Hadapi Masa Tanam, Kementan Perkuat SDM Pertanian dan Sarana Prasarana
Hadapi Masa Tanam, Kementan Perkuat SDM Pertanian dan Sarana Prasarana
Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tengah menggiatkan percepatan tanam. Dirinya menyebutkan pemerintah siap memenuhi berbagai kebutuhan masa tanam, dari mulai pupuk, benih, hingga solar selain memperkuat sumber daya manusia (SDM) pertanian.
“Dari beberapa kunjungan kami ke daerah salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah pupuk. Untuk itu Kementan nengambil langkah strategis dengan menggunakan KTP sebagai metode pembelian pupuk bersubsidi di samping kartu tani”, ungkap Mentan.
Hal tersebut merupakan salah satu langkah cepat dalam mengatasi permasalahan para petani mengakses pupuk bersubsidi sebagai bentuk kehadiran negara kepada petani. Selain itu Kementan telah mengusulkan tambahan anggaran pupuk bersubsidi.
“Saya sampaikan kepada Bapak Presiden dan Alhamdulillah beliau mendengar masukan dari petani dan telah menyetujui penambahan anggaran Rp14 triliun,” sebut Amran.
Presiden Jokowi juga menyampaikan kepada Amran untuk memastikan pupuk sampai kepada petani.
“Dalam waktu satu minggu, surat mengenai alokasi pupuk bersubsidi terbaru akan sampai ke tingkat pemerintah daerah dan akan diturunkan kepada penyuluh dan petani. Ada stok pupuk 1,7 juta ton di pengecer Indonesia. Jadi tidak perlu ragu soal ketersediaan pupuk untuk masa tanam ini,” jelas Amran.
Menurut Amran, pemerintahan Presiden Jokowi telah berkomitmen untuk memperkuat kemampuan produksi petani, apalagi saat ini tengah terjadi krisis pangan di banyak negara dunia. Sehingga Indonesia perlu meningkatkan kemandirian pangan.
“Saya meminta semua bekerja sama untuk bisa meningkatkan produksi. Kita saat ini sedang dihadapkan pada krisis pangan dunia. Jadi kita harus bisa meningkatkan kemandirian kita,” ungkap Amran.
Amran sendiri menargetkan peningkatan produksi padi dan jagung yang signifikan untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi ini merupakan salah satu provinsi sentra produksi nasional dengan padi gabah kering giling (GKG) pada 2023 sebanyak 4.943.096 ton dengan luas baku sawah 654.818 hektare. Sementara untuk jagung, produksi untuk tahun 2023 mencapai 1.004.275 ton.
Khusus untuk Jeneponto, Amran menargetkan peningkatan hingga 30 persen. Hingga saat ini, Kabupaten Bone masih menjadi kabupaten teratas untuk penghasil beras di Sulawesi Selatan dengan produksi 2023 sebesar 861.230 ton.
Hadir bersama Mentan pada kegiatan Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani Kabupaten Gowa, Takalar, Bantaeng, Bulukumba, Selayar dan Jeneponto, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi serta beberapa pejabat Kementan, Pemerintah Provinsi, Kabupaten Kota hingga TNI dan stakeholder lainnya.
Menurutnya, pembangunan pertanian tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meningkatkan daya saing produk pertanian. Kalau produk pertaniannya berdaya saing berarti petaninya juga harus berdaya saing. Dan jika petaninya dituntut untuk bisa berdaya saing, berarti penyuluhnya juga harus berdaya saing. “Tidak mungkin jika penyuluhnya biasa saja, namun bisa menghasilkan petani yang berdaya saing, itu mimpi”, imbuh Dedi.
Pembangunan pertanian wajib diawali dari penyuluhnya yang berdaya saing. Program pendidikan Rekognisi Pembelajaran Lampau adalah salah satu cara untuk menggenjot kemampuan para penyuluh agar dapat menjadi penyuluh yang profesional dan menguasai substansi dari permasalahan di lapangan. Penyuluh yang dapat memberi solusi kepada petani dalan segala hal dan kondisi.
Dedi juga menghimbau kepada para penyuluh untuk dapat mengawal petani supaya bijak dalam penggunaan pupuk berimbang, menggunakan bibit dan benih yang berkualitas, serta memperhatikan nutrisi tanaman/pakan ternak untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Terakhir Dedi menekankan poin penting yang harus selalu diingat oleh para penyuluh dalam membuat produksi pertanian memiliki daya saing, yaitu genjot daya saing produk pertanian kita. “Caranya? tingkatkan produktivitasnya, perbaiki kualitasnya, tekan ongkos produksinya dengan mengimplementasikan teknologi IoT”, tandas Dedi.
Pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 10 ribu insan pertanian yang terdiri dari penyuluh, petani, petani milenial, distributor dan agen pupuk, petani milenial, Babinsa dan Babinkamtibmas.(ES/ND)