Dukung Program Kostratani, Sumenep Siapkan Pengembangan Kawasan Berbasis Gedor Horti
Dukung Program Kostratani, Sumenep Siapkan Pengembangan Kawasan Berbasis Gedor Horti
Pilarpertanian - Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas buah-buahan dan tanaman rimpang. Melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Sumenep mengembangkan sentra kawasan buah mangga yang ada di Kecamatan Kalianget. Hal ini sebagai salah satu bentuk mendukung pelaksanaan program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), sektor hortikultura merupakan komoditas strategis yang berorientasi ekspor.
“Ragam komoditas yang dapat digenjot produksinya antara lain manggis, mangga, pisang, durian, nanas, salak, krisan, dracaena, kunyit, jahe, kapulaga, wortel, kubis dan kentang. Dan salah satu program utama Kementerian Pertanian adalah mendorong gerakan mendorong produksi, daya saing dan ramah lingkungan Hortikultura atau dikenal dengan Gedor Horti. Dan kita akan memaksimalkan program ini lewat Kostratani,” kata Mentan SYL, Kamis (20/08).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan Kostratani termasuk dalam Program Utama Kementan.
“Diantara 10 Program Utama Kementan, salah satunya adalah Pengembangan Kostratani. Program lainnya adalah fasilitas pembiayaan, infrastruktur dan alat mesin pertanian (alsintan), kredit usaha rakyat (KUR) dan lainnya. Kemudian peningkatan produksi tanaman pangan melalui pengembangan kawasan berbasis korporasi (Propaktani), dan pengembangan kawasan hortikultura (sayuran, tanaman obat, buah-buahan dan porkutura) berdaya saing (Gedor Horti),” papar Dedi.
Kecamatan Kalianget, Sumenep, memiliki potensi lahan tidur dan lahan marginal yang cukup luas dan merupakan daerah penghasil buah mangga di Kabupaten Sumenep, saat ini komoditas buah mangga yang banyak dibudidayakan adalah jenis mangga manalagi.
Akan tetapi, selama ini proses budidayanya belum dilakukan secara intensif. Petani menggangap buah mangga manalagi belum dapat meningkatkan pendapatan, karena harga jual yang rendah pada saat musim panen tiba.
Sebelum menentukan dan menetapkan wilayah dan komoditas yang akan dikembangkan, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kalianget, Dewo Ringgih, melakukan identifikasi potensi dan mengkaji permasalahan yang sering terjadi.
Sehingga, dapat meningkatkan keberhasilan dan meminimalisir terjadinya kegagalan pengembangan komoditas buah mangga. Dari hasil identifikasi potensi dan masalah, ditetapkan Desa Kalianget Barat, Kalianget Timur dan Kalimook sebagai wilayah pengembangan komoditas buah mangga.
“Dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar untuk meminimalisir jatuhnya harga pada saat musim panen maka dipilih mangga yang sangat dicari dan disukai konsumen yaitu mangga jenis garifta merah, garifta orange, agrigardina. Permintaan pasar akan ketiga jenis mangga ini masih sangat menjanjikan dengan harga yang cukup tinggi baik di pasar tradisional maupun pasar modern,” ujar Dewo Ringgih.
Ia menuturkan pada tahun ini sudah dilakukan penanaman buah mangga dari ketiga jenis tersebut sebanyak 1.300 pohon dan akan dibudidayakan secara intensif di lahan tidur atau marjinal yang ada di Desa Kalianget Barat. Kedepannya akan terus dikembangkan mengingat potensi lahan tidur dan marjinal yang cukup luas yang ada di Kecamatan Kalianget khususnya di ketiga Desa tersebut.
“Selain dibudidayakan secara intensif, rencana kedepannya akan diterapkan metode smart farming yang berbasis intertet of things (IoT) mengingat lokasi lahan yang ditanami berada dalam satu hamparan sehingga sangat memungkinkan untuk menerapkan metode tersebut. Program Kostratani yang telah dicanangkan akan betul-betul dilaksanakan demi terwujudkan kemajuan pertanian yang berkelanjutan,” katanya.
Menurut Dewo, inovasi-inovasi akan terus dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan untuk mendukung program pemerintah melalui para penyuluh dan menumbuhkan petani-petani millenial yang mampu mengerakkan perekonomian hingga ditingkat desa.(ND)