Dukung Program Kostratani, Penyuluh dan KWT Jawai Optimalkan Pekarangan Rumah
Dukung Program Kostratani, Penyuluh dan KWT Jawai Optimalkan Pekarangan Rumah
Pilarpertanian - Untuk meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat sekaligus menjaga ketahanan pangan, penyuluh pertanian dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat, memanfaatkan lahan pekarangan. Hal ini termasuk mendukung program utama Kementan yang juga dilakukan di Kostratani.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan upaya membangun ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, semua sektor harus mengambil peran. Pemerintah, peneliti, praktisi, pakar pertanian, insan pertanian, penyuluh dan petani harus bersinergi.
“Kita harus memastikan bahwa pertanian tidak boleh terhenti didalam memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa penduduk di Indonesia. Bekerjalah dengan semangat mewujudkan kemandirian pangan, saatnya kita menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia,” tutur Mentan SYL, Sabtu (22/08).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan penyuluh dan petani bekerja dalam mempertahankan ketersediaan pangan didaerah. Mereka adalah pahlawan pangan di tengah pandemic Covid-19 untuk memastikan hasil yang berkali lipat.
“Untuk mendukung program Kostratani, petani harus terus didorong agar dapat melakukan hilirisasi kegiatan usaha taninya baik secara onfarm maupun outfarm. Pertanian merupakan garda terdepan dalam pencegahan infeksi Covid-19 ini,” tegas Dedi.
Sementara Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Jawai, Darma Irawan, mengatakan dengan memanfaatkan setiap lahan pekarangan yang ada, para wanita tani dapat menanam tanaman jenis obat-obatan dan sayuran.
Tanaman yang ditanam adalah dari jenis rempah rumah tangga seperti jahe, kunyit, temulawak, lengkuas, serai, sedangkan sayuran yang ditanam adalah cabe rawit, bayam, kangkung, kacang panjang, gambas, sawi, dll. Selain itu, petani juga menanam ubi jalar, ubi kayu dan talas.
“Optimalisasi pekarangan rumah ini tentu akan menjaga kecukupan pangan keluarga yang artinya sama dengan menjaga pangan nasional. Sayuran tidak perlu lagi membeli karena sudah tersedia dan kapan saja bisa dipetik. Jelas lebih segar dan yang pasti aman untuk dikonsumsi karena tanpa penggunaan bahan kimia. Sehingga asupan gizi yang masuk kedalam tubuh juga baik dan bisa membuat imunitas tubuh menjadi kuat,” kata Darma.
Lebih lanjut Darma mengatakan, untuk mewujudkan program Kostratani, salah satu contoh melalui pemanfaatan lahan pekarangan ini harus menjadi bisa diikuti oleh petani lainnya. Harus diperhitungkan dengan bijak oleh keluarga tani agar bisa berproduksi dan bisa menambah penghasilan. Sehingga setiap jengkal tanah harus ditanam tanaman yang bisa berproduksi dengan cepat. Jenisnya pun harus bermacam-macam agar kecukupan gizi bisa beragam.
“Setiap pelaku pertanian baik antara penyuluh dan petani harus mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Sehingga kerawanan pangan bisa diminimalisir sedini mungkin. Apalagi yang mereka tanam ini adalah sumber pangan lokal pengganti nasi, seperti keladi, ubi jalar dan singkong seperti yang telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian yaitu Gerakan Diversifikasi Pangan serentak secara nasional pada 19 Agustus 2020,” tutur Darma.
Pauziah anggota kelompok tani Serai Wangi II Desa Sentebang Kecamatan Jawai mengatakan sangat senang bisa menanam dan memanen sayuran dari pekarangan rumahnya. Bersama beberapa anggota lainnya, mereka memang sudah lama memanfaatkan pekarangan rumah untuk menambah penghasilan keluarga.
“Paling tidak kami tak perlu mengeluarkan biaya untuk sekedar memakan sayur segar yang sehat dan memasak lauk-pauk, karena sudah tersedia di pekarangan rumah masing-masing. Bahkan ubi jalar yang kita panen bisa dijual sebagai makanan pengganti nasi yang sehat. Dengan demikian, uangnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya,” tutur Pauziah.(ND)