Genjot Populasi Sapi di NTT Kementan Gelar Gebyar Siwab
Genjot Populasi Sapi di NTT Kementan Gelar Gebyar Siwab
Pilarpertanian - Pilar – Untuk mengejar target pelaksanaan program Upsus Siwab yang tinggal 2 bulan lagi, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian terus menggenjot berbagai kegiatan. Salah satunya dengan melakukan Gebyar Siwab di Kabupaten Makala, Provinsi NTT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam acara ini dilakukan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) pada sapi milik peternak di Kabupaten Malaka NTT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pelaksanaan kegiatan IB massal di Kabupaten Malaka ini ditujukan agar sapi-sapi milik peternak menjadi bunting, sehingga akan lahir pedet-pedet yang akan menambah populasi sapi di Kabupaten ini”, kata Dirjen PKH, I Ketut Diarmita.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan ini juha merupakan rangkaian acara Launching Komoditas Ekspor Pertanian di daerah perbatasan dengan Timor Leste.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
I Ketut Diarmita menjelaskan, kegiatan IB massal dalam Gebyar Siwab ini juga bertujuan agar petugas maupun peternak termotivasi dalam pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab), yang salah satunya melalui penerapan teknologi IB.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, Provinsi NTT merupakan salah satu produsen sapi potong yang mensuplai kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek, namun dalam hal pelayanan IB, NTT merupakan salah satu daerah introduksi, yang sebagian besar wilayahnya baru diperkenalkan teknologi IB.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Disini, kata Dirjen PKH, petermak masih menggantungkan anakan dari hasil kawin alam. Ini karena hampir seluruh sistem pemeliharaan ternak sapi dan kerbau di NTT dilakukan dengan cara dilepaskan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, karena dengan sistem kawin alam yang tidak terprogram akan terjadi in breeding (kawin sedarah), sehingga terjadi penurunan mutu genetik pada ternak yang terlihat dari performans sapi-sapi yang lebih kecil”, ungkap I Ketut Diarmita.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain untuk meningkatkan mutu genetik ternak, IB pada ternak sapi merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk peningkatan populasi. ”Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data kumulatif (Januari – 10 Oktober 2017), capaian IB di Provinsi NTT sebesar 35.505 ekor atau 24,15% dari target 146.965 ekor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan capaian kebuntingan ternak Provinsi NTT di angka 79.071 ekor atau 94,39% dari target 83.770 ekor yang berasal dari kawin alam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Capaian pelaksanaan IB di Provinsi NTT masih perlu menjadi perhatian besar bagi kita semua. Dinas Peternakan provinsi utamanya Dinas Kabupaten secara aktif diharapkan dapat menjadi motor penggerak di tingkat lapangan”, himbau I Ketut Diarmita.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami juga berikan apresiasi terhadap upaya Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Kabupaten Malaka dalam meningkatkan capaian jumlah sapi yang di IB melalui kegiatan Kick Off Siwab secara serentak di 6 Desa sejak tanggal 3 Oktober 2017”, lanjutnnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari hasil Kick Off tersebut diperoleh sapi yang di IB sebanyak 145 ekor dari target 150 ekor (96,67%) di Kabupaten Malaka”, tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, sebelum adanya Upsus Siwab capaian IB di NTT hanya sekitar 5 ribu ekor per tahun. Tapi setelah ada program Upsus Siwab, sampai saat ini telah terjadi peningkatan signifikan terhadap total raihan IB di Provinsi NTT menjadi 35 ribu atau terjadi peningkatan sebesar 700%.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Diharapkan sampai dengan akhir tahun 2017 dapat mencapai 80 ribu ekor (1.600%). Hal tersebut juga telah terjadi di wilayah Indonesia Timur lainnya yang sebagian besar merupakan wilayah introduksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2017 tinggal 2 (dua) bulan lagi dan diharapkan berjalan sesuai harapan. Untuk itu, dalam acara Gebyar Siwab ini kami mengajak seluruh pihak yang hadir disini bersama-sama mewujudkan target yang telah ditetapkan sekaligus mensukseskannya”, harapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, Dirjen PKH I Ketut Diarmita juga menyarankan, dengan banyaknya limbah pertanian di Kabupaten Malaka diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan sapi potong. “Integrasi saling menguntungan dengan sub sektor lain, seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan kehutanan diharapkan dapat untuk mewujudkan sinergitas, sehingga tidak ada limbah pertanian yang terbuang percuma”, ucap I Ketut Diarmita.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Semua, kata Ketut Diamitra, bisa saling bersinergi. Limbah pertanian digunakan sebagai bahan pakan ternak, sedangkan limbah ternak digunakan sebagai sumber energi biogas dan pupuk bagi tanaman, sehingga ada nilai tambah bagi peternak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mari terus kita perjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera. Upaya yang kita lakukan merupakan salah satu bentuk pengabdian, integritas dan loyalitas kita kepada bangsa.”, tutur I Ketut Diarmita.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan meningkatnya usaha peternakan diharapkan Malaka dapat menjadi Lumbung Ternak di wilayah perbatasan, dan ke depan bisa mengarah ekspor”, pungkasnya.(AW).