam padi IP 400 yakni 4 kali dalam setahun. Penerapan OPIP merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor.

“Idealnya system IP 400 dikembangkan di sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang tahun, bukan daerah endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam. Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi dan penggunaan benih umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, tray),” ucap Suwandi.

Di bawah arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo, Kementan terus dorong penerapan program ini diberbagai daerah. “Melalui program OPIP ini tentu kendala lahan pertanian juga semakin berkurang sehingga kita bisa sekaligus atasi permasalahan lahan dengan adanya OPIP ini,” tandas Suwandi.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *