Gesang, Bukti Kegigihan Petani Milenial di Tengah Covid-19
Gesang, Bukti Kegigihan Petani Milenial di Tengah Covid-19
Pilarpertanian - Sektor pertanian merupakan zona ekonomi yang paling kuat bertahan dari dampak pandemi Covid-19. Pandemi ini tidak menyurutkan semangat dan langkah seorang Petani Milenial asal Bengkayang.
Kondisi saat ini mereka anggap sebagai peluang, karena laju pertumbuhan ekonomi global anjlok hingga ke level negatif tahun ini. Bahkan beberapa Negara besar telah tumbang dihantam resesi ekonomi.
Kementan berkomitmen serius untuk mencetak wirausahwan muda pertanian guna percepatan regenerasi petani. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini generasi milenial yang terjun di sektor pertanian, berpeluang memiliki kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. “Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” ujar SYL optimis.
Sejalan dengan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi tak hentinya memberikan motivasi kepada para petani milenial.
“Dalam masa Covid-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial khususnya di bidang produksi on-farm,” terang Dedi.
Dedi juga menambahkan bahwa data yang ada saat ini terdapat 33,4 juta petani di Indonesia, hanya 9% atau 2,5 juta yang berusia muda. Sementara itu, sebanyak 91% didominasi oleh petani berusia tua. Sudah saatnya tongkat estafet pembangunan pertanian di ambil alih oleh generasi milenial.
“Salah satunya melalui peran penting Kostratani yaitu menumbuhkan petani pengusaha milenial. Caranya, dengan peningkatan kapasitas pemuda perdesaan di bidang pertanian, juga pengembangan wirausahawan muda perdesaan. Selain itu, Kementan juga memfasilitasi akses permodalan,” tutup Dedi.
Ialah Gesang Mitro Waluyo, salah satu Petani Milenial asal Bengkayang Kalimantan Barat. Ia terus melakukan produksi dan mengekspor hasil pertaniannya ke negeri Jiran Malaysia. Produk utamanya ialah sayuran dan hortikultura.
“Salah satu komoditas unggulan yang kami usahakan ialah bengkuang. Bengkuang menjadi ladang usaha bagi kelompok Agro Tujuh Belas Mandiri yang dikelola dan sudah ekspor ke Sarawak,” ujarnya.
Ia mengawali usaha tani pada 2013. Usaha tani yang dikelola antara lain bengkuang, budidaya sayuran, penggemukan sapi, bebek petelur dan tanaman hortikultura lainnya.
Untuk produksi kelompok, Ia mengekspor ke pasar Serikin – Serawak Malaysia dengan jumlah bengkuang 20 ton per bulan, tomat 2 ton per minggu, ubi rambat ungu 5 ton per minggu, timun 2 ton per minggu dan produk pertanian lainnya.
“Volume ekspor yang saya lakukan terbilang cukup besar. Itu tentu peluang besar juga bagi petani,” kata dia.
Gesang menjadi salah satu figur Petani Milenial sesuai dengan program Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat pengukuhan Duta Petani Milenial. Mentan mengatakan, anak muda yang mau terjun di bidang pertanian berpeluang memiliki kehidupan dan ekonomi lebih baik.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Petani Milenial diharapkan mampu menarik generasi milenial lainnya untuk ikut berwirausaha pertanian.
Di tengah banyaknya perusahaan perkebunan yang berdiri di Kalimantan Barat, Gesang lebih memilih untuk menggeluti usaha pertanian dan mendirikan Lembaga P4S di tahun 2019.
Gesang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang dan Institusi Pendidikan dalam mendidik dan membimbing berbagai peserta magang dari sekolah ataupun petani yang ada di Bengakayang melalui Lembaga P4S Agro Tujuh Belas Mandiri.
Melalui lembaga P4S, Gesang bermitra dengan pemerintah, sekolah dan stake holder lainnya dalam membentuk kemampuan SDM petani termasuk petani milenial yang lebih siap berkontribusi produktif di sektor pertanian.(ND)